ilustrasi iritasi tenggorokan (freepik.com/8photo)
Batuk merupakan salah satu refleks yang dianggap normal dan sehat. Batuk dapat membantu tubuh dalam membersihkan saluran napas dari lendir, asap, maupun iritan lainnya. Namun, jika batuk terjadi secara terus-menerus tentunya akan masalah yang serius. Batuk dapat mengganggu tidur, beraktivitas, bahkan berpuasa.
Batuk saat berpuasa dapat diakibatkan karena tenggorokan kurang terhidrasi dengan baik. Selama berpuasa tubuh tidak mendapatkan cairan yang cukup selama berjam-jam. Hal ini memicu produksi lendir di saluran pernapasan berkurang dan menyebabkan tenggorokan kering serta mudah teriritasi.
Sebuah studi dalam jurnal Pediatric Allergy, Immunology, and Pulmonology yang dipublikasikan tahun 2020 menyatakan, menjaga kelembapan saluran pernapasan sangat penting untuk menjaga fungsi pertahanan tubuh dari infeksi dan iritasi. Jika tubuh tidak mendapatkan cairan yang cukup, saluran pernapasan akan lebih rentan terhadap iritasi yang memicu batuk.
Selain dehidrasi, perubahan pola makan saat berpuasa juga dapat memicu batuk. Konsumsi makanan pedas, berminyak, atau terlalu panas saat berbuka maupun sahur dapat menyebabkan iritasi pada tenggorokan dan naiknya refluks asam lambung (gastroesophageal reflux disease atau GERD).
Menurut penelitian yang dipublikasian dalam Journal of Clinical Medicine tahun 2025 menyebutkan bahwa penyakit refluks gastroesofageal (GERD) dapat memicu batuk kronis karena asam lambung yang naik ke kerongkongan dapat merangsang refleks batuk. Oleh karena itu, selektif dalam memilih makanan saat berbuka dan sahur sangat penting untuk mencegah munculnya batuk saat berpuasa.
Faktor lainnya yang dapat menyebabkan batuk saat puasa adalah adanya paparan alergen dan polusi udara. Selama bulan Ramadan, aktivitas di luar ruangan tentunya tetap berjalan seperti biasa, yang berarti bahwa paparan iritan seperti debu, asap kendaraan, asap rokok, polutan, dan aerosol tetap tinggi.
Penelitian dalam International Journal of Enviromental Research and Public Health tahun 2021 menunjukkan bahwa paparan alergen dan polutan udara dapat menjadi pemicu iritasi pada saluran pernapasan, yang pada gilirannya berdampak pada batuk kering dan berdahak. Bagi penderita alergi atau asma, kondisi ini bisa menjadi lebih buruk selama puasa karena terbatasnya waktu untuk mengonsumsi obat atau air untu hidrasi tubuh dengan baik.