ilustrasi bawang putih (pexels.com/Karolina Grabowska)
Bawang putih mengandung senyawa belerang, beberapa di antaranya adalah diallyl thiosulfinate (allicin), diallyl trisulfide, allyl methyl trisulfide, dan diallyl disulphide. Beberapa senyawa tersebut memiliki sifat antiinflamasi dan efek imunomodulator, sehingga membuat bawang putih digunakan sebagai pengobatan lokal maupun sistemik di beberapa negara, terutama di Asia dan Eropa Timur.
Dilansir Medscape, bawang putih segar termasuk alergen dan dan penyebab iritasi yang sering menyebabkan luka bakar jika dioleskan pada kulit yang luka. Ini menyebabkan menempelkan bawang putih menimbulkan luka bakar dan menyebabkan reaksi hipersensitivitas berupa dermatitis kontak pada mereka yang sensitif. Kandungan pada bawang putih yang menyebabkan iritasi kulit adalah diallyl disulfide, allylpropyl disulfide, dan allicin.
Anggapan bahwa bawang putih dapat mengobati kutil dan kutil kelamin adalah tidak benar. Belum ada bukti ilmiah bahwa bawang putih efektif mengobati kutil maupun kutil kelamin. Beberapa kandungan bawang putih bersifat iritan, sehingga menggunakannya di kulit justru dapat meningkatkan risiko iritasi kulit, terutama bagi yang sensitif terhadap kandungan bawang putih.
Bahkan, kulit pada area kelamin lebih sensitif sehingga menggunakan bawang putih pada kutil kelamin dapat memperburuk kutil yang telah ada. Jika kutil dirasa mengganggu, terasa nyeri, atau kutil berada di area kelamin, maka disarankan menemui dokter.