ilustrasi kue dengan toping gula dan sirup (pexels.com/Skyler Ewing)
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, HFCS yang umumnya digunakan sebagai gula tambahan adalah HFCS 42 (42 persen) atau HFCS 55 (55 persen). Artinya, kandungan fruktosanya tidak jauh berbeda dengan yang terdapat dalam gula meja.
Untuk alasan ini, laman FDA menyebutkan bahwa HFCS tidak lebih berbahaya daripada gula lainnya. Ini hampir sama dengan jenis gula yang sering kita temukan di meja makan kita, meskipun penelitian mengenai hal ini sedang berlangsung.
Namun, berbeda halnya jika kamu membandingkan HFCS 90 atau yang mengandung fruktosa 90 persen dengan gula biasa. HFCS 90 jelas lebih buruk jika dibandingkan dengan gula meja karena konsumsi fruktosa berlebihan bisa sangat berbahaya. Untungnya, penggunaan jenis ini sangat jarang karena rasanya yang luar biasa manis.
Dibanding gula biasa, HFCS lebih manis dan mudah diserap oleh tubuh. Kekhawatiran akan dampak buruk ini datang dari fakta bahwa hanya sel-sel hati yang bisa memproses fruktosa.
Saat kita mengonsumsi fruktosa, bahan ini langsung masuk ke dalam hati dan mulai memproduksi lemak. Ini dapat memicu produksi trigliserida dan kolesterol. Mark Hyman, MD, ahli pengobatan fungsional menjelaskan bahwa HFCS juga meningkatkan nafsu makan, obesitas, peradangan, trigliserida tinggi, dan meningkatkan semua lemak di hati. Bahkan, ini juga bisa menyebabkan fibrosis, seperti dilansir Cleveland Clinic.
Menambahkan dari Everyday Health, pola makan tinggi gula dalam bentuk apa pun dapat meningkatkan risiko kesehatan seperti resistansi insulin (pendahulu diabetes tipe 2), tekanan darah tinggi, dan kadar trigliserida tinggi dalam darah. Semua kondisi ini dapat memicu penyakit jantung dan masalah kesehatan lainnya.