Di masa pandemi penyakit virus corona baru (COVID-19), sudah lebih dari setahun kita beradaptasi dengan kebiasaan serba "di rumah". Dari pagi ketemu malam, rumah adalah "dunia" kecil kita.
Saat kebosanan melanda, pelarian utama kita tidak lain dan tidak bukan adalah berselancar di media sosial dalam smartphone. Malah, bukan tidak mungkin media sosial adalah "ladang rezeki" bagi beberapa orang.
Namun, semakin lama kita "tenggelam", kok rasa bosan tersebut malah berganti jadi rasa sedih? Dari menonton "drama" antara selebritas hingga membaca komentar tajam, hal-hal ini jadi "bahan bakar" untuk emosi negatif yang justru bikin kecanduan. Tetapi, sering kali seseorang bisa mengalami overthinking hingga insecurity karenanya!
Tidak jarang kita mendengar kasus bunuh diri masyarakat biasa hingga figur publik karena dihujani komentar pedas di media sosial. Inilah fenomena yang tengah dikeluhkan oleh sebagian besar orang! Apakah secara tidak langsung media sosial berhubungan dengan kesehatan mental? Simak pembahasannya berikut ini.