Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Benarkah Merokok Meningkatkan Kolesterol? Perlu Waspada!

ilustrasi merokok (pixabay.com/geralt)

Sudah rahasia umum bahwa merokok memberikan dampak negatif pada tubuh. Efek buruknya bukan hanya berlaku untuk perokok aktif, tetapi juga orang-orang di sekitar perokok yang menghirup asap rokok.

Umumnya, merokok sering dikaitkan dengan gangguan sistem respirasi. Padahal, kebiasaan buruk ini juga mengganggu metabolisme tubuh lainnya. 

Beberapa literatur menyebutkan bahwa ada hubungan antara kolesterol dengan rokok. Seperti apa hubungannya? Yuk, simak jawabannya!

1. Apa itu kolesterol?

ilustrasi kolesterol (freepik.com/rawpixel.com)

Sebagian orang beranggapan kolesterol itu jahat. Padahal, tidak juga. Kolesterol adalah substansi lemak yang dibutuhkan oleh tubuh untuk membentuk sel, hormon, serta beberapa hormon. Kolesterol bersumber dari produksi hati dan makanan yang kita konsumsi.

Kolesterol cukup bermanfaat bagi tubuh, jika jumlahnya berlebihan penyakit kian bertumbuh. Sejatinya, kolesterol dibagi menjadi tiga jenis antara lain:

  • Low-density lipoprotein (LDL) yang identik disebut kolesterol jahat. Kolesterol jenis ini menumpuk pada arteri dan membuat sempit jalurnya, sehingga meningkatkan beragam penyakit.
  • High-density lipoprotein (HDL), yaitu kolesterol baik yang membawa LDL untuk diproses di hati.
  • Trigliserida adalah lemak yang terbentuk dari kelebihan kalori. Jenis kolesterol ini perlu diwaspadai. 

2. Mengapa merokok berbahaya?

ilustrasi bahaya merokok (pexels.com/Arzella BEKTAŞ)

Beragam alasan di balik keinginan orang merokok misalnya ingin dianggap keren, penghilang penat, atau pengaruh orang sekitar. Mirisnya, merokok kini tidak cuma dinikmati oleh orang dewasa. Di media sosial, sudah dilaporkan ada bocah berseragam merah putih mengisap rokok batangan.

Efek buruk rokok mudah sekali dirasakan orang dewasa, apalagi asap yang terhirup kelompok rentan (ibu hamil, anak-anak, bayi).

Edukasi kesehatan bahaya rokok sudah banyak beredar, termasuk peringatan gambar di bungkus rokok. Meski demikian, ini dianggap tidak cukup dan perlu kolaborasi dari berbagai pihak dan regulasi yang lebih ketat.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention, merokok dapat menyebabkan beberapa penyakit, seperti:

  • Kanker.
  • Gangguan jantung.
  • Penyakit saluran napas.
  • Stroke.
  • Diabetes melitus.
  • Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
  • Emfisema.
  • Bronkitis kronis.

3. Pengaruh merokok terhadap kadar kolesterol

ilustrasi efek merokok ke kolesterol darah (pexels.com/Towfiqu barbhuiya)

Sebatang rokok efeknya tidak main-main. Bukan hanya paru-paru saja yang merasakan dampak asap rokok, tetapi kadar kolesterol jahat ikut naik.

Mengutip Healthline, berbagai zat yang dikeluarkan oleh rokok yang dibakar bisa berefek buruk pada tubuh, seperti:

  • Penurunkan kadar HDL.
  • Kolesterol jahat (LDL) meningkat.
  • Pengentalan darah.
  • Sel pelapis pembuluh darah menjadi rusak.
  • Pembuluh darah menebal dan jalur lewat darah lebih sempit.

Asap tembakau tinggi akan kandungan akrolein. Dilansir Verywell Health, akrolein mengganggu struktur molekul LDH dan rentan oksidasi. Sistem kekebalan tubuh menyerang LDL karena tidak mengenali perubahan strukturnya, sehingga timbul peradangan dan penumpukan plak. 

4. Respons tubuh setelah berhenti merokok

ilustrasi respon tubuh berhenti merokok (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Tidak merokok adalah pilihan terbaik untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan hidup. Sebelum penyakit menyerang, tidak ada kata terlambat untuk berhenti merokok.

Inilah hal-hal baik yang terjadi pada tubuh kamu ketika berhenti merokok, yang dijelaskan oleh Heart UK:

  • Kurun waktu beberapa jam: Detak jantung berangsur normal dan zat-zat kimia dikeluarkan tubuh.
  • Selang beberapa hari: Organ penciuman menjadi lebih baik dan peka.
  • Kurun waktu beberapa minggu: Darah lebih encer dan risiko gangguan jantung menurun.
  • Selang beberapa bulan: Peredaran darah kembali membaik ditambah olahraga badan menjadi bugar.
  • Waktu satu tahun: Batuk dan mengi akan berkurang karena udara segar banyak terhirup.
  • Setelah satu tahun: Risiko penyakit jantung berkurang. Setelah 15 tahun, paru-paru kembali bersih seperti orang tidak merokok.

Merokok berpengaruh terhadap kenaikan kolesterol dalam darah. Merokok atau tidak itu memang pilihan. Namun, kamu tentunya tetap ingin tetap memiliki badan sehat, panjang umur, dan tidak dihantui penyakit, kan?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us