ilustrasi pemanis (unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)
Dilansir NCI, studi tahun 1970-an dilakukan terhadap tikus di laboratorium dan mengaitkan antara sakarin dengan perkembangan kanker kandung kemih, terutama pada tikus jantan. Namun, hasil studi mekanistik, yaitu studi untuk meneliti bagaimana suatu zat bekerja di dalam tubuh, menunjukkan bahwa sakarin menyebabkan kanker hanya berlaku pada tikus.
Selain itu, studi epidemiologi pada manusia juga tidak menunjukkan bukti yang konsisten mengenai hubungan antara sakarin dengan kejadian kanker kandung kemih.
Sebelumnya, sakarin terdaftar sebagai zat yang diantisipasi menjadi karsinogen pada manusia sejak tahun 1981. Setelah dilakukan penelitian lebih lanjut, disebutkan bahwa tumor kandung kemih pada tikus disebabkan oleh mekanisme yang tidak relevan pada manusia, serta tidak ada bukti yang jelas bahwa sakarin menyebabkan kanker pada manusia. Maka dari itu, sakarin telah dihapuskan dari Laporan Program Toksikologi Nasional Amerika Serikat sebagai karsinogen pada tahun 2000.