ilustrasi pasien COVID-19 (unsplash.com/Mufid Majnun)
Paparan polusi udara dalam jangka panjang dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh, sehingga membuat seseorang menjadi lebih rentan terkena penyakit pernapasan. Dengan adanya penurunan sistem imun, maka ini dapat meningkatkan risiko keparahan pada orang yang terinfeksi COVID-19.
Studi dari Harvard T.H. Chan School of Public Health, Amerika Serikat, menemukan hubungan antara paparan polusi udara dalam jangka panjang dengan peningkatan kasus kematian hingga 11 persen akibat infeksi COVID-19, untuk setiap peningkatan cemaran udara sebesar 1 mikrogram per meter kubik.
Meskipun dalam penelitian tersebut tidak menunjukkan polusi udara memengaruhi kematian secara langsung, tetapi penelitian tersebut menunjukkan adanya hubungan antara paparan polusi udara dalam jangka panjang dengan peningkatan kasus kematian akibat COVID-19.
Kesimpulannya, kabar mengenai COVID-19 disebabkan oleh polusi udara adalah tidak benar. COVID-19 tidak disebabkan oleh polusi udara, melainkan oleh virus corona SARS-CoV-2. Namun, adanya polusi udara dapat memperburuk kondisi infeksi COVID-19 dan menyebabkan penyakit yang lebih parah.