ilustrasi kemasan kaleng (freepik.com/freepik)
Makanan kaleng mungkin tampak praktis, tetapi lapisan dalam kalengnya bisa menjadi sumber paparan mikroplastik.
Sebelumnya, lapisan kaleng banyak mengandung bisphenol A (BPA), bahan yang dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan. Kini, banyak produsen beralih ke akrilik atau poliester epoksi bebas BPA, tetapi bahan ini juga belum terbukti sepenuhnya aman karena tetap mengandung mikroplastik.
Paparan mikroplastik dari makanan kaleng bisa meningkat seiring waktu, terutama jika kaleng disimpan dalam kondisi panas atau penyok. Untuk mengurangi risiko, pertimbangkan untuk memilih makanan segar atau kemasan alternatif.
Mikroplastik telah menyusup ke berbagai aspek kehidupan, termasuk peralatan dan bahan dapur yang sering kita gunakan. Dari peralatan masak anti lengket hingga makanan kaleng, paparan mikroplastik bisa terjadi tanpa disadari.
Referensi
Nihart, Alexander J., Marcus A. Garcia, Eliane El Hayek, Rui Liu, Marian Olewine, Josiah D. Kingston, Eliseo F. Castillo, et al. “Bioaccumulation of Microplastics in Decedent Human Brains.” Nature Medicine, February 3, 2025.
"Safer storage: Avoiding microplastic concerns while managing holiday leftovers". Diakses Februari 2025. Environmental Working Group.
Ali, Tooba, Ashna Habib, Fiza Muskan, Sadia Mumtaz, and Ramsha Shams. “Health Risks Posed by Microplastics in Tea Bags: Microplastic Pollution – a Truly Global Problem.” International Journal of Surgery 109, no. 3 (March 1, 2023).
Hee, Yet Yin, Keith Weston, and Suhaimi Suratman. “The Effect of Storage Conditions and Washing on Microplastic Release from Food and Drink Containers.” Food Packaging and Shelf Life 32 (February 7, 2022).
Aragaw, Tadele Assefa. “Sustainable Management of Drinking Plastic Straws Is Required to Reduce Plastic Pollution: Are We Using Them More during COVID-19?” Journal of Hazardous Materials Advances 12 (June 2, 2023).
"BPA Update: Tracking the Canned Food Phaseout". Diakses pada Februari 2025. Environmental Working Group.