Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi membaca berita di internet (unsplash.com/LinkedIn Sales Solutions)

Kamu sadar nggak, saat kita sudah memercayai suatu hal, kita cenderung mencari informasi apa pun yang ada kaitannya atau mendukung hal tersebut dan mengabaikan hal lainnya yang tidak sesuai keyakinan kita.

Misalnya, kita percaya bahwa Bumi itu bulat atau orang kidal itu lebih kreatif. Maka, kita akan menaruh perhatian lebih atau fokus pada bukti atau informasi yang mendukung keyakinan tersebut dan menutup mata pada hal atau informasi yang menentangnya.

Dalam istilah psikologi, fenomena ini dikenal sebagai bias konfirmasi atau confirmation bias. Faktanya, kita semua memiliki bias ini. Apa, sih, yang mendasari pemikiran bias konfirmasi? Berikut ulasan lengkapnya!

1. Apa itu bias konfirmasi?

ilustrasi pencarian google (unsplash.com/Firmbee.com)

Bias konfirmasi adalah kecenderungan seseorang dalam mengumpulkan, menafsirkan, dan mengingat informasi berdasarkan pada hal atau konsep yang telah dipercayai. Sementara itu, informasi yang bertentangan atau berlawanan dengan keyakinannya akan ditolak, diabaikan, atau diberi sedikit perhatian.

Seseorang yang mendukung atau menentang suatu masalah, mereka tidak hanya akan mencari informasi yang mendukung gagasannya, tetapi juga akan menafsirkan informasi yang ada dengan cara yang menjunjung tinggi ide-ide tersebut.

Bias yang juga disebut "bias sisi saya" ini terjadi karena pengaruh langsung dari keinginan atas keyakinan. Ini adalah bias yang paling kuat dan berbahaya dalam ilmu psikologi, karena kebanyakan orang tidak sadar melakukannya dan ini ada dalam pengambilan keputusan sehari-hari.

2. Contoh bias konfirmasi dalam praktik sehari-hari

Editorial Team

Tonton lebih seru di