Mengenal Bias Konfirmasi, Kecenderungan Melihat Hal secara Subjektif 

Hanya percaya pada hal yang diyakini

Kamu sadar nggak, saat kita sudah memercayai suatu hal, kita cenderung mencari informasi apa pun yang ada kaitannya atau mendukung hal tersebut dan mengabaikan hal lainnya yang tidak sesuai keyakinan kita.

Misalnya, kita percaya bahwa Bumi itu bulat atau orang kidal itu lebih kreatif. Maka, kita akan menaruh perhatian lebih atau fokus pada bukti atau informasi yang mendukung keyakinan tersebut dan menutup mata pada hal atau informasi yang menentangnya.

Dalam istilah psikologi, fenomena ini dikenal sebagai bias konfirmasi atau confirmation bias. Faktanya, kita semua memiliki bias ini. Apa, sih, yang mendasari pemikiran bias konfirmasi? Berikut ulasan lengkapnya!

1. Apa itu bias konfirmasi? 

Mengenal Bias Konfirmasi, Kecenderungan Melihat Hal secara Subjektif ilustrasi pencarian google (unsplash.com/Firmbee.com)

Bias konfirmasi adalah kecenderungan seseorang dalam mengumpulkan, menafsirkan, dan mengingat informasi berdasarkan pada hal atau konsep yang telah dipercayai. Sementara itu, informasi yang bertentangan atau berlawanan dengan keyakinannya akan ditolak, diabaikan, atau diberi sedikit perhatian.

Seseorang yang mendukung atau menentang suatu masalah, mereka tidak hanya akan mencari informasi yang mendukung gagasannya, tetapi juga akan menafsirkan informasi yang ada dengan cara yang menjunjung tinggi ide-ide tersebut.

Bias yang juga disebut "bias sisi saya" ini terjadi karena pengaruh langsung dari keinginan atas keyakinan. Ini adalah bias yang paling kuat dan berbahaya dalam ilmu psikologi, karena kebanyakan orang tidak sadar melakukannya dan ini ada dalam pengambilan keputusan sehari-hari.

2. Contoh bias konfirmasi dalam praktik sehari-hari 

Mengenal Bias Konfirmasi, Kecenderungan Melihat Hal secara Subjektif unsplash.com/Roland Samuel

Kalau kamu perhatikan, sekarang di media sosial ramai perdebatan tentang vaksin sebagai salah satu langkah pencegahan penyakit. Kelompok yang mendukung atau setuju tentu akan mencari informasi, baik berita maupun opini yang menegaskan atau mengonfirmasi keyakinannya itu.

Ketika mendengar berita peningkatan penularan penyakit di media, mereka akan menafsirkannya dengan cara yang mendukung sudut pandangnya tersebut.

Sementara itu, pada kelompok yang tidak percaya akan efektivitas vaksin dalam mencegah penyakit, mereka pun akan mencari informasi yang selaras dengan pandangannya dan menafsirkan informasi yang diperoleh sesuai keyakinannya.

Itu sekadar contoh, bahwa ada dua pandangan berbeda untuk satu subjek yang sama, di mana masing-masing orang akan cenderung mengolah atau memproses informasi sesuai dengan apa yang telah diyakini sebelumnya.

Baca Juga: Hindsight Bias, Kecenderungan Memprediksi Kejadian dari Pengalaman 

3. Mengapa manusia rentan melakukan bias konfirmasi? 

Mengenal Bias Konfirmasi, Kecenderungan Melihat Hal secara Subjektif unsplash.com/Scott Graham

Terdapat beberapa hal yang menyebabkan manusia memiliki kecenderungan bias konfirmasi, di antaranya:

  • Bias konfirmasi adalah cara efisien mengolah informasi. Di era digital, terutamanya, penyebaran informasi terjadi dengan sangat masif, bahkan seolah kita dibombardir dengan beragam informasi setiap detiknya. Ini tidak mungkin bagi orang untuk meluangkan waktu memproses setiap informasi dengan hati-hati untuk membentuk kesimpulan yang tidak bias, sehingga menyebabkan kecenderungan melakukan bias ini.
  • Melindungi harga diri. Ketika seseorang memercayai satu hal dan menemukan bahwa keyakinannya tidak tepat, itu akan membuat mereka terlihat buruk. Oleh karena itu, mereka akan cenderung mencari berbagai informasi yang mendukung keyakinannya untuk menunjukkan bahwa pandangan yang dimilikinya tepat.
  • Akurasi. Kebanyakan orang pasti ingin terlihat cerdas, sehingga memiliki informasi yang tidak akurat akan membuatnya terlihat kurang cerdas.
  • Kecenderungan mencari contoh positif. Misalnya dalam menentukan hipotesis, kita cenderung mencari bukti positif yang mendukung atau menegaskan bahwa hipotesis tersebut benar.

4. Adakah dampak positif dan negatif bias konfirmasi? 

Mengenal Bias Konfirmasi, Kecenderungan Melihat Hal secara Subjektif ilustrasi perempuan bekerja dengan laptop (pixabay.com/stokpic)

Bias konfirmasi memang penting untuk menguatkan data atau informasi dalam pengambilan keputusan. Namun, ini juga dapat membuat kita tidak bisa melihat situasi secara objektif dan mengabaikan informasi atau tanda peringatan penting lainnya.

Di mana pada gilirannya, ini dapat membuat kita mengambil keputusan yang berisiko atau mengarah pada pengambilan keputusan yang buruk atau salah.

5. Cara mencegah bias konfirmasi 

Mengenal Bias Konfirmasi, Kecenderungan Melihat Hal secara Subjektif ilustrasi diskusi (unsplash.com/Icons8 Team)

Kita mungkin tidak bisa menghilangkan bias ini dalam hidup. Namun, kita dapat berusaha mengenalinya dengan menantang diri sendiri untuk penasaran pada pandangan lain yang bertentangan dengan keyakinan kita. Semakin kuat perasaan tentang suatu masalah, semakin besar kemungkinan bias konfirmasi terjadi.

Mencari penjelasan yang bersaing dan sudut pandang alternatif dengan pikiran terbuka akan membantu kita melihat masalah dan keyakinan lebih baik dari perspektif lain.

Itulah penjelasan singkat tentang bias konfirmasi. Meskipun ini alamiah terjadi dalam diri kita, berusaha menyadari keberadaannya dapat membantu meminimalkan pengambilan keputusan atau kesimpulan yang salah.

Baca Juga: Self-Serving Bias: Menyalahkan Orang Lain atas Kegagalan Diri Sendiri 

Dwi wahyu intani Photo Verified Writer Dwi wahyu intani

@intanio99

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya