Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi perempuan naik gunung (unsplash.com/Holly Mandarich)

Bagi perempuan yang hobi mendaki gunung, salah satu dilema terbesar adalah mengenai haid. Bukan hanya concern mengenai rasa sakit saat menstruasi, kepercayaan yang beredar mengenai hal ini juga banyak. Ada yang bilang, perempuan haid mudah diserang hewan buas saat berada di alam terbuka, dianggap "kotor", dan lain sebagainya.

Namun pertanyaannya, kalau dilihat dari sisi medis, bolehkah naik gunung saat haid? Apakah perempuan yang sedang menstruasi dilarang mendaki? Yuk, kita bedah faktanya di sini!

1. Mitos seputar mendaki gunung saat haid

ilustrasi naik gunung (unsplash.com/Daniel Llorente)

Di Indonesia, ada banyak banget mitos seputar haid yang dipercaya banyak orang, termasuk tentang boleh atau tidaknya perempuan mendaki gunung saat sedang menstruasi. Beberapa di antaranya bahkan dikaitkan dengan hal-hal supranatural yang sulit untuk dijelaskan secara ilmiah. 

Dua mitos tentang mendaki saat haid yang banyak dipercaya adalah mengenai risiko hewan buas dan makhluk halus. Banyak orang percaya darah haid bisa mengundang hewan buas sehingga membahayakan keselamatan saat mendaki gunung. Selain itu, perempuan yang haid dianggap "kotor" dan rawan "ditempeli" dan diganggu oleh makhluk halus di gunung. 

Sementara itu, dari sisi fisik, sering kali perempuan yang sedang haid dinilai tidak akan kuat naik gunung. Ada pula yang beranggapan bahwa rasa sakit akan semakin parah karena aktivitas fisik tersebut. Anggapan-anggapan ini sering kali menyurutkan niat perempuan yang ingin naik gunung. Tak sedikit dari mereka yang akhirnya memutuskan untuk menunda hiking karena sedang menstruasi. 

2. Dari segi medis, bolehkah naik gunung saat haid?

Editorial Team

Tonton lebih seru di