Bukti Jahe Bisa Efektif Hilangkan Mual

Rimpang jahe (Zingiber officinale) telah digunakan sejak zaman dahulu sebagai obat tradisional untuk menyembuhkan masalah pencernaan. Bahan paling aktif dalam jahe adalah bahan yang terasa pedas, terutama adanya senyawa gingerol dan shogaol.
Berbagai studi praklinis dan klinis telah mengevaluasi manfaat jahe sebagai pengobatan yang efektif dan aman untuk rasa mual.
1. Studi ilmiah di balik jahe dan rasa mual
Jahe tersedia dalam bentuk ekstrak, tingtur, tablet isap, suplemen, dan teh. Ada juga bentuk kristal yang dimasukkan sebagai bahan tambahan dalam minuman untuk penguat rasa.
Jahe terbukti dapat meredakan rasa mual dengan bekerja langsung pada perut dan diduga dapat meningkatkan pergerakan saluran pencernaan.
Sebuah tinjauan sistematis menemukan bahwa jahe memiliki manfaat dalam menangani rasa mual pada ibu hamil (Journal of Obstetrics and Gynecology, 2020).
Ada juga studi yang mengukur lima uji klinis (dengan total 363 pasien), yang mana para peneliti menyimpulkan bahwa mengonsumsi jahe lebih efektif daripada plasebo dalam mengatasi mual dan muntah pascaoperasi (American Journal of Obstetrics and Gynecology, 2006).
Jahe juga dipercaya memiliki manfaat dalam mengurangi atau menghilangkan mual dan muntah yang berhubungan dengan pengobatan kemoterapi. Studi terhadap perempuan pasien kanker payudara stadium lanjut menemukan bahwa prevalensi mual lebih rendah pada kelompok yang diberikan jahe 6 hingga 24 jam pasca kemoterapi (Integrated Cancer Therapy, 2012).
Meski demikian, studi lainnya tidak menemukan hubungan antara jahe dan mual akibat kemoterapi (Journal of the Academy of Nutrition and Dietetics, 2019). Namun, para peneliti mencatat bahwa suplementasi jahe bermanfaat untuk muntah dan kelelahan akibat kemoterapi.