Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Cara Mencegah Heat Stroke kala Mendaki saat Cuaca Panas

ilustrasi mendaki (pexels.com/Katya Wolf)
ilustrasi mendaki (pexels.com/Katya Wolf)
Intinya sih...
  • Air sangat penting untuk pendakian apa pun musimnya, tetapi sangat penting dalam cuaca panas.
  • Meskipun minum dapat membantu menurunkan suhu tubuh, tetapi penting untuk menyeimbangkan asupan air dengan banyak garam dan elektrolit.
  • Berpakaian yang tepat sangat penting untuk keamanan dan kenyamanan saat mendaki.

Musim kemarau jadi waktu terbaik untuk mendaki gunung karena jalur lebih kering, cuaca cerah, dan pemandangan cenderung lebih jelas tanpa terhalang kabut atau hujan. Namun, di balik kondisi ideal tersebut, ada satu risiko yang sering luput diperhatikan: heat stroke.

Heat stroke adalah kondisi ini terjadi ketika tubuhmu kepanasan dan kehilangan kemampuan untuk mendinginkan diri, dan bisa sangat berbahaya jika tidak ditangani dengan cepat. 

Nah, supaya petualanganmu tetap aman dan menyenangkan, penting untuk tahu cara mencegah heat stroke sejak sebelum mulai mendaki. Yuk, simak tipsnya!

1. Kenakan pakaian yang tepat

Berpakaian yang tepat sangat penting untuk keamanan dan kenyamanan saat mendaki. Jika pakaian terlalu tebal, pendaki tidak akan dapat mengatur suhu tubuh dengan benar, yang akan dengan cepat menyebabkan kepanasan. Jika pakaian yang digunakan terlalu tipis atau tidak menutup seluruh tubuh, pendaki akan terlalu banyak terpapar sinar matahari dan lebih mungkin mengalami heat stroke.

Yang terbaik adalah pakaian yang ringan, sebaiknya dengan peringkat UPF, yang menyerap kelembapan dari tubuh dan menutupi sebagian besar kulit. Kaos lengan panjang dan ringan serta celana panjang adalah pakaian yang sempurna untuk mendaki.

2. Bawa banyak air minum dan penyaring air

Air sangat penting untuk pendakian apa pun musimnya, tetapi sangat penting dalam cuaca panas. Jadi, jangan meremehkan jumlah air yang dibawa saat mendaki. 

Tak kalah penting, bawalah filter air dan elektrolit. Tablet atau minuman elektrolit membantu mengganti garam dan mineral yang hilang melalui keringat, yang membantu mencegah penyakit yang berhubungan dengan panas seperti heat exhaustion dan heat stroke.

3. Makan

Ilustrasi camilan cookies (pexel.com/Marcia Salido)
ilustrasi camilan cookies (pexel.com/Marcia Salido)

Meskipun minum dapat membantu menurunkan suhu tubuh, tetapi penting untuk menyeimbangkan asupan air dengan banyak garam dan elektrolit. Meskipun panas dapat mengurangi nafsu makan, tetapi penting untuk tetap makan. 

Terlalu banyak asupan air bisa sama berbahayanya dengan terlalu sedikit jika kamu tidak cukup makan. Jadi, bawalah berbagai camilan manis dan asin dan makanlah kapan pun kamu merasa butuh.

4. Hindari matahari

Menghindari matahari mungkin tidak selalu bisa dilakukan, terutama saat kamu mendaki gunung yang tidak terlalu rimbun dan di musim kemarau. Namun, sebenarnya ada banyak cara untuk menghindari matahari sambil tetap menikmati alam terbuka.

Kamu dapat mulai mendaki di pagi hari setelah subuh dan menyelesaikan pendakian sebelum matahari mulai menyengat. Kamu juga dapat memulai pendakian pada malam hari setelah matahari mulai terbenam. Jangan lupa juga gunakan tabir surya, topi, dan pakaian UPF untuk membantu mengurangi risiko kepanasan akibat sinar matahari.

5. Rendam topi atau bandana

Saat cuaca panas, celupkan topi atau bandana ke dalam air untuk memanfaatkan pendinginan evaporatif. Kalau kamu tidak yakin apakah di jalur pendakianmu terdapat sungai atau sumber air lainnya, bawalah air tambahan dari rumah untuk merendam topi atau bandana. 

Saat dikenakan di belakang leher, bandana yang basah mendinginkan darah di sekitar arteri utama. Hal ini mendistribusikan darah yang lebih dingin ke seluruh tubuh, yang mengakibatkan penurunan suhu tubuh.

6. Jika ragu, berbaliklah

ilustrasi mendaki gunung (pexels.com/Marek Piwnicki)

Jika kamu baru memulai pendakian dan merasa cuaca terlalu panas, jangan memaksa diri menyelesaikan pendakian. Berbaliklah dan kembalilah di lain hari. Kiat lainnya, berbaliklah saat setengah air perbekalanmu habis, meskipun kamu belum mencapai tujuan.

7. Kenali tanda-tanda bahaya

Demi keselamatan diri sendiri dan keselamatan orang-orang yang mendaki bersamamu, ketahui seperti apa tanda-tanda heat stroke dan segera hentikan pendakian. Berikut beberapa tanda yang perlu diwaspadai:

  • Wajah memerah.

  • Kulit kering.

  • Denyut nadi lemah dan cepat.

  • Suhu tubuh inti tinggi.

  • Kebingungan

  • Tidak sadarkan diri 

  • Halusinasi.

  • Kejang.

Jika kamu atau orang sekitarmu mengalami hal ini, segera ambil langkah untuk mendinginkan tubuh. Siramkan air terus-menerus ke kepala dan tubuh korban, kipas angin untuk menciptakan efek pendinginan evaporatif. Rendam korban dalam air dingin jika memungkinkan. Pindahkan korban ke tempat teduh dan lepaskan pakaian yang berlebih.

Dengan persiapan yang matang, hidrasi cukup, dan perhatian pada kondisi tubuh, kamu bisa menikmati pendakian tanpa khawatir terkena heat stroke. Bagaimana pun juga, keselamatan adalah prioritas utama saat mendaki. Jadi, dengarkan tubuhmu, jangan memaksakan diri, dan nikmati alam dengan bijak!

Referensi

"Hot Weather Hiking." American Hiking Society. Diakses pada Juli 2025.
"How to Cool Down Fast in a Heat Wave." Backpacker. Diakses pada Juli 2025.
"Recognizing and Preventing Heat Stroke When Hiking." BryceCanyon.net. Diakses pada Juli 2025.
"Hiking in Extreme Heat: How to Stay Safe on the Trail." CNN. Diakses pada Juli 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us