Dengvaxia
Tiga penelitian dilakukan di Asia dan Amerika Latin yang melibatkan lebih dari 35.000 anak berusia 2–16 tahun. Penelitian ini melibatkan anak-anak yang pernah dan belum pernah terinfeksi virus dengue.
Anak-anak diberi tiga suntikan Dengvaxia atau tiga suntikan plasebo, dengan jarak waktu enam bulan antara setiap suntikan. Kasus demam berdarah tercatat selama satu tahun, terhitung empat minggu setelah penyuntikan terakhir.
Secara keseluruhan, di antara anak-anak berusia antara 6 dan 16 tahun dan yang pernah terkena infeksi demam berdarah sebelumnya, terdapat hampir 80 persen lebih sedikit kasus penyakit demam berdarah pada anak-anak yang divaksinasi dengan 3 dosis Dengvaxia, dibandingkan dengan anak-anak yang diberi plasebo.
Artinya, vaksin tersebut memiliki kemanjuran hampir 80 persen pada anak-anak yang pernah terkena demam berdarah sebelumnya.
Namun, di antara anak-anak yang belum pernah mengalami infeksi demam berdarah sebelumnya, risiko terkena demam berdarah yang parah jika mereka kemudian tertular virus dengue lebih tinggi pada anak-anak yang divaksinasi dibanding anak-anak yang diberi plasebo.
Studi tambahan menunjukkan bahwa vaksin ini juga efektif pada orang berusia 16–45 tahun.
Data yang tersedia tidak cukup untuk memastikan seberapa baik vaksin tersebut bekerja dan apakah vaksin tersebut cukup aman pada anak-anak di bawah usia 6 tahun dan sebelumnya pernah terinfeksi virus dengue.
Qdenga
Vaksin ini terbukti efektif mencegah demam akibat demam berdarah pada anak dan remaja dalam 12 bulan setelah suntikan kedua.
Dalam penelitian utama di 8 negara di Amerika Latin dan kawasan Asia Pasifik, sekitar 20.000 anak berusia antara 4–16 tahun diberikan Qdenga atau plasebo. Studi menunjukkan penurunan sebesar 80 persen dalam jumlah kasus demam yang disebabkan oleh penyakit demam berdarah yang dikonfirmasi pada mereka yang menerima vaksin (61 kasus dalam 12.700 anak) dibandingkan dengan mereka yang diberi plasebo (149 kasus dalam 6.316 anak).
Vaksin ini juga mengurangi rawat inap akibat demam berdarah sebesar 90 persen. Dalam 18 bulan setelah menerima suntikan kedua, 0,1 persen (13 dari 12.700) anak yang diberi vaksin dirawat di rumah sakit karena terkonfirmasi demam berdarah, dibandingkan dengan 1,0 persen (66 dari 6.316) anak yang diberi plasebo.