Ilustrasi wanita konsultasi ke psikolog (freepik.com/freepik)
Kadang, dukungan dari keluarga dan teman itu penting, tapi gak cukup. Kalau pasien TB mulai merasa terlalu berat, depresi, atau cemas berlebihan, mereka perlu banget konsultasi dengan psikolog atau psikiater. Profesional ini punya ilmu dan metode yang tepat buat membantu pasien melewati masa sulit secara mental.
Gak perlu malu atau takut dianggap “bermasalah,” ya! Justru, mengakui bahwa kita butuh bantuan adalah tanda kekuatan. Dengan konsultasi rutin, pasien bisa belajar strategi coping yang efektif, seperti cara mengelola pikiran negatif dan meningkatkan motivasi. Ini bakal bikin proses pengobatan gak cuma soal fisik, tapi juga mental yang terjaga dan sehat.
Jadi, teman-teman, menjaga kesehatan mental pasien tuberkulosis itu gak kalah pentingnya sama menjaga kesehatan fisik. Kalau mentalnya kuat, proses pengobatan pasti jadi lebih lancar dan hasilnya maksimal. Yuk, kita support mereka dengan kasih perhatian, edukasi, dan dorongan yang positif! Ingat, sembuh itu bukan cuma soal badan yang sehat, tapi juga pikiran yang tenang dan semangat yang menyala terus. Keep fighting, dan tetap sehat, ya!
Sumber referensi :
1. "Tuberculosis (TB) and Mental Health: Understanding the Intersection". Center for Tuberculosis. Diakses Mei 2025.
2. "Mental Health Status and Its Impact on TB Treatment and Its Outcomes: A Scoping Literature Review". Frontiers in Public Health. Diakses Mei 2025.
3. "Impact of Mental Disorders on active TB Treatment Outcomes: a Systematic Review and Meta-analysis". Digital Commons University of South Florida (USF). Diakses Mei 2025.
4. "11 Essential Stress Management Techniques for Patients with Chronic Illnesses". American Institute of Health Care Professionals. Diakses Mei 2025.
5. "Understanding the Links Between Social Support and Physical Health". PERSPECTIVES ON PSYCHOLOGICAL SCIENCE. Diakses Mei 2025.