ilustrasi anak mengalami stres (pexels.com/Monstera)
Di masa yang tidak menentu ini, kita harus lebih peduli dan lantang tentang kesehatan mental, dan ini bukan lagi hal yang tabu dan canggung. Kita perlu cermat mengenali gejala stres pada orang-orang sekitar, apalagi yang sering berkumpul bersama.
“Kita bisa, kok, mengenali gejala stres pada anak selama di rumah. Misalnya karakternya mulai berubah. Mulai dari yang ceria jadi pendiam, atau ketika anak tiba-tiba tidak mau makan,” Ajeng menjelaskan.
Katanya lagi, ketika anak stres, kemungkinan mereka juga bisa mengabaikan tugas sekolahnya. Ini cukup banyak dialami anak-anak di seluruh dunia.
Sebuah survei yang dilakukan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) dan diterbitkan dalam Morbidity and Mortality Weekly Report pada Maret 2021 lalu melaporkan bahwa orang tua dan anak-anak yang menghadiri sekolah secara langsung pada musim gugur tahun lalu melaporkan stres dan kecemasan yang jauh lebih sedikit dibandingkan mereka yang belajar secara daring atau pengaturan gabungan.
Laporan tersebut mengatakan kalau baik orang tua maupun anak yang belajar secara virtual melaporkan hasil yang lebih buruk dalam 11 dari 17 indikator stres dan kesejahteraan fisik dan mental, dibanding orang tua dan anak-anak yang belajar secara non-virtual atau langsung dalam rentang yang sama.
Peneliti mengatakan kalau instruksi virtual mungkin memunculkan lebih banyak risiko daripada instruksi pembelajaran secara langsung, yang mana ini berhubungan dengan kesehatan mental dan emosional anak serta orang tua dan beberapa perilaku yang mendukung kesehatan, misalnya keterlibatan aktivitas fisik.
Sebanyak 1.290 orang tua dari anak-anak yang belajar secara virtual dua kali lebih mungkin mengalami penurunan aktivitas fisik dan jumlah waktu yang dihabiskan di luar rumah, dibanding anak-anak yang belajar langsung. Orang tua dari anak-anak yang belajar virtual lebih cenderung melaporkan penurunan kondisi fisik dan mental anak.
Dari survei yang dilakukan, orang tua merasa anak-anaknya cenderung lebih mengalami tekanan karena mereka memiliki waktu yang terbatas untuk bertemu dengan teman dan melakukan aktivitas di luar rumah.
“Kuncinya untuk orang tua agar lebih sadar ketika anaknya sedang stres itu lebih kepada observasi sekitar. Karena itu juga bisa terlihat dari kesehatan anak, misalnya anaknya sering pusing, sakit perut, atau gampang masuk angin”, ujar Ajeng.
Maka dari itu komunikasi secara berkala antara anak dan orang tua sangat dianjurkan, agar kita saling mengerti kebutuhan satu sama lain.