Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi keluarga bahagia (pexels.com/Elina Fairytale)

Kebanyakan orangtua cenderung lebih fokus menjaga kesehatan fisik anak. Ini melibatkan pemenuhan kebutuhan nutrisi, mendapatkan imunisasi lengkap, dan cara lainnya untuk mendukung tumbuh kembang anak secara fisik. Ini membuat beberapa orangtua lupa bahwa ada kesehatan lain pada yang tidak kalah penting, yaitu kesejahteraan emosional dan mental.

Sama halnya dengan orang dewasa, anak memiliki hak yang sama terhadap penerimaan kesejahteraan secara emosional dan mental. Orangtua perlu membantu mendukung kesehatan mental anak selama proses perkembangannya. Hal ini berkaitan dengan ketahanan mental yang anak butuhkan untuk menghadapi masalah sembari berproses menuju dewasa.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), anak yang sehat secara mental memiliki kualitas hidup yang cenderung baik. Mereka pun lebih mudah menjalankan fungsinya secara optimal baik di lingkungan rumah, sekolah, maupun masyarakat. Dengan demikian, orangtua dan/atau pengasuh memainkan peran penting dalam membina kesehatan mental anak.

Nah, di bawah ini akan dipaparkan lima cara sederhana yang bisa dipraktikkan untuk mendukung kesehatan mental anak.

1. Menunjukkan cinta tanpa syarat

ilustrasi keluarga bahagia (pexels.com/Vlada Karpovich)

Salah satu cara sederhana untuk mendukung kesehatan mental anak adalah dengan menunjukkan cinta tanpa syarat (unconditional love). Orangtua dapat memberikan pemahaman mengenai apa pun yang dihadapi anak, bahwa orangtua akan selalu ada untuk mereka. Ini karena adanya perasaan tulus kasih sayang yang menjadi landasannya.

Sementara itu, anak-anak perlu memahami hakikat dari kesalahan. Sederhananya adalah bahwa setiap manusia wajar membuat kesalahan dalam hidup mereka. Akan tetapi, jadikan kesalahan-kesalahan tersebut sebagai pembelajaran.

Orangtua perlu menanamkan prinsip dasar mengenai kesalahan adalah bagian dari pembelajaran. Untuk itu, orangtua tidak disarankan mengomunikasikan unsur kegagalan melalui pembicaraan yang berkonotasi negatif, sekalipun orangtua merasa kecewa kepada anak.

2. Memuji karakter anak

Editorial Team

Tonton lebih seru di