Hal-hal yang Saya Alami Sebagai Survivor BPD dan Bipolar Disorder

Psikiater saya mengatakan saya mengidap Borderline Personality Disorder (BPD) alias Gangguan Kepribadian Ambang di tahun 2018 dan Bipolar Disorder di tahun 2019. Apa itu Borderline Personality Disorder dan Bipolar Disorder?
1. Apa itu Borderline Personality Disorder?
Borderline Personality Disorder atau Gangguan Kepribadian Ambang ditandai dengan mood swing, ketidakyakinan terhadap cara pandang diri sendiri, merasakan kosong dan hampa dalam waktu yang lama, hubungan yang tidak stabil antara keluarga atau teman, juga perilaku menyakiti diri sendiri.
Dilansir dari psychcentral.com, gejala BPD yaitu:
- Hubungan pertemanan, percintaan atau keluarga yang tidak stabil
- Melakukan usaha untuk menghindari pengabaian (baik itu benar-benar diabaikan atau hanya sebatas perasaan saja)
- Sikap impulsif seperti menyakiti diri sendiri, boros, menyetir ugal-ugalan, pemakaian obat-obatan melebihi dosis yang ditentukan dokter, makan berlebihan
- Keadaan emosional yang tidak stabil; suasana hati mudah berubah
- Perasaan kosong dan hampa
- Merasakan kemarahan yang intens atau kesulitan mengendalikan amarah
- Adanya keinginan bunuh diri
- Ketidakyakinan pada citra diri
- Paranoid.
Saya merasakan hal seperti itu sejak tahun 2015, hanya saja baru terdiagnosa di tahun 2018. Saat itu saya benar-benar tak tahu siapa diri saya sebenarnya.
Pada orang-orang dengan BPD, suasana hati mereka dapat berubah sangat cepat, bahkan dalam hitungan menit dalam satu hari. Penderita BPD juga sering merasakan perasaan kosong dan hampa.
Tak jarang, penderita BPD lebih senang menyendiri karena takut disakiti orang lain. Mereka juga tak segan menyalahkan diri sendiri dan menyakiti diri sendiri.
Apa penyebab pasti dari BPD sendiri masih belum dapat ditentukan. Beberapa penelitian menyatakan adanya trauma masa kecil seperti kekerasan dalam keluarga atau pernah menyaksikan kekerasan, pernah mengalami pelecehan seksual adalah salah satu penyebab BPD.