Kapan Bayi Boleh Minum Susu Sapi? Jangan Buru-buru!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Susu sapi adalah salah satu sumber pangan yang kaya gizi, seperti protein, vitamin D, kalsium, dan kalori. Semua nutrisi ini baik dan sangat dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan si kecil. Namun, susu sapi bukanlah termasuk makanan yang direkomendasikan untuk bayi terlalu dini.
Dilansir Baby Center, pemberian susu sapi pada bayi terlalu awal bisa membebani kinerja sistem pencernaan dan ginjalnya yang belum matang. Ini justru bisa menyebabkan penyakit, demam, maupun diare. Lantas, kapan bayi boleh mulai diperkenalkan dengan susu sapi? Berikut penjelasan lengkapnya.
Baca Juga: Susu Soya, Alternatif bagi Anak yang Alergi Susu Sapi
1. Kapan bayi boleh diperkenalkan susu sapi?
Menurut keterangan dari laman Center for Disease Control and Prevention (CDC), bayi boleh diperkenalkan susu sapi ketika usianya sudah satu tahun atau 12 bulan. Ketika usianya belum mencapai satu tahun, pemberian susu sapi tidak direkomendasikan.
Laman WebMD menjelaskan, pemberian susu sapi pada bayi di bawah usia satu tahun tidak memberi manfaat apapun. Sebaliknya, ini justru bisa memicu kondisi medis tertentu, bahkan kekurangan gizi pada si kecil. Berikut beberapa alasan lebih rinci tidak memberi susu sapi pada bayi di bawah umur satu tahun:
- Susu sapi mengandung tinggi protein. Di mana protein ini belum bisa dicerna oleh sistem pencernaan bayi yang belum matang, justru dapat mengiritasinya. Terlalu banyak protein juga akan membebani ginjal bayi yang masih berkembang.
- Susu sapi tidak mengandung zat besi yang cukup untuk bayi. Sehingga pemberiannya dalam jangka panjang dapat menyebabkan kekurangan zat besi dan anemia pada bayi.
- Susu sapi juga mengandung sedikit vitamin C. Sementara itu, bayi membutuhkan vitamin C yang cukup untuk membangun sistem kekebalan tubuhnya dan menyerap zat besi.
- Susu sapi tidak menyediakan lemak sehat yang diperlukan untuk pertumbuhan bayi.
Tak hanya susu sapi, pemberian segala jenis susu pada bayi di bawah usia satu tahun juga tidak direkomendasikan ahli. Ini termasuk susu evaporasi, susu kering, susu bubuk, susu kental, susu gandum, susu almond, susu kedelai, susu beras, atau minuman apapun yang dianggap "susu". Namun, saat bayi mulai masuk tahap MPASI (usia 6 bulan), tidak masalah jika ingin menambahkan produk olahan susu seperti keju atau yogurt, seperti ditambahkan laman Baby Center.
2. Bagaimana jika bayi di bawah usia 1 tahun tidak bisa mendapatkan ASI?
Editor’s picks
Pemberian ASI pada bayi baru lahir hingga usia 6 bulan memang sangat direkomendasikan. Namun, beberapa kondisi tertentu mungkin menyebabkan bayi tidak bisa mendapatkan ASI secara eksklusif. Misalnya, ASI mampet, bayi menolak menyusu, pembengkakan payudara, dan lain sebagainya.
Alih-alih memberinya susu sapi, bayi baru lahir yang tidak bisa mendapatkan cukup ASI direkomendasikan untuk menggantinya dengan susu formula bayi. Dilansir Pregnancy Birth and Baby, susu formula biasanya diperkaya dengan beberapa zat gizi tertentu (difortifikasi) dengan vitamin, mineral, serta lemak dari minyak nabati. Dengan begitu, susu formula dapat membantu memenuhi kebutuhan nutrisi bayi daripada susu sapi.
Selain itu, susu formula juga lebih mudah dicerna oleh bayi daripada susu sapi. Hal ini karena susu formula diproduksi dengan meniru komposisi nutrisi pada ASI semaksimal mungkin, seperti diterangkan dalam jurnal Nutrients tahun 2016.
Tapi, jika kamu tidak dapat menemukan susu formula yang cocok untuk bayi, berdasarkan pembaharuan panduan Mei 2022, American Academy of Pediatrics (AAP) memperbolehkan pemberian sedikit susu sapi pada bayi. Namun, pemberian ini harus dilakukan pada bayi yang sudah berusia 6 bulan ke atas. Selain itu, pemberian susu sapi juga hanya boleh dilakukan dalam jumlah yang sedikit dan dalam jangka waktu tidak lebih dari seminggu.
Lebib lanjut, AAP menyarankan kalau bayi di bawah usia satu tahun tidak boleh mengonsumsi lebih dari 24 ons (3 cangkir) susu sapi utuh setiap hari. Orangtua juga harus menyediakan makanan padat yang mengandung zat besi atau suplemen zat besi untuk mencegah anemia bayi. AAP juga menerangkan, kalau rekomendasi terbaru ini bukanlah rekomendasi yang ideal dan tidak boleh menjadi rutinitas, namun bisa menjadi pilihan jika keadaan darurat.
3. Bagaimana pemberian susu sapi pada bayi yang tepat?
Ketika bayi sudah berusia satu tahun ke atas, ibu bisa memberikan susu sapi murni pada bayi. Akan tetapi, susu yang diberikan harus telah dipasteurisasi terlebih dahulu. Selain itu, susu juga tidak mengandung banyak gula dan rasa yang justru dapat menimbulkan efek negatif pada kesehatan anak seperti kegemukan.
Untuk takarannya, kamu bisa memberinya sekitar 2 -- 3 cangkir atau 16 -- 24 ons susu sapi murni sehari. Ini setara dengan dua porsi produk susu. Namun, batasi jumlah konsumsinya tidak lebih dari 3 cangkir susu sapi murni setiap hari. Penting untuk diperhatikan, susu sapi harus disiapkan sebagai minuman, bukan makanan, ya!
Meski susu sapi murni adalah sumber utama beberapa nutrisi, tapi memberinya berlebihan bukanlah hal yang baik. Pasalnya, ketika anak hanya kenyang dengan susu, mereka mungkin akan membatasi makanan atau sumber nutrisi lain. Hal ini justru akan menyebabkan anak mengalami defisiensi nutrisi, seperti kekurangan zat besi karena susu sapi bukanlah sumber zat besi yang baik.
Nah, dari uraian di atas, bisa disimpulkan kalau bayi boleh diperkenalkan susu sapi pada usia satu tahun ke atas. Pada usia di bawahnya, pemberian susu sapi tidak direkomendasikan karena sistem tubuh bayi belum siap mencernanya. Selain itu, susu sapi juga harus diberikan sebagai minuman, bukan makanan yang mengenyangkan pada anak-anak, ya!
Baca Juga: Klarifikasi Orangtua Bayi yang Meninggal Setelah Vaksin HB0
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.