Kalau kamu berhenti minum antibiotik sebelum waktu yang ditetapkan oleh dokter, menurut WHO, kamu berisiko mengalami resistensi antibiotik. Meskipun gejala penyakit yang kamu alami sudah jauh berkurang atau hilang, mungkin saja bakterinya belum mati sepenuhnya. Nah, mereka bisa mengalami mutasi lho.
Perkembangan resistensi atau efek kebal didasarkan pada asumsi implisit bahwa efek kebal disebabkan paparan zat-zat yang terkandung dalam antibiotik, yang meningkatkan level resistensi dalam tubuh. Tetapi rupanya hal ini hanya ditemukan saat percobaan di laboratorium, belum ada bukti yang menunjukkan pengaruhnya secara klinis. Atau sebagaimana yang disebutkan, belum ada parameter efektif yang paten untuk menentukan jumlah antibiotik, yang cocok dengan jenis bakteri yang spesifik.
Anggap saja begini, antibiotik yang diberikan menggunakan resep dokter bisa dipastikan jumlah dan tata cara meminumnya sudah sesuai dengan aturan. Karena memang mereka ahlinya dan lebih mengerti tentang hal ini, mengingat bahwa mereka memang belajar serta berprofesi di bidang kesehatan ini. Antibiotik harus diberikan dalam jumlah tertentu dan dalam waktu tertentu juga, demi mendapatkan manfaat yang maksimal.
Ya, antibiotik harus dikonsumsi dan dibeli menggunakan resep dokter. Meskipun kita belum bisa mengetahui pasti durasi pengobatan dengan antibiotik (yang biasanya 5-14 hari), tetapi setidaknya kita memiliki pengalaman dan bukti bahwa antibiotik aman dan efektif melawan penyakit; sekalipun ada risiko diare, alergi bahkan obesitas karenanya. Minum sesuai aturan dan anjuran dokter ya, jangan bandel!