Benarkah Paparan Gadget Sebabkan Tantrum pada Anak?

Banyak anak sudah kecanduan gadget

Intinya Sih...

  • Paparan gadget dapat menyebabkan tantrum pada anak dan dampak negatif lainnya.
  • Penggunaan gadget berlebihan juga dapat mengakibatkan gangguan tidur dan masalah perilaku.
  • Menggunakan gadget untuk menenangkan anak dapat menimbulkan lebih banyak tantrum.

Kecanduan gadget sudah menjadi masalah serius di era ini. Anak-anak tumbuh bersama dengan gadget, bahkan anak-anak zaman sekarang sering kali mengetahui cara mengoperasikan smartphone. Namun, apa dampak gadget bagi anak-anak?

Faktanya, gadget dapat memberikan dampak buruk bagi anak. Bahkan, gadget disebut-sebut menjadi salah satu penyebab tantrum pada anak.

1. Apakah screen time menyebabkan tantrum?

Ya! Paparan gadget menyebabkan tantrum pada anak. Sebuah penelitian tahun 2016 mengatakan bahwa screen time menyebabkan tantrum dan sering kali memengaruhi perilaku anak, serta menimbulkan masalah kesehatan, seperti obesitas, gangguan tidur, dan masalah perilaku.

Screen time yang berlebihan telah dikaitkan dengan masalah sekolah, kemarahan, agresi, frustrasi, depresi, dan masalah emosional lainnya.

Stimulasi yang berlebihan menyebabkan anak-anak kehilangan fokus dan menghabiskan energi mental mereka, yang sering kali mengarah pada perilaku meledak-ledak.

Selain itu, masalah perilaku dapat muncul dari:

  • Lebih sedikit waktu interaksi dengan keluarga, teman, dan alam.
  • Lebih sedikit waktu untuk melakukan aktivitas lain yang lebih menenangkan, seperti membuat karya seni dan membaca.
  • Lebih sedikit waktu untuk bersenang-senang.
  • Gangguan tidur, yang dapat menyebabkan gangguan mood dan masalah kognitif
  • Kurangnya aktivitas fisik, yang juga dapat memengaruhi suasana hati.

Ketika anak-anak duduk terlalu lama sambil menatap layar yang terlalu menstimulasi, alih-alih bangun, bergerak, mencari udara segar, dan menenangkan otak dan mata, hal itu akan berdampak pada perilaku mereka, seperti memicu tantrum.

2. Menggunakan gadget untuk menenangkan anak dapat menimbulkan lebih banyak tantrum

Benarkah Paparan Gadget Sebabkan Tantrum pada Anak?ilustrasi anak-anak menggunakan gadget (pexels.com/Jessica Lewis 🦋 thepaintedsquare)

Banyak orang tua memberikan anak gadget dengan harapan bisa membantu meredakan anak yang sedang tantrum. Sayangnya, cara ini justru bisa memberikan dampak sebaliknya.

Ada dua alasan utama kenapa memberikan gadget tidak bisa mengatasi anak tantrum:

  • Memberikan gadget untuk mengatasi anak tantrum dapat menghilangkan kesempatan untuk mengajari anak tentang cara merespons emosi yang sulit. Lalu, ini dapat memperkuat keyakinan bahwa menampilkan emosi secara berlebihan adalah cara yang efektif untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
  • Ini mungkin akan menimbulkan lebih banyak masalah. Bisa jadi, anak-anak merasa bahwa screen time adalah satu-satunya cara untuk merasa lebih baik. Anak juga bisa mengalami ketergantungan dan mengamuk ketika diminta berhenti menggunakan gadget.

Baca Juga: Mengapa Ada Orang yang Menangis saat Marah?

3. Mengelola kemarahan pasca screen time

Menjauhkah gadget dari jangkauan anak bisa membuat anak menjadi tantrum. Namun, bukan berarti orang tua harus menyerah dan kembali memberikan gadget pada anak.

Saat menghadapi kemarahan akibat screen time, kuncinya adalah konsisten, menetapkan ekspektasi yang jelas, dan menindaklanjutinya.

Berikut cara mengelola kemarahan pasca screen time:

  • Tetapkan jam dan ekspektasi waktu pemakaian gadget dan patuhi itu.
  • Berikan anak-anak hitungan mundur. Tiba-tiba mengambil gadget dapat menyebabkan anak merasa frustrasi. Lima belas menit sebelum waktu pemakaian gadget berakhir, beri mereka peringatan, lalu tindaklanjuti dengan kelipatan lima menit.
  • Sistem penghargaan/penalti berhasil bagi banyak anak. Saat anak mengalami ledakan emosi, segera hilangkan waktu pemakaian gadget. Saat anak memperlihatkan perilaku positif, kamu bisa memberikan lebih banyak waktu pemakaian gadget atau memberi imbalan dengan aktivitas lain pilihan mereka.

4. Tanda-tanda peringatan anak mengalami kecanduan gadget

Benarkah Paparan Gadget Sebabkan Tantrum pada Anak?ilustrasi anak menggunakan gadget (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Berikut beberapa tanda yang harus diwaspadai bahwa anak kecanduan gadget:

  • Gadget menjadi hal pertama yang anak lihat saat bangun pada pagi hari dan hal terakhir yang anak lihat sebelum tidur.
  • Anak hanya memiliki sedikit aktivitas lain.
  • Adanya gejala penarikan diri, seperti kemarahan dan amarah ketika anak diminta mematikan perangkat.
  • Orang tua melihat dampaknya terhadap kesehatan anak, seperti sakit punggung dan mata tegang.

5. Cara tepat mengatasi anak tantrum

Daripada mengalihkan perhatian, sebaiknya orang tua menjadikan tantrum dan disregulasi emosi sebagai kesempatan untuk mengajari anak-anak cara mengidentifikasi dan merespons emosi dengan cara yang bermanfaat. Tidak ada yang bisa menggantikan interaksi, modeling, dan pengajaran orang dewasa.

Sediakan tempat yang nyaman bagi anak-anak untuk mengumpulkan perasaan mereka, misalnya dengan menyelimuti anak di atas tempat tidur.

Bantu anak-anak menyebutkan emosi mereka dan menawarkan solusi ketika mereka merespons perasaan tersebut secara tidak tepat. Misalnya, saat anak mulai memukul dan menangis, tanyakan apakah mereka merindukan ibu dan segera berikan pelukan.

Akhir kata, memberikan gadget untuk anak memberikan lebih banyak dampak negatif, termasuk tantrum. Jadi, ada baiknya anak-anak tidak diperkenalkan dengan gadget saat usianya masih sangat kecil.

Untuk anak-anak yang sudah terlanjur mengenal gadget, orang tua harus mencari upaya untuk mulai menjauhkan anak dari gadget agar anak tidak kecanduan. 

Baca Juga: 4 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan setelah Imunisasi Anak

Referensi

Allina Health. Diakses pada Mei 2024. Post-screen-time anger & frustration in kids.
CNN. Diakses pada Mei 2024. Giving your child a screen may hinder emotional regulation, study says. Here's what to do instead.
Hill, D. L., Ameenuddin, N., Chassiakos, Y. R., et al. (2016). Media and young minds. Pediatrics, 138(5). https://doi.org/10.1542/peds.2016-2591

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya