7 Zat Pengemulsi Ini Bisa Menyebabkan Diabetes

Banyak ditemukan dalam makanan olahan

Intinya Sih...

  • Pengemulsi ialah bahan aditif yang paling umum digunakan dalam makanan industri karena sifat pengentalnya.
  • Studi menemukan, beberapa pengemulsi yang ditemukan dalam makanan ultra olahan terkait dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2.
  • Pengemulsi dapat mengganggu mikrobiota usus dan meningkatkan risiko peradangan dan gangguan metabolisme, yang berpotensi menyebabkan resistansi insulin dan diabetes.

Diperkirakan ada sekitar 530 juta orang di seluruh dunia yang hidup dengan diabetes, dan 98 persen di antaranya didiagnosis dengan diabetes tipe 2.

Kurang gerak, pola makan yang tidak sehat, dan kelebihan berat badan adalah beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko kamu terkena diabetes tipe 2.

Penelitian juga menunjukkan bahwa asupan makanan ultra olahan atau ultra-processed food  dalam jumlah sedang dapat meningkatkan risiko kamu terkena diabetes tipe 2.

Baru-baru ini, sebuah studi yang dilakukan oleh tim peneliti di National Research Institute for Agriculture, Food and Environment dan National Institute of Health and Medical Research di Prancis menemukan bahwa mengonsumsi tujuh pengemulsi yang ditemukan dalam makanan ultra olahan mungkin terkait dengan peningkatan risiko terkena diabetes tipe 2. Studi ini dipublikasikan dalam jurnal The Lancet Diabetes & Endocrinology.

1. Apa itu pengemulsi?

Pengemulsi ialah bahan yang membantu menstabilkan campuran dan mencegah pemisahan bahan yang biasanya tidak dapat tercampur dengan baik, seperti minyak dan air. Komponen ini meningkatkan tekstur dan konsistensi beberapa makanan sehingga menjadi lebih menarik.

Pengemulsi ialah salah satu bahan aditif yang paling umum digunakan dalam makanan industri karena sifat pengentalnya, sehingga meningkatkan tekstur dan memperpanjang umur simpan.

Pengemulsi memainkan peran unik untuk makanan tertentu, seperti mencegah pembentukan kristal es besar dalam es krim atau membuat cokelat menjadi lembut.

Beberapa pengemulsi juga ditemukan secara alami di dalam makanan. Kedelai, telur, hati,  kacang tanah, dan biji gandum merupakan bentuk pengemulsi alami.

2. Apa saja pengemulsi yang paling tidak sehat?

7 Zat Pengemulsi Ini Bisa Menyebabkan Diabetesilustrasi cake emulsifier (pexels.com/Felicity Tai)

Penelitian ini menganalisis data medis dari lebih dari 104 ribu warga Prancis yang berpartisipasi dalam studi NutriNet-Santé antara tahun 2009 dan 2023.

Selama 14 tahun, peserta menyediakan catatan pola makan setidaknya 2 hari setiap 6 bulan. Makanan yang dikonsumsi dicocokkan dengan basis data untuk mengidentifikasi keberadaan dan jumlah bahan tambahan makanan.

Para ilmuwan mengidentifikasi tujuh pengemulsi makanan yang terkait dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2. Berikut daftarnya:

  1. Tripotassium phosphate (E340)—peningkatan risiko sebesar 15 persen per kenaikan 500 miligram (mg ) per hari.
  2. Guar gum (E412)—peningkatan risiko sebesar 11 persen per kenaikan 500 mg per hari.
  3. Xanthan gum (E415)—peningkatan risiko sebesar 8 persen per kenaikan 500 mg per hari.
  4. Ester asam mono- dan diacetyltartaric dari mono- dan digliserida asam lemak (E472e)—peningkatan risiko sebesar 4 persen per kenaikan 100 mg per hari.
  5. Natrium sitrat (E331)—peningkatan risiko sebesar 4 persen per penambahan 500 mg per hari.
  6. Karagenan (total karagenan dan E407)—3 persen peningkatan risiko per kenaikan 100 mg per hari.
  7. Gum arabic (E414)—peningkatan risiko sebesar 3 persen per peningkatan 1.000 mg per hari.

Yang lebih mengejutkan, pengemulsi ini juga muncul pada makanan dan minuman yang sering dianggap sehat oleh banyak orang.

Baca Juga: Diabetes saat Hamil, Apakah Masih Bisa Lahiran Normal?

3. Bagaimana pengemulsi makanan meningkatkan risiko diabetes tipe 2?

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa pengemulsi dapat mengganggu mikrobiota usus dan meningkatkan risiko peradangan dan gangguan metabolisme, yang berpotensi menyebabkan resistansi insulin dan perkembangan diabetes.

Namun, penelitian lanjutan masih diperlukan karena potensi mekanisme yang mendasari hubungan ini masih belum jelas.

Peneliti perlu mengamati variasi penanda darah tertentu dan mikrobiota usus yang terkait dengan konsumsi zat aditif ini, untuk lebih memahami mekanisme yang mendasarinya. 

Selain itu, zat aditif merupakan faktor yang berkontribusi besar terhadap obesitas. Ini meningkatkan lemak hati, dan umumnya penambahan berat badan serta resistansi insulin yang merupakan faktor pemicu diabetes.

4. Haruskah menghindari pengemulsi?

7 Zat Pengemulsi Ini Bisa Menyebabkan Diabetesilustrasi potongan kue lapis legit (pixabay.com/Gerhard Kwak)

Menghindari pengemulsi hampir tidak mungkin, dan mungkin tidak perlu. Ada juga pengemulsi alami, yang umumnya dianggap aman untuk dikonsumsi.

Serangkaian penelitian mendapati bahwa pengemulsi dapat membahayakan mikrobioma usus dan menyebabkan saluran usus menjadi meradang. Namun, penelitian ini dilakukan pada hewan dengan dosis yang jauh lebih tinggi daripada paparan rata-rata pada manusia.

Selain itu, banyak penelitian yang menunjukkan efek negatif terkait asupan pengemulsi hanya ditemukan pada mereka yang sebelumnya sudah memiliki kondisi kesehatan, seperti kolitis ulseratif.

Meskipun kebanyakan orang tidak perlu menghindari pengemulsi, tetapi mengonsumsi makanan sehat yang memprioritaskan makanan utuh dan sebisa mungkin menghindari makanan ultra olahan akan membantumu membatasi konsumsi pengemulsi secara alami.

5. Cara membatasi asupan pengemulsi dalam diet

Kamu bisa membatasi asupan pengemulsi dengan cara berikut:

  • Gunakan susu: Protein dalam susu memiliki kemampuan untuk mengikat bahan berbasis air dan minyak, sehingga menjadikannya bahan pengemulsi yang sangat baik.
  • Buat bumbu sendiri: Buat saus salad, saus, dan mayones sendiri, menggunakan resep yang tidak mengandung pengemulsi buatan.
  • Fokus pada makanan utuh: Pilih buah-buahan segar, sayuran, protein tanpa lemak, dan biji-bijian dibandingkan makanan olahan. Makanan ini secara alami bebas dari pengemulsi.
  • Baca label: Biasakan membaca label makanan. Pengemulsi sering kali dicantumkan sebagai mono- dan digliserida, lesitin, atau bahan-bahan yang diakhiri dengan "-ate" atau "-ose".
  • Bawa makanan dari rumah: Ini memungkinkan kamu mengontrol apa yang dimasukkan ke dalam makanan, sehingga mengurangi kemungkinan mengonsumsi pengemulsi.
  • Batasi camilan olahan: Ganti camilan kemasan dengan alternatif yang lebih sehat, seperti kacang-kacangan atau biji-bijian.

Ada tujuh pengemulsi yang terkait dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2. Ada kemungkinan bahwa pengemulsi meningkatkan risiko peradangan dan berdampak buruk pada mikrobiota usus.

Kamu bisa meminimalkan paparan pengemulsi dengan cara menerapkan pola makan sehat yang terdiri dari makanan utuh dan meminimalkan makanan olahan.

Baca Juga: Meski Makan Sehat, Kurang Tidur Tingkatkan Risiko Diabetes

Referensi

Medical News Today. Diakses pada April 2024. Food additives in cakes, biscuits may increase type 2 diabetes risk.
Salamé, C., Javaux, G., Sellem, L., Viennois, É., et. at. (2024). Food additive emulsifiers and the risk of type 2 diabetes: analysis of data from the NutriNet-Santé prospective cohort study. The Lancet. Diabetes & Endocrinology, 12(5), 339–349. https://doi.org/10.1016/s2213-8587(24)00086-x
Verywell Health. Diakses pada April 2024. What Are Emulsifiers in Food and Should You Avoid Them?
Zoe. Diakses pada April 2024. What are emulsifiers, and are they safe?

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya