6 Komplikasi Kehamilan yang Dapat Menyebabkan Kematian pada Ibu Hamil
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kehamilan merupakan sesuatu yang paling ditunggu-tunggu bagi para pasangan yang sudah menikah. Namun, pada kenyataannya tidak semua masa kehamilan dapat berjalan dengan lancar. Ada yang mengalami kendala karena faktor hormonnya, tingkat kesehatannya yang menurun dan nafsu makannya yang mengalami penurunan drastis.
Bahkan, ada juga yang mengalami komplikasi saat kehamilannya, yang jika terlambat penanganannya akan menyebabkan kematian pada ibu dan juga janinnya. Nah, berikut ini ulasan tentang komplikasi kehamilan yang dapat menyebabkan kematian pada ibu hamil.
1. Preeklamsia dan eklamsia
Saat dalam masa hamil, jumlah produksi darah menjadi berkembang dua kali lipat, sehingga jantung bekerja lebih keras untuk memindahkan semua cairan dalam tubuh. Hal ini dapat menyebabkan hipertensi atau tekanan darah tinggi pada ibu hamil.
Preeklamsia merupakan hipertensi yang sering terjadi di masa kehamilan. Gejala yang sering terjadi pada ibu hamil yang mengalami preeklamsia yaitu mual, muntah, sakit kepala hingga sakit perut, serta pembengkakan tangan dan juga wajah. Jika preeklamsia tidak segera ditangani dengan baik, maka dapat berkembang ke komplikasi kehamilan lainnya, yaitu eklamsia, yang merupakan awal dari kejang.
Preeklamsia dan eklamsia merupakan komplikasi kehamilan yang dapat menyebabkan kematian jika tidak segera mendapatkan penanganan yang baik. Hal tersebut terjadi karena kedua komplikasi ini dapat menyebabkan kegagalan pada organ tubuh yang vital, seperti hati dan ginjal. Untuk mengatasi dua komplikasi kehamilan ini, sebaiknya ibu hamil harus rutin memantau tekanan darahnya, agar dapat segera mendapatkan penanganan medis jika tekanan darahnya mengalami peningkatan yang drastis.
2. Anemia
Anemia merupakan suatu kondisi ketika jumlah sel darah merah sehat lebih rendah dari yang seharusnya. Saat hamil, tubuh ibu yang sedang mengandung akan memproduksi lebih banyak sel darah merah, karena tubuh ibu hamil semakin membesar, dan juga harus menyuplai darah ke janinnya. Selain itu, kebutuhan zat besi pada ibu hamil juga meningkat menjadi dua kali lipat.
Jika ibu hamil kekurangan zat besi, maka dapat menyebabkan ibu hamil tersebut mengalami anemia. Kekurangan zat besi saat masa kehamilan, dapat menyebabkan kelahiran janin secara prematur, dan yang terparah bisa menyebabkan kematian pada ibu dan janinnya.
3. Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis gravidarium merupakan suatu kondisi dimana ibu hamil mengalami mual dan muntah yang terus berlangsung selama masa kehamilan. Bahkan, mual dan muntah ini terasa lebih parah lho daripada sekedar morning sickness. Tak hanya mengalami mual dan muntah yang parah saja, ibu hamil juga akan mengalami penurunan berat badan, dehidrasi, nafsu makan yang menurun, merasa ingin pingsan serta kerusakan pada kerongkongan dan gigi.
Hiperemesis gravidarium biasanya terjadi pada awal kehamilan, yaitu masa kehamilan berusia antara 8-12 minggu. Tidak diketahui secara pasti penyebab dari komplikasi kehamilan ini, namun beberapa faktor dapat memicu terjadinya komplikasi kehamilan ini, yaitu faktor psikologis, alergi, kehamilan ganda, dan obesitas.
Editor’s picks
Ibu hamil yang mengalami komplikasi, ini beresiko janinnya akan lahir secara prematur, dan yang paling parah bisa menyebabkan kematian pada ibu hamil dan juga janinnya, jika tidak segera mendapat penanganan yang cepat dan juga tepat.
Baca Juga: Kamu Hamil? Siap-siap Cegah Stretch Mark dengan 6 Cara Alami Ampuh Ini
4. Infeksi ginjal akut
Sekitar 1-2% ibu hamil cenderung mengalami infeksi ginjal, karena adanya perubahan hormonal yang terjadi selama masa kehamilannya. Gejala yang sering terjadi pada ibu hamil yang mengalami komplikasi kehamilan ini adalah demam tinggi, sakit saat buang air kecil, nyeri di punggung bawah, dan adanya darah pada urin.
Jika tidak segera mendapatkan penanganan medis, infeksi ginjal ini bisa menyebabkan sepsis, yang dapat menyebabkan janin terlahir secara prematur, adanya cairan di paru-paru (pneumonia ), dan yang paling parah bisa menyebabkan kematian.
5. Pendarahan
Pendarahan sering terjadi pada trimester pertama. Meski begitu, juga banyak kehamilan yang berakhir tanpa disertai dengan pendarahan. Pendarahan dapat disebabkan oleh beberapa kondisi, yaitu adanya sel telur yang telah dibuahi menempel pada dinding rahim, setelah melakukan hubungan seksual, dan perubahan hormon yang drastis.
Meskipun terlihat berupa bercak-bercak darah saja, pendarahan tidak boleh diremehkan lho, selain dapat menyebabkan keguguran, juga bisa menyebabkan kematian. Sebaiknya ibu hamil yang mengalami pendarahan, segera memeriksakan dirinya ke dokter, agar dapat mengetahui secara pasti kondisi kehamilannya.
6. Keguguran
Keguguran yang berarti kematian pada janin, merupakan komplikasi kehamilan yang paling sering terjadi, dan bisa menyebabkan kematian jika ibu hamil tidak segera mendapatkan pertolongan dari bidan atau dokter kandungan. Biasanya keguguran ini terjadi pada trimester pertama, dan ditandai dengan adanya pendarahan pada vagina.
Keguguran biasanya terjadi karena kelainan kromosom dan genetis yang berat, serta juga dapat disebabkan oleh kelainan pada rahim dan kondisi fisik sang ibu. Untuk mencegah terjadinya keguguran, sebaiknya ibu hamil mengurangi aktivitas yang berat-berat dan sering berkonsultasi pada dokter kandungan, paling tidak sebulan sekali untuk trimester pertama, agar dapat mengetahui kondisi kehamilannya.
Nah, itulah ulasan dari enam komplikasi kehamilan yang dapat menyebabkan kematian pada ibu hamil. Sebaiknya para ibu hamil rajin berkonsultasi ke dokter kandungan, terutama pada trimester pertama agar dapat mengetahui kondisi kehamilannya dan mendapatkan penanganan yang lebih awal jika kandungannya bermasalah.
Baca Juga: Perlu Diperhatikan, 7 Vaksin Ini Sebaiknya Tidak Diberikan Saat Hamil
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.