Diam-diam 1 dari 3 Anak di Indonesia Menderita Anemia, Ini 5 Faktanya!

Semua umur bisa kena, lho

Percaya gak, ada penyakit yang kondisinya serius, tapi belum sepopuler seperti jantung koroner dan ginjal. Itulah anemia yang jika tidak diobati akan fatal, lho. Apalagi ada data bahwa 1 dari 3 anak atau 32 persen anak usia sekolah Indonesia mengalami anemia yang dikemukakan Menko PMK Muhadjir Effendy.

Berarti, penyakit anemia gak kenal usia, nih. Begitu mengerikan, kan? Makanya, jangan anggap anemia sepele kalau kamu atau orang terkasih mengalaminya, ya. Paling tidak, kamu harus tahu lima fakta anemia ini dulu.

1. Oksigen dalam tubuh berkurang

Diam-diam 1 dari 3 Anak di Indonesia Menderita Anemia, Ini 5 Faktanya!ilustrasi anak sakit (unsplash.com/kellysikkema)

Anemia merupakan kondisi medis yang dapat menyerang siapa saja. Tak pandang bulu, selain orang dewasa, anak-anak pun bisa mengalami anemia, lho. Kondisi kekurangan sel darah merah atau hemoglobin dalam darah ini jadi ciri utama terkena anemia.

Ketika seseorang mengidap anemia, kondisi kulitnya bakal memucat. Anemia kerap menyebabkan penurunan kadar oksigen dalam darah. Hal ini menyebabkan kulit jadi pucat. Gak hanya di luar, tetapi juga pada bagian mulut, seperti gusi dan kelopak mata.

Kekurangan oksigen pada pengidap anemia membuatnya rentan sesak napas dan detak jantung berpacu lebih cepat. Bahkan, mereka tak sanggup untuk melakukan aktivitas fisik ringan. Pada pengidap anemia, oksigen menurun dan ekstraksi oksigen meningkat, seperti dilansir National Library of Medicine.

Baca Juga: MPASI Bisa Cegah Anemia Defisiensi Besi pada Bayi, Ini Penjelasannya

2. Fungsi organ terganggu

Diam-diam 1 dari 3 Anak di Indonesia Menderita Anemia, Ini 5 Faktanya!Ilustrasi anak sakit (Pexels.com/jcomp)

Tidak hanya mempengaruhi pernyebaran oksigen dalam tubuh, fungsi organ pengidap anemia juga terganggu, lho. Berbagai gejala anemia pun juga menyerang beberapa fungsi organ, seperti dilansir Healthline. Mereka akan merasakan sesak napas, aritmia, nyeri dada, dan lainnya.

Selain itu, kebanyakan pengidap anemia juga mengalami penyakit kuning, pembesaran kelenjar getah bening, limpa atau hati yang membesar, dan lain sebagainya. Ini membuktikan bahwa anemia tidak hanya menyerang sel darah, tetapi juga mempengaruhi keseluruhan kinerja organ tubuh.

3. Problem pada mental health

Diam-diam 1 dari 3 Anak di Indonesia Menderita Anemia, Ini 5 Faktanya!ilustrasi mental health (unsplash.com/Tim Mossholder)

Kebanyakan orang menganggap masalah kesehatan mental disebabkan oleh pengalaman atau hal-hal buruk yang terjadi dalam hidup. Nyatanya, masalah kesehatan mental juga bisa disebabkan oleh penyakit tertentu, seperti anemia.

Penelitian yang dilakukan oleh University of Michigan di Department of Psychiatry pada Mei 2023 menyebutkan jika ada keterkaitan antara kurangnya darah merah dengan masalah kesehatan mental. Kadar zat besi yang rendah berhubungan dengan kelelahan hingga menyebabkan depresi.

Selain itu, penelitian menunjukkan adanya hubungan antara zat besi yang rendah dengan gejala depresi, kecemasan, dan skizofrenia. Maka dari itu, pada 2013, sebuah penelitian menunjukkan jika suplementasi zat besi memperbaiki gejala kesehatan mental pada pengidap anemia.

4. Gangguan tumbuh kembang anak

Diam-diam 1 dari 3 Anak di Indonesia Menderita Anemia, Ini 5 Faktanya!ilustrasi anak (unsplash.com/Tanaphong Toochinda)

Anemia bisa menyerang anak-anak. Berangkat dari data yang disampaikan oleh Menko PMK Muhajir Effendy, sebanyak 32 persen anak usia sekolah mengalami anemia. Hal itu juga didukung oleh hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) milik Kementerian Kesehatan RI.

Pada 2018, tercatat 26,8 persen anak usia 5—14 tahun menderita anemia dan 32 persen pada usia 15—24 tahun. Ketahanan pangan suatu negara diukur melalui beberapa indikator, seperti aksesibilitas, ketersediaan, kualitas dan keamanan pangan, dan keberlanjutan dan adaptasi terhadap perubahan iklim.

Beruntungnya, kini Indonesia sudah memiliki program bernama Program Makan Gratis Nasional. Program ini sudah diberlakukan oleh Pemerintah Indonesia sejak 1997. Pemerintah memberikan bahan pangan gratis kepada siswa sekolah dasar dan menengah sebagai upaya meningkatkan kesehatan, gizi, dan prestasi belajar. Dalam hal ini, anemia yang diidap anak-anak juga bisa berkurang.

Program Makan Gratis Nasional di Sekolah sudah dilakukan di lebih dari 70 negara di dunia. Menurut UN WFP, Program Makan Siang di Sekolah ini adalah investasi terbaik yang pemerintah bisa lakukan. Dalam hal ini, angka anemia pada anak juga bisa berkurang.

5. Risiko komplikasi kesehatan

Diam-diam 1 dari 3 Anak di Indonesia Menderita Anemia, Ini 5 Faktanya!Ilustrasi anak sakit. (Dok. Freepik)

Anemia pada anak tidak menutup kemungkinan menyebabkan komplikasi. Komplikasi merupakan kondisi perubahan pada penyakit dalam tubuh. Penyakit berubah kondisinya, lalu memicu penyakit lain yang biasanya jauh lebih buruk.

Sebenarnya, komplikasi pada anemia pada anak tergantung pada penyebabnya, seperti dilansir Cedars Sinai. Pada beberapa jenis memiliki sedikit komplikasi. Namun, biasanya risiko komplikasi kesehatan pada anak pengidap anemia adalah masalah pertumbuhan dan perkembangan, nyeri sendi dan bengkak, kegagalan sumsum tulang, hingga leukemia atau kanker.

Anemia tak mengenal umur. Anak-anak pun bisa menjadi salah satu kalangan yang mengindapnya. Sudah sepatutnya orangtua memperhatikan gizi dan asupan anak supaya terhindar dari anemia. Untungnya, kini pemerintah ikut andil memperhatikan gizi anak dengan Program Makan Siang di Sekolah.

Baca Juga: Dinkes Bandung Luncurkan Cerdiku, Upaya Cegah Stunting dan Anemia 

Fernanda Saputra Photo Verified Writer Fernanda Saputra

a writer.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ezri T Suro

Berita Terkini Lainnya