Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
kentonline.co.uk

Banyak yang bilang jika tertawa akan memberikan sebuah kebahagiaan. Namun, ternyata tertawa berlebihan juga tidak bagus untuk kesehatan. Bahkan, karena tertawa, ada beberapa orang di dunia yang harus meregang nyawa. Dilansir dari Thought catalog, inilah 4 orang yang mengalami hal tersebut.

Alex Mitchell

kentonline.co.uk

Alex Mitchell merupakan seorang tukang batu. Di tahun 1975, ia harus meninggal di depan televisi ketika menonton sebuah acara komedi berjudul "Kungfu Kapers". Pada saat itu, ia dikabarkan tertawa terlalu keras hingga membuat perutnya merasa kesakitan. Setengah jam kemudian, Alex dinyatakan meninggal karena serangan jantung ringan.

Damnoen Sam Um

theworldofchinese.com

Pada tahun 2003, seorang tukang es krim di Thailand meninggal karena tertawa keras. Pada saat itu, ia tertawa terbahak-bahak selama 2 menit dan tiba-tiba tak sadarkan diri. Ia diklaim mengalami gagal jantung.

Ole Bentzen

quora.com

Film populer di tahun 1988, A Fish Called Wanda, membuat seorang bernama Ole Bentzen meninggal dunia. Pria tersebut meninggal setelah tertawa sangat keras yang menyebabkan dirinya mendapatkan serangan jantung. Ia tertawa ketika adegan sang pemain film memakan kentang goreng melalui hidungnya tanpa sengaja.

Tommy Cooper

mirror.co.uk

Tommy merupakan seorang komedian Inggris ang cukup terkenal pada tahun 1980-an. Pada saat itu, ia terkenal sebagai seorang stand up comedian yang selalu melakukan lawajan yang cukup menghibur. Ketika ia menghibur penonton di Majesty Theatre, London, pada tahun 1984, ia tanpa sadar meninggal di tengah gelak tawa dari para penonton. Penonton mengira jika itu adalah bagian dari acara. Padahal, Tommy benar-benar harus meregang nawa pada malam itu.

Jadi, guys kalau ketawa jangan berlebihan, yaa..

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team