Gula alkohol tidak 100 persen terbebas dari efek samping. Mengonsumsinya dalam jumlah besar bisa menyebabkan masalah gastrointestinal (pencernaan), seperti sakit perut, diare, hingga menceret.
Karena dicerna secara perlahan, gula alkohol memiliki lebih banyak waktu untuk memberi makan bakteri di usus, ungkap Harvard Health Publishing. Ini akan menyebabkan fermentasi dan gas berlebih.
Akan tetapi, efek ini tidak mutlak terjadi. Ini tergantung kondisi pencernaan, metabolisme, komposisi mikrobioma usus, dan kebiasaan makan masing-masing individu.
Disarankan untuk mengonsumsi gula alkohol secara bertahap dan mengamati respons tubuh terlebih dahulu, sebelum memutuskan untuk menggunakannya dalam jangka panjang.
Anyway, meski terdapat embel-embel “alkohol”, produk pemanis ini dianggap halal menurut syariat Islam. Ini karena gula alkohol tidak mengandung etanol dan tidak memiliki efek memabukkan, jelas laman Halal Guidance.