Keamanan dalam melakukan teknik ini tergantung pada siapa yang melakukannya. Hair cracking bukanlah praktik medis yang diakui, dan tidak ada penelitian ekstensif tentang keamanan dan kemanjurannya.
Terlepas dari itu, memang terdapat penggunaan yang luas di beberapa wilayah dan buaya. Mengutip Style Craze, tukang cukur di Turki dan India menawarkan hair cracking setelah potong rambut. Ini juga umum dilakukan di rumah tangga Peru dan Meksiko. Di tempat-tempat tersebut, hair cracking merupakan terapi alternatif untuk mengobati sakit kepala tipe tegang dan migrain. Jika dilakukan dengan benar, hair cracking mungkin memiliki beberapa efek positif.
Akan tetapi, seperti tren yang viral di media sosial, banyak orang yang mencoba teknik ini dan berakhir dengan kebotakan atau pitak. Ini dapat merusak dan merobek kulit dan jaringan ikat yang menghubungkan kulit kepala dan tengkorak. Kulit kepala juga mengandung pembuluh darah dan ujung saraf, yang mungkin rusak selama proses tersebut.
Itulah sebabnya ahli kiropraktik dan terapis pijat sangat menyarankan bahwa perawatan harus diserahkan sepenuhnya kepada ahli yang terlatih. Jika ingin meredakan ketegangan dan sakit kepala, yang terbaik adalah mencoba pijat kepala di rumah daripada mencoba hair cracking.
Kesalahan dalam melakukan teknik ini dapat menyebabkan kerusakan jaringan kulit kepala dan kerontokan rambut. Jadi, itu harus dilakukan oleh para profesional terlatih. Namun, banyak ahli yang tidak merekomendasikan hair cracking. Mereka lebih menyarankan untuk memijat kulit kepala dengan gerakan melingkar atau pergi ke tempat terapis pijat profesional untuk meredakan sakit kepala.
Selain itu, sakit kepala juga bisa diatasi dengan mengonsumsi obat pereda nyeri yang dijual bebas seperti ibuprofen dan asetaminofen. Jika sakit kepala tak kunjung hilang atau parah, sebaiknya temui dokter.