Glukosa, atau gula, adalah bahan bakar yang menggerakkan sel-sel di seluruh tubuh. Tingkat darah dari sumber energi ini surut dan mengalir secara alami, tergantung apa yang kamu makan, porsinya, serta waktu makan.
Akan tetapi, saat terjadi kesalahan dan sel-sel tidak menyerap glukosa, gula darah tinggi yang diakibatkannya akan merusak saraf, pembuluh darah, dan organ, sehingga menimbulkan komplikasi berbahaya.
Pembacaan gula darah normal biasanya turun antara 60 mg/dl dan 140 mg/dl. Tes darah yang disebut hemoglobin A1c (HbA1c) mengukur kadar gula darah rata-rata selama tiga bulan sebelumnya. Pembacaan normal di bawah 5,7 persen untuk orang tanpa diabetes. Kelebihan glukosa dalam aliran darah (hiperglikemia) adalah tanda diabetes.
Orang dengan diabetes tipe 1 tidak memproduksi insulin, hormon yang dibutuhkan untuk mengangkut gula dari aliran darah ke dalam sel. Diabetes tipe 2 berarti tubuh tidak menggunakan insulin dengan benar dan bisa berakhir dengan terlalu banyak atau terlalu sedikit insulin. Pada dua kondisi tersebut, tanpa perawatan yang tepat, jumlah gula yang berbahaya dapat menumpuk di aliran darah dan mengancam kesehatan dari ujung kepala hingga ujung kaki. Itulah kenapa sangat penting untuk mengontrol kadar gula darah demi mengurangi risiko komplikasi diabetes.
Karena darah bersirkulasi ke seluruh tubuh, kadar gula darah yang terlalu tinggi dapat memiliki konsekuensi negatif bagi hampir setiap sistem dan proses organ. Inilah hal-hal yang dialami tubuh akibat gula darah tinggi.