Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bukan Kesurupan, 5 Tanda Hipotermia Ini Wajib Diketahui Pendaki Gunung

freepik.com/freepik.diller
freepik.com/freepik.diller

Anak muda paling suka menguji diri dengan tantangan, salah satunya mendaki gunung. Setiap gunung yang didaki mempunyai medan dan kesulitan yang berbenda-beda. Bahkan jika tidak hati-hati tantangan yang dicari-cari justru menimbulkan malapetaka. Dari sekian banyak risiko bahaya mendaki gunung, salah satunya adalah hipotermia.

Menurut nhs.uk,  hipotermia adalah kondisi ketika suhu tubuh turun secara drastis 35 derajat Celcius. Kondisi ini rentan dialami pendaki gunung karena cuaca gunung yang dingin dan kondisi badan yang kelelahan atau pakaian yang tipis.

Hipotermia dapat menimbulkan bahaya apabila tidak ditangani dengan segera. Hipotermia terjadi dengan gejala cepat. Gejala tersebut sayangnya seringkali disalahartikan sebagai candaan atau bahkan dikira kesurupan. Agar kamu lebih aware, yuk ketahui 5 tanda-tanda awal hipotermia ini.

1. Menggigil

freepik.com/freepik
freepik.com/freepik

Menurut salah satu artikel jurnal Pharmacoteraphy, menggigil merupakan getaran otot tidak sadar untuk menghasilkan panas sebagai upaya tubuh mengembalikan keadaan normal.

Agar hipotermia dapat diatasi, gigil tersebut harus dihilangkan dengan meningkatkan suhu tubuh. Gejala menggigil dialami seorang yang hipotermia ketika suhu tubuh berada antara 35 sampai 32 derajat celcius. 

2. Nafas terburu-buru dan detak jantung meningkat

ilustrasi gagal napas (freepik.com/freepik)
ilustrasi gagal napas (freepik.com/freepik)

Pembuluh darah mengalami penyempitan ketika berada pada suhu yang rendah. Akibatnya, jantung harus bekerja lebih keras agar aliran sirkulasi darah tetap berjalan. Untuk mengimbanginya, oksigen yang diasup dalam tubuh pun bertambah.  Itulah mengapa detak jantung dan nafas menjadi cepat saat terjadi hipotermia.

3. Kesulitan berbicara dan koordinasi

pixabay.com/geralt
pixabay.com/geralt

Gejala ini juga terjadi karena reaksi tubuh dalam menghadapi suhu yang rendah. Menurut artikel jurnal Oxid Med Cell Longev, pada tahap ini, hipotermia sudah sampai tahap lanjut yang mulai menyebabkan kegagalan pada fungsi fisiologis.

Koordinasi mental dan motorik terganggu yang terlihat dari penderita yang mulai kesulitan berbicara, perilaku yang ganjil, dan sering juga tersandung.

4. Kulit dingin dan pucat

pixabay.com/pasja1000
pixabay.com/pasja1000

Wajah pucat disebabkan karena pada kondisi suhu tubuh rendah, aliran darah kapiler tidak lancar. Oleh karenanya hanya sedikit darah yang mengaliri pembuluh di kulit. Biasanya hal itu didahului dengan suhu kulit yang menjadi dingin.

5. Halusinasi dan kehilangan kesadaran

freepik.com/freepic.diller
freepik.com/freepic.diller

Penderita hipotermia dapat mengalami gejala hipotermia dan kehilangan kesadaran ketika suhu tubuh berada di rentang 32 sampai 28 derajat celcius. Koordinasi sistem saraf sudah tidak bekerja dengan normal. Hipotermia tahap ini masuk ke tahap parah dan harus mendapat pertolongan sesegera mungkin. 

Hipotermia saat mendaki tidak boleh disepelekan. Persiapan fisik dan sarana memang perlu. Tetapi mengimbangi semua itu dengan pengetahuan juga tidak kalah penting. Untuk membantu menyelamatkan orang lain ataupun diri sendiri tentu harus mengetahui dahulu apa saja tanda-tandanya.

Kegiatan berpetualang ke puncak berikutnya pasti bisa lebih aman nyaman dengan bekal pengetahuan yang lebih. Selamat mendaki!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Arifina Budi A.
EditorArifina Budi A.
Follow Us