pexels.com/Andrea Piacquadio
Berdasarkan sebuah studi tahun 2015 dalam "Heart", jurnal medis resmi keluaran British Cardiovascular Society, isolasi dan kesepian adalah faktor risiko terjadinya penyakit jantung koroner dan stroke.
Hal tersebut juga ditemukan dalam studi "REACH (Reduction of Atherothrombosis for Continued Health)" yang dipublikasikan dalam "Archives of Internal Medicine". Disebutkan bahwa orang-orang yang hidup sendiri lebih berisiko mengalami aterosklerosis, yakni penyebab sebagian besar serangan jantung dan stroke.
Sementara itu, menurut sebuah studi dalam jurnal “PLOS One” tahun 2019, ada kemungkinan efek buruk dari segi fisik maupun psikis dari perasaan kesepian akibat tinggal sendiri. Kemungkinan efek buruk tersebut antara lain:
- Depresi dan keinginan bunuh diri;
- Peningkatan stres;
- Pengambilan keputusan yang salah;
- Perilaku antisosial;
- Menurunnya kemampuan memori dan pembelajaran;
- Fungsi otak terganggu;
- Alkoholisme;
- Penggunaan narkoba;
- Perkembangan penyakit Alzheimer;
- Penyakit kardiovaskular dan stroke.
DilansirHarvard Health Publishing dari Sekolah Kedokteran Harvard, Amerika Serikat, ketika hidup sendiri, khususnya lansia, seseorang akan lebih mudah untuk melupakan atau mengabaikan pengobatan yang diresepkan dokter. Kalau ada orang lain yang tinggal bersamanya, setidaknya ada yang mengingatkan kalau sampai lupa.