5 Fakta ADHD pada Anak Perempuan, Apa Bedanya dengan Laki-laki?

Anak laki-laki berisiko 3 kali lipat daripada perempuan

Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) merupakan kondisi mental yang biasanya didiagnosis pada masa kanak-kanak. Kondisi ini melibatkan pola perilaku lalai, hiperaktif dan/atau impulsif. Gejalanya dapat berefek negatif pada kehidupan sehari-hari pengidapnya.

Banyak yang menganggap ADHD lebih lekat pada anak laki-laki. Memang, benar bahwa gangguan ini lebih rentan dialami oleh anak laki-laki, bahkan risikonya tiga kali lipat dibandingkan perempuan. Namun, faktanya ADHD juga bisa dialami oleh anak perempuan.

Karena anggapan tersebut, sering kali orang tua atau pengasuh kurang peka terhadap kondisi anak perempuan yang mungkin mengalami ADHD. Padahal, jika tidak ditangani, kondisi ini bisa berpengaruh signifikan pada kehidupan mereka.

1. Gejala

5 Fakta ADHD pada Anak Perempuan, Apa Bedanya dengan Laki-laki?ilustrasi anak perempuan menggunakan ponsel (pexels.com/Julia M Cameron)

Menurut beberapa penelitian, anak perempuan dengan ADHD cenderung memiliki perilaku lalai. Setiap gejala hiperaktif dan impulsif yang dialami kemungkinan akan muncul secara berbeda dibanding anak laki-laki dengan ADHD.

Gejala ADHD yang mungkin berkaitan dengan anak perempuan, mencakup:

  • Kurang perhatian: Anak perempuan dengan ADHD bisa mengalami masalah pada tingkat konsentrasi.
  • Fokus mudah teralihkan: Anak perempuan dengan ADHD dapat dengan mudah terganggu oleh sesuatu yang menurutnya menarik.
  • Hiperaktif: Beberapa anak perempuan dengan ADHD cenderung menunjukkan perilaku bergerak yang tidak biasa. Mereka mungkin akan tampak gelisah, berjalan terhuyung-huyung, atau melakukan tindakan mencoret-coret.
  • Impulsif: Anak perempuan dengan ADHD mungkin mengalami emosi yang kuat. Tidak jarang mereka kesulitan bersikap layaknya anak pada umumnya di masyarakat.
  • Malfungsi tindakan: Anak perempuan dengan ADHD mungkin memiliki keterampilan manajemen waktu yang buruk. Mereka cenderung kesulitan mengikuti berbagai petunjuk atau menyelesaikan tugas.

2. Penyebab dan faktor risiko

5 Fakta ADHD pada Anak Perempuan, Apa Bedanya dengan Laki-laki?ilustrasi anak perempuan dan ibu bermain (pexels.com/Gustavo Fring)

Penyebab pasti dari ADHD tidak sepenuhnya dipahami, meskipun kombinasi beberapa faktor dianggap bertanggung jawab.

ADHD sekarang menjadi salah satu kondisi masa kanak-kanak yang paling umum dan paling banyak dipelajari. Menurut American Academy of Pediatrics, ADHD mungkin disebabkan oleh beberapa hal:

  • Anatomi dan fungsi otak. Tingkat aktivitas yang lebih rendah di bagian otak yang mengontrol perhatian dan tingkat aktivitas mungkin berhubungan dengan ADHD.
  • Gen dan keturunan. ADHD sering diturunkan dalam keluarga. Seorang anak dengan ADHD memiliki peluang 1 dari 4 memiliki orang tua dengan ADHD. Kemungkinan besar anggota keluarga dekat lainnya, seperti saudara kandung, juga mengidap ADHD. Terkadang, ADHD didiagnosis pada orang tua dan pada saat yang sama diagnosis pada anak.
  • Dalam beberapa kasus, cedera kepala yang parah dapat menyebabkan ADHD.
  • Kelahiran prematur telah diketahui dapat meningkatkan risiko pengembangan ADHD.
  • Ibu yang terkena paparan prenatal, seperti alkohol atau nikotin dari rokok meningkatkan risiko mengembangkan ADHD pada anak.
  • Paparan sebelum melahirkan, seperti alkohol atau nikotin akibat merokok, meningkatkan risiko pengembangan ADHD.
  • Dalam kasus yang sangat jarang terjadi, racun di lingkungan dapat menyebabkan ADHD. Misalnya, timbal dalam tubuh dapat memengaruhi perkembangan dan perilaku anak.

Baca Juga: 8 Tips Ampuh Meditasi untuk Pasien ADHD, Biar Efektif!

3. Diagnosis

5 Fakta ADHD pada Anak Perempuan, Apa Bedanya dengan Laki-laki?ilustrasi anak perempuan sedang menatap tajam (pexels.com/cottonbro)

Secara umum, seorang anak tidak boleh menerima diagnosis dengan ADHD kecuali gejala inti ADHD dimulai sejak dini, yaitu sebelum usia 12 tahun, dan menimbulkan masalah signifikan di rumah dan di sekolah secara berkelanjutan, dilansir Mayo Clinic.

Tidak ada tes khusus untuk ADHD, tetapi diagnosis kemungkinan besar mencakup:

  • Pemeriksaan medis, untuk membantu menyingkirkan kemungkinan penyebab gejala lainnya.
  • Pengumpulan informasi, seperti masalah kesehatan terkini, riwayat kesehatan pribadi dan keluarga, dan catatan sekolah.
  • Wawancara atau kuesioner untuk anggota keluarga, guru anak, atau orang lain yang mengenal anak dengan baik, seperti pengasuh, babysitter, dan pelatih.
  • Kriteria ADHD dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders DSM-5.
  • Skala penilaian ADHD untuk membantu mengumpulkan dan mengevaluasi informasi tentang anak.

Mendiagnosis ADHD pada anak kecil

Meskipun tanda-tanda ADHD terkadang dapat muncul pada anak-anak prasekolah atau bahkan anak-anak yang lebih kecil, mendiagnosis gangguan ini pada anak-anak yang masih sangat kecil sangatlah sulit. Ini karena masalah perkembangan seperti keterlambatan bahasa bisa disalahartikan sebagai ADHD.

Jadi, anak-anak usia prasekolah atau lebih muda yang diduga mengidap ADHD lebih mungkin memerlukan evaluasi oleh dokter spesialis, seperti psikolog atau psikiater, ahli patologi wicara, atau dokter spesialis perkembangan anak.

Kondisi lain yang menyerupai ADHD

Sejumlah kondisi medis atau pengobatannya dapat menyebabkan tanda dan gejala yang mirip dengan ADHD. Contohnya:

  • Masalah belajar atau bahasa.
  • Gangguan suasana hati seperti depresi atau kecemasan.
  • Gangguan kejang.
  • Masalah penglihatan atau pendengaran.
  • Gangguan spektrum autisme.
  • Masalah medis atau pengobatan yang mempengaruhi pemikiran atau perilaku.
  • Gangguan tidur.
  • Kerusakan otak.

4. Pengobatan

5 Fakta ADHD pada Anak Perempuan, Apa Bedanya dengan Laki-laki?ilustrasi anak perempuan dan dua orang tua (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Pengobatan dan perawatan untuk ADHD pada anak perempuan mungkin melibatkan resep obat, psikoterapi, atau kombinasi keduanya. Di sisi lain, orang tua atau pengasuh juga dapat membantu mengelola kondisi sang anak dengan:

  • Mengajak anak melakukan kegiatan bermanfaat dan menyenangkan, seperti berolahraga atau bermain secara tim.
  • Memberikan kesempatan pada anak untuk menghabiskan waktu di luar ruangan atau di alam terbuka.
  • Mencukupi asupan nutrisi anak.
  • Menerapkan jadwal istirahat dan tidur secara teratur pada anak.
  • Menghargai pencapaian anak.
  • Mengeksplorasi pilihan perawatan dari tenaga profesional, seperti terapi perilaku dan terapi kelompok.
  • Memperkaya pengetahuan dengan membaca hasil penelitian, buku, atau artikel yang relevan dengan topik ADHD pada anak perempuan.

5. Risiko komplikasi jika anak tidak mendapatkan diagnosis dan pengobatan

5 Fakta ADHD pada Anak Perempuan, Apa Bedanya dengan Laki-laki?ilustrasi anak perempuan sedang fokus pada tugasnya (pexels.com/George Dolgikh @ Giftpundits.com)

Anak perempuan dengan ADHD yang tidak mendapatkan diagnosis dan pengobatan sampai menginjak dewasa mungkin berisiko mengalami situasi tertentu dalam hidupnya, seperti harga diri rendah, rawan mengalami stres, mengembangkan gangguan kecemasan, sampai depresi.

Gejala ADHD sering kali tidak membaik jika tidak mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat. Bahkan, gejala yang awalnya ringan bisa menyebabkan kesusahan yang dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari anak.

Ada beberapa potensi komplikasi yang sebaiknya diwaspadai, yang meliputi:

  • Mudah tersulut emosi yang berimbas pada konflik reguler dalam hubungan dengan orang tua, guru, dan teman.
  • Rentan terhadap praktik penolakan atau intimidasi dari orang lain.
  • Mengalami isolasi secara sosial.
  • Mengalami masalah tidur secara terus-menerus.
  • Berisiko mengalami gangguan makan.

ADHD pada anak perempuan bisa menjadi tantangan besar, baik untuk anak tersebut, orang tua atau pengasuh, orang tua, dan orang lain di sekitar anak. Maka dari itu, kesadaran orang-orang sekitar dalam mengenali tanda-tanda yang mengarah pada ADHD sangat penting.

Baca Juga: Perbedaan Gejala ADHD pada Orang Dewasa dan Anak

Indriyani Photo Verified Writer Indriyani

@Ani412_ (Insta)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira
  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya