Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Unsplash/kaimantha
Unsplash/kaimantha

Ketika kita sakit dan memutuskan untuk berkonsultasi dengan dokter, tentu hal yang ingin kita ketahui pertama kali adalah tentang penyakit kita, sebab sekaligus bagaimana pencegahannya.

Akan berbeda perasaan kita jika dokter yang menangani tidak bisa berkomunikasi dengan baik. Hanya memberikan penjelasan singkat, memberi tahu kita sakit apa kemudian menuliskan resep pada selembar kertas. Lalu segera memberi isyarat pada asistennya untuk segera membawa masuk pasien berikutnya. Tanpa memberi kesempatan pada kita untuk bertanya dan mengetahui penjelasan lengkap mengenai penyakit kita.

Akhirnya kita bertanya-tanya dan membuat spekulasi sendiri mengenai penyakit itu. Menambah beban stres dalam diri kita yang secara tidak langsung akan mempengaruhi proses penyembuhan kita.

Inilah pentingnya sebuah terapi emosional bagi pasien sebelum mengikuti prosedur medis menurut Daniel Goleman dalam bukunya Emotional Intelligence.

1.Memberikan kesempatan pasien untuk bertanya

Unsplash/rawpixel

Sebuah studi terhadap terhadap pasien-pasien yang sedang menunggu diperiksa menemukan bahwa masing-masing pasien rata-rata mempunyai tiga atau empat pertanyaan yang ingin diajukan pada dokter yang ingin ditemuinya.

Tapi rata-rata hanya satu setengah pertanyaan tersebut yang terjawab dalam ruang praktik dokter (dikutip dari Dr. Steven Cohen-Cole, psikiater pada Emory University yang disampaikan pada wawancara bersama Daniel Goleman-New York Times pada 13 November 1991).

Pertanyaan yang tak terjawab ini menimbulkan ketidakpastian, rasa takut, dan bayangan akan terjadinya bencana pada dirinya sendiri sehingga akan memengaruhi kekebalan tubuhnya.

2. Menyejajarkan pasien dengan dokter untuk membuat keputusan bersama

Editorial Team

Tonton lebih seru di