ilustrasi kebiasaan buruk yang dapat menyebabkan kabut otak (pexels.com/RDNE Stock project)
Menurut sebuah artikel dalam jurnal Environmental Health Perspectives tahun 2019, polusi udara dapat mencederai kinerja otak dan menurunkan kemampuannya. Sebuah survei mengungkapkan bahwa polusi udara dapat menurunkan tingkat produktivitas dan kemampuan mengelola informasi. Beberapa responden yang terdiri dari mahasiswa dan pelajar mengaku bahwa mereka mengalami kesulitan dalam belajar dan mengerjakan tes ketika ditempatkan dalam lingkungan yang dipenuhi polutan udara.
Selain polusi udara, rokok, alkohol, dan zat aditif lainnya memiliki efek negatif pada kemampuan berpikir.
Zat aditif dalam makanan olahan dan minuman berenergi tinggi juga dapat mengakibatkan fluktuasi gula darah, yang berdampak pada energi yang tidak stabil dan fokus yang tidak konsisten.
Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa radiasi yang dihasilkan oleh gawai seperti HP, tablet, dan laptop dapat memengaruhi kesehatan otak dan kejernihan pikiran.
Untuk meminimalkan risiko kabut otak, cobalah untuk menghindari kebiasaan-kebiasaan di atas. Dalam upaya menjaga kualitas hidup, perubahan kebiasaan berperan penting. Pastikan untuk mendapatkan tidur yang berkualitas, pola makan yang seimbang, aktif secara fisik, mampu mengelola stres dengan baik, dan membatasi paparan zat-zat berbahaya.
Gaya hidup sehat dan aktif akan memberikan manfaat jangka panjang bagi kesehatan otak dan kesejahteraan hidup secara keseluruhan.