Kenali 5 Perbedaan Stres dan Depresi, Jangan Asal Menilai ya!

Stres dan depresi adalah dua ungkapan yang kerap tertukar penggunaannya. Padahal, orang yang mengalami stres belum tentu mengalami depresi atau sebaliknya. Agar kita dapat mendeteksi stres dan depresi dengan tepat, yuk pahami 5 perbedaan stres dan depresi di bawah ini.
1. Pemicu yang berbeda
Stres dan depresi memiliki pemicu yang berbeda. Stres dipicu oleh rasa tertekan yang muncul akibat dari banyak faktor, seperti pekerjaan atau rencana pernikahan. Di sisi lain, depresi adalah penyakit mental yang dipicu oleh faktor internal, seperti faktor genetik, faktor biologis, atau terbiasa memendam emosi.
2. Cara penanganan yang berbeda
Stres dan depresi tidak bisa ditangani dengan cara yang sama. Jika kamu mengalami stres, maka kamu dapat mengatasinya seorang diri dengan beristirahat sejenak atau bermeditasi. Namun jika kamu mengalami depresi, maka kamu memerlukan bantuan orang lain, seperti psikolog atau psikiater.
3. Gejala yang berbeda
Selain pemicu, stres dan depresi memiliki gejala yang berbeda pula. Gejala-gejala yang timbul jika seseorang menderita stres adalah susah tidur, sulit berkonsentrasi, dan adanya perubahan pola makan. Sedangkan gejala yang dialami penderita depresi adalah hilang semangat, menarik diri dari lingkungan, merasa sedih yang tak berkesudahan.
4. Pengobatan yang berbeda
Stres dapat diobati dengan istirahat sejenak, olahraga, meditasi, atau bercerita kepada seseorang. Sedangkan depresi dapat diobati dengan sesi konseling bersama psikolog atau menjalani Terapi Kognitif Perilaku (CBT).
5. Penyakit yang disebabkan
Stres dan depresi tidak boleh dibiarkan berlarut-larut dan berkepanjangan. Jika dibiarkan, stres yang berkepanjangan dapat menyebabkan sakit kepala, diabetes, tekanan darah tinggi, hingga stroke. Sedangkan depresi dapat menyebabkan penyakit jantung, alzheimer, hingga keinginan untuk bunuh diri.
Nah, itu dia 5 perbedaan stres dan depresi. Jika kamu mengalaminya, jangan sungkan untuk berkonsultasi dengan ahlinya.