Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
daging sapi dan ayam yang sedang dipanggang
daging sapi dan ayam yang sedang dipanggang (pexels.com/Ali Smith)

Kamu pasti setuju, kan, kalau daging sapi dan ayam sampai saat ini masih jadi jenis protein hewani yang sangat disukai seluruh kalangan? Kemudahan cara masak dan variasi hidangan yang berbahan dasar kedua daging ini seolah jadi keunggulan dibanding protein hewani lain. Apalagi, pasokan dan permintaan daging sapi dan ayam di seluruh dunia cenderung terus meningkat dari tahun ke tahun yang jadi bukti betapa populernya kedua daging ini.

Namun, sebenarnya ada perbedaan karakteristik dari dua daging ini. Tak hanya soal warna daging, cara mengolah keduanya pun bisa sangat berbeda Salah satunya kalau kita ingin membuat olahan steak. Kalau diperhatikan, steik berbahan daging sapi punya berbagai tingkat kematangan, mulai dari mentah (rare), setengah matang (medium rare), sampai matang sempurna (well done). Di sisi lain, kita pasti hanya menemukan olahan steik daging ayam dalam opsi matang sempurna saja.

Uniknya, perbedaan tingkat kematangan itu bukan sekadar preferensi orang-orang yang mengonsumsinya, lho. Sebab, ada konsekuensi kesehatan yang dapat manusia rasakan ketika mengonsumsi daging secara mentah atau setengah matang. Nah, kira-kira apa yang membedakan antara daging sapi dengan daging ayam dalam hal tingkat kematangan dagingnya? Yuk, simak jawaban lengkapnya di bawah ini!

1. Daging sapi maupun daging ayam sebenarnya sama-sama mengandung bakteri

daging ayam yang masih mentah (pexels.com/JÉSHOOTS)

Salah satu hal yang patut kita garis bawahi dari dua jenis protein hewani ini adalah kandungan bakteri yang ada di dalamnya. Ya, baik daging sapi dan ayam memang sama-sama punya bakteri yang mampu menyebabkan keracunan makanan bagi siapa saja yang mengonsumsinya. Jadi, seharusnya keduanya sama-sama punya potensi menimbulkan keracunan makanan pada tubuh manusia.

Dilansir Mashed, daging sapi utamanya mengandung bakteri E.coli dan Salmonella, tapi terkadang bisa saja terkontaminasi bakteri Staphylococcus aureus dan Bacillus antracis. Sementara itu, bakteri pada ayam biasanya berjenis Campylobacter, Salmonella, E. coli, dan Clostridium perfingens. Dari daftar bakteri itu, terlihat kalau ternyata ada beberapa jenis bakteri yang sama di kedua daging ini. Lalu, apa masalah yang ada pada daging ayam sampai tidak boleh diolah setengah matang seperti daging sapi?

2. Kenapa daging sapi lebih aman dimasak setengah matang ketimbang daging ayam?

steik dengan tingkat kematangan medium rare (pexels.com/Pixabay)

Jadi, perbedaan antara yang ada di daging sapi dengan daging ayam adalah lokasi bakteri itu berada. Scientific American melaporkan, konsentrasi kontaminasi pada daging sapi itu hanya ada di permukaan daging karena sedari awal bakteri tersebut hanya ada di sistem pencernaan si sapi. Selain itu, bakteri sulit menembus ke bagian dalam daging karena serat otot daging sapi yang tebal.

Alhasil, bakteri di daging sapi lebih mudah mati saat daging mencapai temperatur internal sekitar 52—71 derajat Celsius kalau ingin dimasak dengan cara steik. Karena bakteri ada di luar dan cepat mati akibat bersinggungan langsung dengan panas, maka durasi memasak daging sapi pun jadi bisa lebih singkat sehingga kita bisa menyantapnya dengan tingkat kematangan yang beragam tanpa perlu khawatir daging terkontaminasi bakteri berbahaya.

Di sisi lain, bakteri pada daging ayam itu berada di bagian dalam, bahkan menyebar di sampai bagian cairan myoglobin alias juice saat dimasak, dilansir US Centers for Disease Control and Prevention. Oleh sebab itu, cara memasak daging ayam mewajibkan kita untuk memanaskan seluruh bagian daging sampai ke dalam-dalamnya sehingga matang sempurna. Kalau daging ayam masih mentah sedikit saja, maka berbagai bakteri yang ada di dalamnya dapat memasuki tubuh kita dan mengganggu kesehatan sampai menyebabkan keracunan.

Agar lebih aman, pastikan memasak daging ayam sampai mencapai temperatur internal sekitar 73,8—75 derajat Celsius. Beberapa jenis bakteri, semisal Salmonella baru bisa mati pada temperatur tersebut.Agar lebih aman, kita boleh juga menggunakan alat pengukur temperatur internal yang ditancapkan ke dalam daging atau tubuh ayam ketika sedang dimasak. Yang jelas, jangan coba-coba mengonsumsi daging ayam setengah matang, apalagi terlihat masih mentah kalau tak ingin mengalami masalah kesehatan.

Dilansir Medical News Today, keracunan makanan dari jenis bakteri pada daging sapi maupun ayam menyebabkan berbagai gejala yang tidak mengenakan. Misalnya saja, kita akan merasa dehidrasi, sakit perut, demam, pusing, muntah-muntah, sampai diare. Pada kasus yang ekstrem, bakteri tersebut dapat menyebabkan komplikasi seperti dehidrasi berat, irritable bowel syndrome, reactive arthritis, septicemia, dan Guillain-Barré syndrome.

3. Ada jenis olahan daging sapi yang tidak disarankan dimasak setengah matang, apa itu?

Burger menggunakan adalah salah satu makanan dengan bahan daging giling yang harus dimasak sampai matang. (pexels.com/Valeria Boltneva)

Kalau dimasak dengan teknik steik, daging sapi memang boleh disajikan pada berbagai tingkat kematangan. Namun, sebenarnya risiko keracunan makanan ketika mengonsumsi daging sapi tetap ada, terutama kalau kita nekat mengonsumsi olahan daging sapi secara setengah matang atau mentah. Adapun, jenis olahan yang dimaksud adalah daging giling.

Dilansir Food Consulting Services, daging giling yang diolah sebelum dimasak itu akan membuat seluruh bagian daging sapi akan tercampur rata, termasuk bakteri yang ada di dalamnya. Akibatnya, proses memasak daging giling jadi tidak boleh dilakukan hanya di permukaan karena ada potensi bakteri sudah masuk ke bagian tengah saat dicampur. Dengan demikian, proses memasak jenis daging ini harus serupa dengan cara memasak daging ayam.

Jadi, meski sama-sama mengandung bakteri yang terbilang identik, lokasi bakteri itu berada ternyata jadi kunci jawaban pada pembahasan kali ini. Setelah membacanya, jangan sekali-kali coba memasak dan makan daging ayam setengah matang atau mentah, ya! Selain itu, khusus untuk daging sapi, pastikan jenis olahan apa yang diperbolehkan untuk dimasak pada berbagai tingkat kematangan supaya meminimalkan potensi keracunan.

Referensi

"The Real Difference Between Rare Steak And Rare Chicken". Mashed. Diakses pada November 2025.

"How to Grill Meat Safely—According to Science". Scientific American. Diakses pada November 2025.

"Chicken and Food Poisoning". US Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada November 2025.

"What happens if you eat raw chicken?". Medical News Today. Diakses pada November 2025.

"Why You Can Eat Medium Rare Steaks But Not Medium Rare Burgers?". Food Consulting Services. Diakses pada November 2025.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team