(pixels.com/Andreas Ayrton)
Olahraga memicu detak jantung lebih cepat sehingga aliran darah ke seluruh tubuh juga mengalami peningkatan. Cara kerja tubuh merespons olahraga tersebut sama seperti saat menerima rangsangan seksual, lho.
Seperti foreplay, makin intens olahraga, aliran darah pun makin cepat bahkan ke area seksual yang sensitif. Kondisi tersebut akhirnya juga memicu lebih banyak pelumasan pada vagina dan ereksi jenis lebih kuat.
Di sisi lain, olahraga intens, seperti HIIT, juga dapat memicu hormon endorfin. Sensasi bahagia dan penurunan tingkat stres memberikan ruang bagi tubuh untuk merasa bergairah, sebagaimana penjelasan terapis seks, Jenni Skyler, PhD., dalam Well and Good.
Lebih lanjut, hal tersebut juga dipengaruhi oleh kadar testosteron yang meningkat selama berolahraga. Dalam jangka pendek, hal tersebut dapat membuat pria terangsang. Adapun dalam jangka panjang dapat menaikkan massa otot.
Sementara itu, pada perempuan gairah seks setelah olahraga juga dikaitkan dengan hormon dopamin dan serotonin. Kedua hormon tersebut membuat suasana hati lebih baik dan menekan stres sehingga bisa saja merasa terangsang.
Lagipula gerakan saat berolahraga pun mungkin menekan titik sensitif pada tubuh, termasuk klitoris. Munculnya gesekan, tekanan, atau tindakan serupa dapat menjadi rangsangan fisik yang memicu libido naik pasca olahraga.