Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret pusar seorang wanita (pexels.com/RDNE Stock project)

Dibandingkan dengan bagian tubuh lain, pusar terbilang sering luput dari perhatian kita, terutama soal kebersihannya. Padahal, serupa dengan telinga dan hidung, pusar kita secara rutin menghasilkan kotoran yang bisa menumpuk kalau dibiarkan. Malahan, aroma dari kotoran di pusar itu cenderung tak sedap.

Dua pernyataan tersebut jelas membuat kita bertanya-tanya terkait asal-usul kotoran pusar dan kenapa memiliki bau tidak sedap. Selain itu, apakah pusar kita bisa mengalami masalah kesehatan tertentu kalau dibiarkan tetap kotor? Nah, untuk menjawab beberapa pertanyaan tersebut, yuk, kita ulik sama-sama pembahasan di bawah ini sampai tuntas! Langsung gulir layarmu ke bawah, ya!

1. Dari mana asal kotoran di pusar?

Ada beberapa bentuk pusar yang bisa dimiliki manusia yang ditentukan secara acak. (pexels.com/Anna Shvets)

Sebelum menjawab asal kotoran di pusar, baiknya kita ketahui terlebih dahulu soal kenapa kita memiliki pusar. Singkatnya, pusar merupakan tanda atau sisa-sisa dari tali pusar yang menghubungkan tubuh kita dengan ibu kita sebelum lahir. Dilansir Healthline, bentuk pusar pada manusia itu cukup beragam, misalnya saja pusar menonjol (outie), horizontal, vertikal, bohlam, bulat, dan cekungan (innie). Bentuk ini terbilang muncul secara acak, tergantung sisa tempat dan cara tali pusar kita menempel selama di dalam rahim.

Kemudian, soal asal kotoran di dalam pusar, ada kaitannya dengan fungsi di bagian ini. Dikutip dari Medical News Today, secara umum pusar itu berfungsi sebagai tempat memerangkap keringat, beberapa sel kulit mati, sampai kotoran yang menempel di tubuh. Seiring dengan waktu, kelembapan di dalam pusar turut menyediakan tempat mikroorganisme, semisal bakteri dan jamur, untuk berkembang. Dengan kata lain, kotoran yang ada di pusar itu bisa berasal dari campuran kulit mati, kotoran di sekitar tubuh, dan mikroorganisme yang hidup di sana.

2. Kenapa aroma kotoran di pusar tak sedap?

asal-usul aroma tak sedap di pusar (pexels.com/ROCKETMANN TEAM)

Penyebab kenapa kotoran di pusar berbau tak sedap itu bisa disebabkan karena berbagai faktor. Dilansir Health, penyebab utamanya tentu berasal dari masalah tubuh yang kurang higienis alias jarang membersihkan area pusar sampai membuat penumpukan kotoran di dalamnya. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, pusar itu adalah tempat yang lembap serta sangat cocok untuk jadi tempat tumbuhnya bakteri dan jamur.

Semakin banyak bakteri dan jamur yang bertumpuk di dalam pusar, maka aroma kotoran yang ada di dalamnya jadi semakin tak sedap. Bayangkan saja, dari 22 orang yang pernah diteliti secara kecil-kecilan, ditemukan sampai 302 bakteri berbeda di dalam pusar mereka, seperti dilansir Verywell Health. Jadi, bukan hanya tumpukan satu bakteri atau jamur saja, di dalam pusar kita, bisa saja ada ratusan jenis bakteri atau jamur berbeda yang berkembang kalau tidak rutin dibersihkan. Malahan, kalau terus dibiarkan, penumpukan kotoran itu dapat berubah menjadi keras sampai-sampai membentuk “batu pusar”.

Selain karena tumpukan bakteri dan jamur, ada pula masalah lain penyebab pusar menjadi beraroma tak sedap. Misalnya saja, infeksi kulit di sekitar pusar, kista folikel rambut, dan kista epidermoid. Kalau beberapa masalah itu dibiarkan, maka kita tak hanya akan merasakan aroma tak sedap dan tumpukan kotoran di pusar, tetapi juga menyebabkan rasa sakit dalam jangka waktu panjang.

3. Apakah ada masalah kesehatan tertentu yang bisa dialami pusar?

Kurang higienis jadi masalah utama penyebab aroma tak sedap dari pusar. (pexels.com/Kaboompics)

Dari pembahasan sebelumnya, memang ada beberapa masalah kesehatan yang dialami pusar, terutama terkait dengan infeksi kulit, bakteri, dan jamur. Selain itu, ada pula kista folikel rambut dan kista epidermoid yang jadi masalah lain di area pusar. Masalah-masalah itu sebenarnya bisa dicegah dan cenderung tidak berbahaya kalau diatasi dengan cepat. Namun, ada satu lagi masalah kesehatan di area pusar yang memerlukan perhatian lebih kalau terjadi pada orang dewasa.

Namanya adalah hernia umbilikalis, yakni kondisi ketika ada celah otot di belakang pusar yang menyebabkan usus menonjol di sana. Pada orang yang mengidap kondisi ini, pusarnya akan terlihat lebih menonjol dari biasanya. Kalau hernia umbilikalis terjadi pada bayi, umumnya masalah ini tak akan menimbulkan rasa sakit dan justru dapat sembuh dengan sendirinya. Hanya saja, jika dialami orang dewasa atau anak-anak, hernia umbilikalis perlu penanganan khusus.

WebMD melansir, hernia umbilikalis yang tak dapat sembuh sendiri itu memerlukan operasi oleh dokter. Operasi ini dilakukan dengan cara menekan usus kembali ke posisi asalnya sembari menutup celah otot yang timbul di sekitar. Untungnya, prosedur ini terbilang minim risiko dan pasien dapat pulih seutuhnya hanya dalam waktu satu minggu pascaoperasi. Maka dari itu, kalau merasa punya gejala hernia umbilikalis, segera hubungi dokter untuk penanganan lebih lanjut, ya!

4. Tips menjaga kesehatan pusar

Membersihkan pusar saat mandi jadi cara paling mudah dalam menjaga kesehatan bagian ini. (pexels.com/Anna Tarazevich)

Penumpukan kotoran dan beberapa jenis kista yang terjadi di dalam pusar tak hanya menghasilkan aroma tak sedap, tetapi juga rasa sakit yang pastinya tak nyaman. Untuk itu, penting bagi kita untuk selalu menjaga kebersihan area pusar karena secara umum masalah-masalah di sana itu lebih mengarah pada alasan kebersihan. Untuk itu, cara paling mudah supaya pusar selalu sehat dan tak mengeluarkan aroma tak sedap itu adalah mengusap secara perlahan area pusar dengan sabun saat sedang mandi, terutama dengan air hangat.

Selain itu, Healthline menyebutkan bahwa membersihkan pusar secara langsung dengan cotton buds yang diolesi alkohol secara perlahan bisa jadi solusi. Ingat, apa pun metode yang dipilih, pastikan untuk mengusap pusar (khususnya area dalam) secara perlahan. Sebab, kulit sekitar pusar sangat mudah mengalami iritasi kalau dibersihkan secara terburu-buru.

Setelah melakukan pembersihan, pastikan untuk segera mengeringkan pusar dari sisa cairan yang tertinggal. Kalau tidak, kelembapan di dalam pusar akan semakin tinggi yang menyebabkan bakteri dan jamur mudah menumpuk kembali. Seandainya pusar kita mengalami pembengkakan, gatal berlebih, sampai berkeringat dan keluar cairan tertentu, sebaiknya segera temui dokter supaya mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Pusar memang jadi bagian tubuh yang sering luput dibersihkan saat kita mandi. Namun, setelah membaca ulasan di atas, tentunya kesadaran untuk rutin membersihkan pusar harus semakin ditingkatkan. Pastinya kita tak mau, kan, diri sendiri atau orang lain mencium aroma tak sedap yang keluar dari area pusar kita? Jadi, jangan lupa rutin bersihkan pusar, ya!

Referensi

"Belly Button Types, Shapes, and Sizes". Healthline. Diakses Juni 2025.
"How to stop your belly button smelling". Medical News Today. Diakses Juni 2025.
"5 Reason Your Belly Button Smells". Health. Diakses Juni 2025.
"Why Does My Belly Button Smell?". Verywell Health. Diakses Juni 2025.
"Things That Can Go Wrong with Your Belly Button". WebMD. Diakses Juni 2025.
"Dirty Bellybutton". Healthline. Diakses Juni 2025.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team