Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi laki-laki sakit (freepik.com/tonodiaz)

Meski tidak sepenuhnya diakui, beberapa orang setuju bahwa pria menjadi seperti bayi ketika sakit. Kebanyakan pria akan mulai merengek dan bertindak berlebihan saat tidak enak badan. Dibanding perempuan yang masih bisa beraktivitas, pria akan cenderung menghabiskan waktunya untuk beristirahat meski gejala yang muncul adalah flu ringan.

Pertanyaannya, kenapa pria lebih manja saat sakit dibanding perempuan? Diakui atau tidak, faktanya, hal ini memang terbukti secara ilmiah, lho!

Benarkah laki-laki lebih manja ketika sakit?

ilustrasi orang sakit perut (freepik.com/gpointstudio)

Pernyataan ini bukan dari pendapat individual, lho. Saintis secara ilmiah menunjukkan bukti penelitiannya.

Studi terbaru dalam jurnal Brain, Behavior, and Immunity mencoba meneliti menggunakan tikus.Dalam studi tersebut, dibandingkan tikus betina, tikus jantan lebih banyak menunjukkan gejala penyakit saat terpapar gangguan kesehatan seperti flu.

Namun, penelitian pada hewan belum tentu sepenuhnya bisa mewakili manusia. Selain itu, tidak semua penyakit disebabkan oleh virus atau bakteri tertentu.

Sabra Klein, profesor mikrobiologi molekuler dan imunologi di Sekolah Kesehatan Masyarakat Johns Hopkins Bloomberg dalam Time menjelaskan terkait hal ini. Menurutnya, hal tersebut membuktikan bahwa sel kekebalan tubuh pria memiliki reseptor yang lebih aktif untuk patogen tertentu. 

Tidak diketahui pasti mengapa keduanya bisa berbeda. Namun, hipotesis mengutarakan bahwa ini ada kaitannya dengan produksi hormon estrogen dan testosteron pada masing-masing jenis kelamin. 

Penelitian Klein yang dipublikasi dalam American Journal of Physiology tentang sel manusia, misalnya. Dalam penelitian tersebut menemukan bahwa senyawa berbasis estrogen dapat memersulit virus flu untuk menginfeksi sampel.

Studi lainnya yang dilakukan oleh peneliti University of Cambridge menunjukkan, pria telah berevolusi sehingga memiliki sistem kekebalan yang lebih lemah. Hal ini berkaitan dengan perilaku pria yang suka ambil risiko.

Alasan lainnya bisa jadi karena perempuan lebih mudah menularkan patogen ke anak-anak mereka. Dengan begitu, mereka telah membangun lebih banyak pertahanan alami untuk melawannya sebagaimana studi dalam Nature Communications

Namun, penelitian lain dalam Nature Review Immunology mencatat bahwa hal tersebut tidak berlaku ke semua jenis penyakit. Pria menunjukkan peningkatan kerentanan terhadap penyakit tertentu (seperti kanker non-reproduksi), sedangkan perempuan lebih rentan terhadap penyakit, seperti gangguan autoimun.

Kenapa laki-laki lebih manja saat sakit?

ilustrasi laki-laki sakit (pexels.com/Gustavo Fring)

Alasan pria lebih manja saat sakit mungkin dipengaruhi oleh kondisi psikologi. Di samping itu, bisa pula karena konstruksi sosial, termasuk anggapan bahwa pria adalah makhluk kuat.

Women's Health Magazine mengaitkan beberapa hal yang kemudian menjadikan pria lebih manja saat tidak enak badan. Berikut uraiannya. 

  • Reaksi penolakan

Anggapan bahwa pria ialah makhluk kuat membuat individu tertantang untuk  membuktikannya. Namun, ketika terkena gejala penyakit, mereka akhirnya memutuskan beristirahat sebagai bentuk reaksi penolakan terlihat anggapan tersebut. 

  • Membuat tubuh lekas pulih

Bed rest dan memanjakan diri jadi salah satu opsi untuk segera mengembalikan kesehatannya. Dengan begitu, mereka tidak perlu berlama-lama sakit. 

Sebuah penelitian dalam Journal of Behavioral and Experimental Economics mencoba menjelaskan kenapa pria lebih manja saat sakit. Studi ini mendasarkan data dari British Household Panel Survey dengan mengambil data dari 1471 pria dan 1388 perempuan sehat pada tahun 2005.

Hasilnya, peneliti menemukan bahwa pria cenderung menolerir suatu gejala kesehatan. Tidak seperti perempuan yang bisa anxious, bahkan hanya karena satu gejala muncul.

Di samping itu, studi ini juga mengaitkan gejala penyakit dengan kewaspadaan terhadap kesehatan secara keseluruhan. Peneliti mendapati bahwa perempuan cenderung tidak membiarkan gejala penyakit memengaruhi kesehatannya secara keseluruhan. Sebaliknya, pria justru merasa bahwa saat ia kurang sehat, maka secara keseluruhan tubuhnya sedang tidak dalam kondisi baik.

Artinya, saat sakit, pria kurang tangguh dibandingkan perempuan. Walaupun begitu, peneliti tidak tahu persis mengapa pria lebih bisa mentolerir gejala tunggal daripada perempuan. Robert Rosenman, Ph.D., seorang peneliti yang berfokus pada ekonomi kesehatan dari Washington State University mengungkapkan bahwa hal tersebut bisa jadi manifestasi dari norma budaya. Misalnya saja, mengharapkan pria menjadi lebih tabah.

Ada berbagai alasan kenapa pria lebih manja saat sakit. Apa pun itu, bukan hal yang aneh kalau ia ingin dimanja ketika sedang tidak enak badan. Asal tidak berlebihan saja, ya.

Editorial Team