Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi seseorang sakit punggung (freepik.com/yanalya)
ilustrasi seseorang sakit punggung (freepik.com/yanalya)

Artikel ini telah ditinjau secara medis oleh dr. Hendra, SpOT

Saat remaja, tubuh terasa sangat enerjik sehingga bisa melakukan banyak aktivitas sekaligus. Namun, seiring bertambahnya usia kemampuan tersebut terus menurun. Baru gerak sedikit bukannya segar, eh, malah sakit pinggang.

Kenapa makin tua jadi gampang nyeri punggung, ya? Tenang, kamu tidak sendirian, kok. Keluhan ini diutarakan oleh banyak orang dan bisa jadi hal wajar. Begini penjelasannya.

Kenapa makin tua jadi gampang nyeri punggung?

Kebanyakan orang merasakan nyeri punggung begitu memasuki usia 40—60 tahun. Meski demikian, beberapa orang mungkin mengalami lebih awal, bahkan sejak usia 20-an tahun. Kondisi tersebut bisa makin parah seiring bertambahnya usia.

Pada dasarnya, sakit punggung sangat mungkin disebabkan oleh gravitasi Bumi, sebagaimana penjelasan Carson Fairbanks, MD., ahli bedah tulang belakang ortopedi dalam Texas Health. Gaya yang konstan ini terus menekan tubuh sepanjang hari. Nah, makin lama kita hidup di Bumi, risiko sakit punggung akibat tekanan gravitasi juga semakin tinggi.

Ketika tubuh tidak dilatih berdiri tegak untuk melawan tekanan terus-menerus ini, sakit punggung bisa terjadi. Selain sakit piunggang, hal tersebut juga bisa membuat postur tubuh makin bungkuk. 

Penyebab lain nyeri punggung

ilustrasi sakit punggung (pexels.com/Kindel Media)

Gravitasi memang dapat menyebab sakit punggung. Namun, gravitasi bukan satu-satunya alasan, lho. Ada beberapa penyebab lain yang dapat memicu sakit punggung seiring bertambahnya usia.  

  • Radang sendi. Di setiap tulang punggung ada dua sendi yang menghubungkan satu tulang ke lainnya. Nah, tulang rawan dan cairan sendi dapat mengalami peradangan akibat keausan. Ketika hal itu terjadi, sakit punggung akan semakin parah
  • Stenosis tulang belakang. Kondisi ini terjadi ketika ada penyempitan kanal tulang belakang yang menekan saraf dan sumsum tulang belakang. Penyebabnya hal ini beragam, mulai dari bantalan tulang belakang yang rusak dan menekan saraf, radang sendi, pengapuran tulang belakang, tumor, hingga ketidakstabilan tulang belakang
  • Masalah pada bantalan. Kondisi degeneratif bantalan tulang belakang hanya terjadi di tulang belakang dan leher. Nah, sebetulnya kondisi ini merupakan bantalan lembut antara tulang yang memungkinkan gerakan dan kompresi. Ketika bantalan tersebut pecah rusak, dapat menekan dan mengiritasi saraf yang memicu sakit punggung. Terkadang kondisi tersebut bisa memicu nyeri yang dapat menjalar juga ke bagian kaki.

Apakah sakit punggung bisa dicegah?

Secara umum sakit punggung tidak dapat dihindari sepenuhnya. Apalagi siapa saja mungkin mengalaminya seiring bertambahnya usia. Meski demikian, kamu dapat menundanya sehingga tidak terjadi terlalu dini. 

Cara menjaga otot punggung tetap kuat merupakan langkah pencegahan yang disarankan. Berikut langkahnya: 

  • Lakukan latihan kekuatan dan peregangan otot minimal 2 hari seminggu
  • Berdiri dan duduk dengan tegak
  • Hindari mengangkat beban berat. Jika memang harus usahakan tekuk lutut dan jaga punggung tetap lurus
  • Pertahankan bobot tubuh yang ideal agar tidak membebani tulang punggung. 

Apabila nyeri punggung disebabkan oleh masalah kesehatan, ada baiknya lakukan pemeriksaan medis. Pengobatan mungkin diperlukan untuk mengatasi sumber atau pemicu nyerinya.

Alasan kenapa makin tua jadi gampang nyeri punggung mungkin tidak sepenuhnya bisa dihindari. Namun, menjaga kesehatan tubuh dapat membantu menundanya sehingga tidak mengalaminya saat usia produktif.

Referensi:

"Prevent Back Pain". Office of Disease Prevention and Health Promotion. Diakses Februari 2025.
"Is It Normal to Develop Back Pain as You Get Older?". The Spine Institute of Shoutheast Texas. Diakses Februari 2025.
"Is Back Pain Avoidable as We Age?". Texas Health Resources. Diakses Februari 2025.
"8 Reasons Your Back Might Hurt More as You Get Older". Banner Health. Diakses Februari 2025.

Editorial Team