Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pusing dan mual duduk di kursi belakang mobil (pexels.com/cottonbro studio)

Pernahkah kamu merasa mual saat duduk di kursi belakang mobil? Walau mungkin terkesan sepele, tetapi mabuk perjalanan atau motion sickness dapat mengganggu kenyamanan perjalanan, terutama saat mudik jarak jauh.

Pertanyaan, kenapa mual saat duduk di kursi belakang mobil? Konon kursi belakang mobil merupakan "tersangka utama" yang membuat penumpang merasa tidak nyaman selama perjalanan. Berikut penjelasannya. 

Kenapa mual saat duduk di kursi belakang mobil?

Penelitian dari RAC (Royal Automobile Club) mengungkapkan fakta menarik. Dari uraian RAC, 75 persen penderita mabuk perjalanan mengatakan bahwa kursi belakang adalah posisi terburuk yang menyebabkan motion sickness. Ini bukan kebetulan, melainkan ada penjelasan ilmiahnya, lho. 

Secara teori, ada dua penyebab utama mengapa duduk di kursi belakang dapat meningkatkan mual. Pertama, sistem pergerakan roda mobil. Roda depan mobil bergerak mengikuti kemudi, sedangkan roda belakang tidak.

Akibatnya, saat mobil berbelok, penumpang di kursi depan cenderung tidak merasa pusing karena mereka bergerak sesuai alur roda depan. Sebaliknya, penumpang di kursi belakang merasakan efek haluan mobil lebih kuat sehingga memicu mual.

Selain itu, ketidakseimbangan sensorik di otak juga turut memengaruhi. Ketika duduk di kursi belakang, sistem saraf pusat menerima pesan yang bertentangan dari berbagai sistem sensorik. Telinga bagian dalam merasakan gerakan dari segala arah. Namun, mata melihat pemandangan yang relatif statis alias interior mobil.

Nah, konflik antara input sensorik ini membingungkan otak dalam mengkoordinasikan pancaindra. Hal itulah yang lantas memicu mual dan ingin muntah. Situasi ini akan semakin parah jika penumpang tidak dapat melihat ke luar jendela.

Faktor lain yang memperburuk mual di kursi belakang

ilustrasi mual dan muntah (IDN Times/Novaya Siantita

Selain dua penyebab di atas, beberapa faktor lain juga dapat memicu mual saat duduk di kursi belakang mobil. Menurut penelitian RAC, faktor-faktor yang memperburuk mual saat berkendara meliputi:

  • Membaca di dalam mobil (61 persen)
  • Menggunakan tablet atau ponsel (50 persen)
  • Jalan berliku (37 persen)
  • Kurangnya udara segar (32 persen)
  • Tidak melihat ke luar jendela (30 persen)

Lebih jelasnya, kursi belakang yang jauh dari pusat kendali mobil (roda kemudi) juga membuat penumpang merasakan guncangan dan ayunan lebih intens. Saat mobil berakselerasi atau mengerem mendadak, penumpang belakang akan merasakan efek momentum lebih kuat.

Ditambah dengan pandangan yang sering terhalang oleh kursi depan, otak semakin kesulitan menyesuaikan persepsi gerakan. Alhasil, sensasi mual semakin menjadi-jadi.

Cara mengatasi mual saat duduk di kursi belakang

Jika terpaksa harus duduk di kursi belakang selama perjalanan mudik, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi rasa mualnya. Berikut tipsnya: 

  • Pilih posisi duduk tengah mobil dan hindari kursi di atas roda
  • Fokuskan pandangan ke luar jendela, terutama pada horizon atau objek jauh
  • Hindari membaca buku atau bermain ponsel selama perjalanan
  • Pastikan sirkulasi udara cukup dengan menggunakan AC atau membuka jendela
  • Konsumsi makanan ringan sebelum perjalanan, jangan terlalu kenyang atau lapar.

Memahami kenapa mual saat duduk di kursi belakang mobil bisa jadi cara untuk mengatasi masalah ini. Dengan menerapkan tips di atas, kamu bisa menikmati perjalanan mudik tanpa harus khawatir dengan mabuk perjalanan yang mengganggu.

Referensi:

"A Fifth of Motorists Suffer Nausea or Sickness as A Driver or Passenger." RAC. Diakses Maret 2025.
"4 Words Drivers Dread: 'Ugh, I feel sick'." Mayo Clinic Health System. Diakses Maret 2025.
Hain, Timothy C. 2019. "Motion Sickness: an overview." PMC - PubMed Central.
Golding, John F. 2016. "Motion sickness." Handbook of Clinical Neurology, vol. 137, hal. 371-390.
Kuiper, Ouren X., et al. 2020. "Knowing What's Coming: Anticipatory Audio Cues Can Mitigate Motion Sickness." Applied Ergonomics, vol. 85, 103068.

Editorial Team