ilustrasi ibu hamil latihan pernapasan (vecteezy.com/nuttawan jayawan)
Relaksasi dan pernapasan yang baik selama persalinan akan banyak membantu dalam proses melahirkan. Pernapasan yang teratur selama persalinan meningkatkan fokus ibu dan memberikan oksigen yang sangat dibutuhkan ibu dan bayinya. Teknik pernapasan tertentu juga terbukti mengurangi robekan saat melahirkan.
Metode pernapasan yang diperlukan akan berubah pada berbagai tahap persalinan. Kamu dapat menggunakan dua teknik berikut pada tahap pertama, yaitu saat kamu mulai mengalami kontraksi teratur dan serviks melebar:
Pengaturan napas (organizing breath)
Ambil napas dalam-dalam sebelum dan sesudah setiap kontraksi. Tarik napas dalam-dalam melalui hidung dan keluarkan melalui mulut. Ini akan membantu kamu tetap terpusat dan memproses segala sesuatu yang terjadi.
Pernapasan seperti ini juga dapat memberi sinyal kepada orang lain di ruang bersalin bahwa kontraksi dimulai atau berakhir. Napas yang teratur pada akhir kontraksi juga memberi bayi tambahan oksigen.
Pernapasan lambat
Saat kamu tidak dapat berbicara selama kontraksi, inilah saatnya untuk mulai bernapas perlahan.
- Ambil napas teratur, persiapkan diri untuk kontraksi.
- Tarik napas secara perlahan, masuk melalui hidung dan keluarkan melalui mulut.
- Temukan titik fokus dan fokuslah padanya melalui kontraksi.
- Cobalah untuk merilekskan bagian tubuh yang berbeda setiap kali kamu mengeluarkan napas.
Pernapasan ringan dan cepat
Pernapasan ini dilakukan pada tahap aktif persalinan. Kamu bisa mulai menggunakan teknik ini saat kontraksi makin intens.
- Mulailah dengan mengambil napas yang terorganisir. Lepaskan semua ketegangan dengan pernapasan.
- Temukan titik fokus atau sesuatu untuk difokuskan, dan persiapkan mental untuk kontraksi.
- Saat intensitasnya meningkat, ringankan pernapasan dengan mengambil napas pendek dengan kecepatan satu napas per detik. Cobalah untuk merilekskan leher dan bahu sebanyak mungkin.
- Sekarang, mulailah bernapas ringan melalui mulut. Kecepatan pernapasan akan meningkat seiring dengan intensitas kontraksi.
- Saat kontraksi berakhir, ambil organizing breath terakhir.
Pernapasan variabel
Ini sebagian besar digunakan saat kamu sedang dalam masa transisi ke tahap kedua persalinan, saat bayi dilahirkan. Ini juga dapat digunakan pada tahap pertama persalinan jika kamu merasa kewalahan atau lelah. Teknik ini terkenal karena bunyinya “hee-hee-hoo” atau “pant-pant-blow”.
- Tarik napas teratur saat kamu merasakan kontraksi mulai terjadi.
Temukan titik fokus atau gangguan lainnya, atau fokuslah dengan pelatih atau pasangan persalinan. - Ambil napas ringan dan dangkal melalui mulut dengan kecepatan 5–20 napas setiap 10 detik.
- Cobalah untuk mengembuskan napas lebih lama dan lebih jelas setiap napas keempat atau kelima.
- Saat kontraksi berakhir, ambil napas teratur yang panjang.
Pernapasan ekspulsif
Tahap kedua, tahap persalinan yang paling intens memerlukan pernapasan ekspulsif. Kamu sebaiknya hanya menggunakan pernapasan ekspulsif ketika serviks sudah melebar sepenuhnya, jika tidak maka dapat menyebabkan robekan atau kerusakan lainnya.
- Lakukan pengaturan napas dan coba visualisasikan bayi bergerak melalui jalan lahir.
- Percepat napas seperlunya, biarkan kontraksi memandu pernapasan.
- Saat kamu merasa sangat ingin mengejan, tahanlah sambil menempelkan dagu ke dada. Tekuk tubuh ke depan dan tahan napas saat kamu mengejan, lalu buang napas perlahan.
- Akhiri dengan napas panjang yang menenangkan.