Penelitian ini dilakukan dengan mempelajari toilet umum gedung perkantoran dan rumah.
Penyelenggara penelitian menambahkan partikel virus ke kloset duduk, menyiram dan mengukur kontaminasi satu menit kemudian di kloset duduk dan permukaan di dekatnya.
Hasilnya, jumlah virus yang dikumpulkan dari permukaan kloset duduk atau lantai rumah tangga tidak berbeda secara signifikan, baik jika tutupnya terbuka atau tertutup saat membilas.
Dudukan kloset paling banyak terkontaminasi, sedangkan dinding paling sedikit terkontaminasi. Pola kontaminasi serupa juga terjadi di toilet umum.
Akan tetapi, penelitian mencatat bahwa kloset duduk yang tertutup mungkin telah mengubah lintasan kontaminasi gumpalan aerosol.
Ketika kloset duduk ditutup sebelum disiram, para peneliti mengukur kontaminasi yang sedikit lebih tinggi di sebelah kiri dan di depan kloset, tetapi kontaminasi sedikit lebih rendah di sebelah kanan.
WC duduk yang dibersihkan dengan sikat dan disinfektan, asam klorida, lebih sedikit terkontaminasi dibandingkan yang dibersihkan hanya dengan sikat. Membersihkan mangkuk kloset dengan disinfektan juga mengurangi kontaminasi pada permukaan di sekitarnya, seperti lantai kamar mandi.
Berdasarkan penelitian tersebut, bisa disimpulkan bahwa menutup kloset duduk sebelum flush tidak mengurangi risiko kontaminasi permukaan kamar mandi, dan bahwa disinfeksi seluruh permukaan kloset mungkin diperlukan setelah pembilasan atau setelah penggunaan sikat toilet untuk mengurangi penyebaran kuman.
Dengan kata lain, kamu perlu membersihkan kloset dengan disinfektan dan sikat setiap saat. Selanjutnya, cuci tanganmu dengan sabun dan air mengalir.