Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi wanita sedang pilates
ilustrasi wanita sedang pilates (pexels.com/Lê Đức)

Intinya sih...

  • Makanan tinggi lemak jenuh tidak disarankan setelah pilates karena sulit dicerna dan memperlambat pemulihan otot.

  • Konsumsi makanan tinggi gula setelah pilates dapat menurunkan energi secara drastis dan kurangi efisiensi perbaikan massa otot.

  • Hindari makanan pedas, tinggi natrium, dan berkafein setelah pilates untuk menjaga proses pemulihan tubuh.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pilates saat ini memang sangat digemari kaum wanita karena bisa membuat tubuh lebih lentur, memperbaiki postur tubuh menjadi lebih baik, sekaligus memberi ketenangan pada pikiran. Namun, manfaat pilates nggak cuma datang dari gerakan yang dilakukan selama sesi latihan, lho.

Makanan yang kita konsumsi setelah latihan juga punya peran besar dalam mendukung pemulihan tubuh dan keberhasilan olahraga ini. Kalau salah pilih makanan, hasil latihan bisa berkurang bahkan bikin tubuh terasa makin berat.

Nah, biar latihan pilatesmu makin maksimal dan nggak terbuang sia-sia, kamu wajib mengenali makanan apa saja yang sebaiknya tidak dikonsumsi setelah melakukan latihan pilates. Yuk, simak penjelasannya sampai selesai, ya!

1. Makanan tinggi lemak jenuh

ilustrasi burger dan kentang goreng (pexels.com/Robin Stickel)

Makanan yang memiliki kandungan lemak jenuh tinggi memang sekilas terlihat sangat menggoda, tetapi makanan ini sebaiknya dihindari saat kamu baru saja selesai melakukan olahraga pilates. Jenis makanan seperti burger, pizza, atau kentang goreng cenderung lebih sulit dicerna sehingga membuat sistem pencernaan bekerja dua kali lebih berat.

Hal ini akan memberi dampak buruk bagi proses pemulihan otot yang seharusnya optimal setelah olahraga justru makin melambat. Selain itu, tubuh juga akan terasa lebih berat, mudah lelah, dan kurang bertenaga untuk beraktivitas setelah latihan pilates dilakukan.

2. Makanan tinggi kandungan gula

ilustrasi stroberi matcha roll cake (pixabay.com/Hugo_ob)

Aneka kue dan permen akan terlihat begitu menggoda saat kamu baru saja melalui aktivitas berat seperti pilates. Makanan manis memang memberi dorongan energi yang cepat, tapi efek ini hanya bersifat sementara.

Jika kamu langsung menikmati makanan manis dinikmati selepas melakukan olahraga pilates, maka tubuhmu bisa mengalami lonjakan gula darah secara tiba-tiba dan akan diikuti dengan penurunan energi secara drastis. Hal ini akan menyebabkan tubuh terasa cepat lelah dan efisiensi perbaikan massa otot.

Penelitian yang dilakukan oleh Wang et al. (2024) dan Matsunaga et al. (2021) menunjukkan bahwa konsumsi gula segera setelah latihan berat memang mempercepat pengisian glikogen otot, tetapi hanya terjadi jika dikonsumsi dalam jumlah tepat dan digabung dengan protein. Jika tidak, efeknya bisa kurang optimal dan semakin merugikan kondisi otot.

3. Makanan yang terlalu pedas

ilustrasi ramyeon pedas (freepik.com/jcomp)

Hidangan yang memiliki rasa pedas menggigit seperti spicy ramyeon, chicken gochujan, dan seblak jontor, sebaiknya dihindari untuk dikonsumsi tepat setelah kamu melakukan olahraga pilates. Kondisi pasca pilates adalah suatu keadaan dimana tubuh tengah berupaya untuk pulih.

Senyawa capsaicin yang terkandung dalam cabai dapat merangsang reseptor nyeri pada saluran pencernaan, yang bisa memicu sensasi terbakar, mual, kram lambung, atau bahkan diare. Selain itu, bagi orang-orang yang memiliki kondisi pencernaan sensitif seperti GERD atau dispepsia akan lebih rentan terhadap efek buruk yang diberikan oleh senyawa capsaicin.

Pada kondisi pemulihan otot setelah pilates, toleransi tubuh terhadap makanan yang memiliki rasa ringan dan mudah dicerna menjadi fokus yang sangat penting. Oleh karena itu, menikmati makanan pedas secara berlebihan bisa mengganggu proses pemulihan dan kenyamanan tubuh secara keseluruhan.

4. Makanan tinggi natrium

ilustrasi keripik (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Beberapa makanan tinggi natrium seperti mie instan dan aneka macam keripik, dapat memicu retensi air dan membuat tubuh terasa mudah kembung dan berat ketika selesai melakukan latihan pilates. Ini disebabkan karena asupan natrium yang berlebih meningkatkan tekanan darah dan memicu rasa haus yang berlebihan.

Di sisi lain, meskipun sodium penting dalam menjaga keseimbangan cairan dan kontraksi otot, kebutuhan tersebut berbeda pada kondisi seperti pilates. Asupan natrium yang terlalu tinggi tanpa banyak kehilangan keringat bukan hanya tidak membantu, tapi bisa mengaburkan sinyal yang diberikan oleh tubuhmu.

5. Makanan yang mengandung kafein

ilustrasi tiramisu cookies (pexels.com/Nadiye Şamlı)

Makanan berkafein seperti tiramisu memang tampak menggoda. Namun, mengonsumsinya secara langsung setelah melakukan pilates patut dihindari atau dibatasi. Hal ini dikarenakan kandungan kafein dalam dosis yang sedang hingga tinggi (3–6 mg/kg berat badan) dapat memberikan efek diuretik ringan dan meningkatkan tekanan pada sistem kardiovaskular.

Meski demikian, dalam kondisi pemulihan ringan pasca latihan seperti pilates, konsumsi kafein dapat memengaruhi proses hidrasi tubuh. Selain itu, konsumsi kafein berlebihan sebanyak ≥400 mg/hari juga bisa berisiko menimbulkan efek samping seperti dehidrasi ringan, gelisah, cepat haus, gangguan tidur, hingga jantung berdebar.

Dalam situasi seperti ini, sebaiknya pilih makanan yang lebih mudah dicerna dan bergizi seimbang. Pilihan makanan yang tepat tidak hanya menjaga staminamu tetap prima, tetapi juga membantumu merasakan manfaat maksimal dari setiap sesi latihan pilates.

Referensi:

Budohoski, L., Panczenko-Kresowska, B., Langfort, J., Zernicka, E., Dubaniewicz, A., Ziemlanski, S., ... & Newsholme, E. A. (1993). Effects of saturated and polyunsaturated fat enriched diet on the skeletal muscle insulin sensitivity in young rats. Journal of Physiology and Pharmacology, 44(4). Diakses pada 10 September 2025.

Pillon, N. J., Arane, K., Bilan, P. J., Chiu, T. T., & Klip, A. (2012). Muscle cells challenged with saturated fatty acids mount an autonomous inflammatory response that activates macrophages. Cell Communication and Signaling, 10(1), 30. Diakses pada 10 September 2025.

Wang, L., Meng, Q., & Su, C. H. (2024). From food supplements to functional foods: Emerging perspectives on post-exercise recovery nutrition. Nutrients, 16(23), 4081. Diakses pada 10 September 2025.

Matsunaga, Y., Takahashi, K., Takahashi, Y., & Hatta, H. (2021). Effects of glucose ingestion at different frequencies on glycogen recovery in mice during the early hours post exercise. Journal of the International Society of Sports Nutrition, 18(1), 69. Diakses pada 10 September 2025.

Spicy Food Challenges: Harmful or Healthy?. University Hospitals. Diakses pada 10 September 2025.

Xiang, Q., Tang, X., Cui, S., Zhang, Q., Liu, X., Zhao, J., ... & Chen, W. (2022). Capsaicin, the spicy ingredient of chili peppers: effects on gastrointestinal tract and composition of gut microbiota at various dosages. Foods, 11(5), 686. Diakses pada 10 September 2025.

Xiang, Y., Xu, X., Zhang, T., Wu, X., Fan, D., Hu, Y., ... & Xie, R. (2022). Beneficial effects of dietary capsaicin in gastrointestinal health and disease. Experimental cell research, 417(2), 113227. Diakses pada 10 September 2025.

van Avesaat, M., Troost, F. J., Westerterp-Plantenga, M. S., Helyes, Z., Le Roux, C. W., Dekker, J, & Keszthelyi, D. (2016). Capsaicin-induced satiety is associated with gastrointestinal distress but not with the release of satiety hormones. The American journal of clinical nutrition, 103(2), 305-313. Diakses pada 10 September 2025.

Is Spicy Food Good for You or Not?. Verywell Health. Diakses pada 10 September 2025.

A hot topic: Are spicy foods healthy or dangerous?. UChicago Medicine. Diakses pada 10 September 2025.

The Risk of Too Little or Too Much Sodium. GU Energy Labs. Diakses pada 10 September 2025.

Babcock, M. C., Robinson, A. T., Migdal, K. U., Watso, J. C., Martens, C. R., Edwards, D. G., & Farquhar, W. B. (2020). High salt intake augments blood pressure responses during submaximal aerobic exercise. Journal of the American Heart Association, 9(10), e015633. Diakses pada 10 September 2025.

Sodium Ingestion, Thirst and Drinking During Endurance Exercise. Gatorade Sports Science Institute. Diakses pada 10 September 2025.

Caffeine, hydration and exercise performance. Coffe and Science. Diakses pada 10 September 2025.

Armstrong, L. E. (2002). Caffeine, body fluid-electrolyte balance, and exercise performance. International journal of sport nutrition and exercise metabolism, 12(2), 189-206. Diakses pada 10 September 2025.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team