Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi biji selasih (pixabay.com/DagnyWalter)

Intinya sih...

  • Biji selasih mengandung banyak serat, sumber mineral yang baik, mengandung lemak omega-3 nabati, dan kaya akan senyawa tanaman yang bermanfaat.
  • Lapisan serat dari biji selasih juga bisa menjadi bahan yang berharga dalam industri makanan.
  • Biji selasih dapat membantu mengurangi kadar kolesterol jahat dalam darah.

Biji selasih (basil seed atau falooda seed) telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional dan bahan kuliner di berbagai negara.

Penampakannya mirip biji wijen, tetapi biji selasih berwarna hitam. Jenis yang bisa dimakan biasanya berasal dari tumbuhan basil manis (Ocimum basilicum). 

Walaupun kecil, tetapi biji selasih mengandung banyak nutrisi penting. Berikut ini deretan manfaat biji selasih bagi kesehatan.

1. Sumber mineral yang baik

ilustrasi biji selasih (vecteezy.com/rysak)

Biji selasih kaya akan berbagai mineral penting seperti kalsium, magnesium, dan zat besi.

Berikut ini komposisi mineral biji selasih per 100 gram: 

  • Zat besi: 2,27 mg
  • Zink: 1,58 mg
  • Magnesium: 31, 55 mg
  • Mangan: 1,01 mg

Dengan mengonsumsi biji selasih secara teratur, ini bisa membantu memenuhi kebutuhan mineral harian tubuh.

2. Membantu memenuhi kebutuhan serat

Salah satu keunggulan biji selasih adalah kandungan seratnya yang cukup tinggi, termasuk serat larut dan pektin.

Mengacu pada data Food and Drug Administration (FDA), 1 sendok makan (13 gram atau 0,5 ons) biji selasih memberikan 7 gram serat. 

Serat berfungsi penting dalam menjaga pencernaan yang sehat dan membantu mencegah masalah pencernaan seperti sembelit. Serat juga membantu memperlancar proses pengeluaran limbah dari tubuh serta mendorong pertumbuhan bakteri baik dalam usus. 

3. Meningkatkan kesehatan usus

ilustrasi pencernaan sehat (freepik.com/wayhomestudio)

Kandungan prebiotik alami dalam biji selasih memberi manfaat bagi kesehatan usus. Studi tabung reaksi menunjukkan bahwa pektin memiliki manfaat prebiotik, yang berarti bisa menutrisi dan meningkatkan bakteri usus yang bermanfaat. 

Prebiotik adalah jenis serat yang berfungsi sebagai "makanan" bagi bakteri baik dalam usus. Dengan usus yang sehat, sistem pencernaan bisa bekerja lebih optimal, dan sistem kekebalan tubuh juga mendapat manfaat dari mikrobiota usus yang seimbang.

4. Membantu merasa kenyang lebih lama

Biji selasih bisa membantu kamu merasa kenyang lebih lama. Kandungan pektin bisa menunda pengosongan lambung dan meningkatkan kadar hormon yang meningkatkan rasa kenyang.

Ketika direndam dalam air, biji selasih akan mengembang dan membentuk lapisan seperti gel yang kaya akan serat. Ini tidak hanya menambah volume di perut, tetapi juga memperlambat proses pencernaan, sehingga perasaan kenyang bertahan lebih lama.

Ini bisa menjadi menu yang ideal bagi kamu yang ingin mengontrol berat badan atau mengurangi asupan makanan berlebih. 

5. Membantu mengontrol gula darah

ilustrasi cek gula darah (pexels.com/@asphotograpy)

Penelitian menunjukkan bahwa biji selasih dapat membantu mengontrol kadar gula darah, terutama pada penderita diabetes tipe 2.

Ketika pasien diabetes tipe 2 mengonsumsi 10 gram (3/4 sendok makan) biji selasih  setelah makan selama sebulan, kadar gula darah setelah makan menjadi 17 persen lebih rendah dibandingkan dengan pada awal penelitian.

Kandungan serat dalam biji selasih membantu memperlambat penyerapan gula dalam darah, sehingga mencegah lonjakan gula darah yang tiba-tiba setelah makan.

6. Membantu mengontrol kolesterol

Biji selasih juga dapat membantu mengurangi kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah. Pektin dapat membantu menurunkan kolesterol darah dengan menghambat penyerapan kolesterol di usus.

Sebuah studi menunjukkan orang yang mengonsumsi 30 gram (7 sendok teh) biji selasih setiap hari selama satu bulan mengalami penurunan kolesterol total sebesar 8 persen. Manfaat ini bisa membantu menurunkan risiko penyakit jantung dan menjaga kadar kolesterol tetap dalam batas yang sehat.

7. Bisa digunakan sebagai pengental dan penstabil adonan tanpa rasa

ilustrasi es krim (pexels.com/ROMAN ODINTSOV)

Lapisan serat dari biji selasih bisa menjadi bahan yang berharga dalam industri makanan. Biji selasih tidak berasa dan bisa membantu mengentalkan dan menstabilkan adonan masakan. 

Contohnya, biji selasih bisa menstabilkan es krim dan mengurangi pertumbuhan kristal es yang tidak diinginkan hingga 30–40 persen dibandingkan dengan formulasi es krim standar. 

Lapisan biji selasih juga bisa menstabilkan saus salad, krim kocok rendah lemak, jeli, serta berfungsi sebagai pengganti lemak dalam yoghurt dan mayones.

8. Kaya akan senyawa tumbuhan

Biji selasih kaya akan senyawa tumbuhan, termasuk flavonoid dan polifenol lainnya. Flavonoid adalah antioksidan yang berfungsi melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Senyawa tumbuhan ini juga memiliki sifat antiinflamasi dan antikanker. 

Beberapa penelitian observasional menghubungkan asupan flavonoid yang lebih tinggi dengan penurunan risiko penyakit jantung. Selain itu, dalam penelitian tabung reaksi, ekstrak biji selasih membunuh bakteri berbahaya dan memicu kematian sel kanker. Namun, penelitian tentang potensi manfaat ini masih kurang dan belum diuji pada manusia. 

9. Bahan minuman yang menyegarkan dan berserat

ilustrasi biji selasih (vecteezy.com/gankogroup)

Kita tentunya sudah tidak asing dengan minuman yang ditambahkan biji selasih. Bahan tambahan ini telah lama digunakan dalam minuman di India dan Asia Tenggara.

Biji selasih sering menjadi campuran es buah untuk menambahkan tekstur pada minuman. Biji selasih akan membuat minuman sedikit kenyal dan menambah serat yang menyehatkan.  

10. Sumber omega-3 yang baik

Biji selasih mengandung rata-rata 2,5 gram lemak per 1 sendok makan (13 gram atau 0,5 ons). Jumlah ini bervariasi berdasarkan kondisi pertumbuhannya. Dari lemak ini, sekitar setengahnya—1.240 mg per sendok makan—adalah asam alfa-linolenat (ALA), yang merupakan lemak omega-3.

Karena kandungan ini, biji selasih bisa membantu memenuhi kebutuhan harian tubuh untuk ALA.

Tubuh akan menggunakan ALA untuk menghasilkan energi. Nutrisi ini mungkin juga memiliki manfaat antiinflamasi dan mengurangi risiko kondisi tertentu, termasuk penyakit jantung dan diabetes tipe 2.

11. Alternatif biji chia

ilustrasi bunga tanaman basil (unsplash.com/Susie Burleson)

Biji selasih sedikit lebih besar dari biji chia tetapi memiliki profil nutrisi yang sama. Perbedaan nutrisi yang paling menonjol adalah bahwa biji chia mengandung lebih banyak lemak omega-3, tetapi lebih sedikit serat dibandingkan dengan biji selasih.

Sebagai perbandingan, 1 sendok makan (13 gram atau 0,5 ons) biji selasih mengandung 7 gram serat sedangkan biji chia hanya mengandung 5 gram serat. 

Biji chia dan biji selasih akan mengembang dan membentuk gel saat direndam. Namun, biji selasih mengembang lebih cepat dan berukuran lebih besar daripada biji chia. Kedua biji tersebut memiliki rasa yang hambar, sehingga bisa digunakan dalam banyak resep yang sama seperti smoothie dan makanan panggang.

12. Baik untuk kesehatan kulit

Antioksidan dalam biji selasih bisa membantu melawan radikal bebas, yang dapat merusak kulit dan menyebabkan penuaan dini. Konsumsi air dengan biji selasih secara teratur bisa membantu kulit menjadi lebih sehat dan bercahaya.

Tak hanya itu, vitamin E merupakan salah satu komponen biji selasih. Kandungan ini bisa menghidrasi kulit dari dalam, mempercepat penyembuhan luka, mengurangi gatal-gatal pada kulit, meredakan eksim, psoriasis, dan kondisi kulit lainnya. 

Biji selasih mengandung banyak serat, sumber mineral yang baik, mengandung lemak omega-3 nabati, dan kaya akan senyawa tanaman yang bermanfaat. Biji selasih bisa menjadi menu tambahan dalam pola makan kamu.

Referensi

Leelahagul P, Putadechakum S, Tanphaichitr V. "The effects of soluble dietary fibre from the Thai herb, sweet basil seed, on human body composition" Asia Pacific Journal of Clinical Nutrition (1992). 
Lara-Espinoza, Claudia, Elizabeth Carvajal-Millán, René Balandrán-Quintana, Yolanda López-Franco, and Agustín Rascón-Chu. “Pectin and Pectin-Based Composite Materials: Beyond Food Texture.Molecules 23, no. 4 (April 18, 2018). 
Zameni, Akefe, Mahdi Kashaninejad, Mehran Aalami, and Fakhreddin Salehi. “Effect of Thermal and Freezing Treatments on Rheological, Textural and Color Properties of Basil Seed Gum.Journal of Food Science and Technology 52, no. 9 (December 13, 2014). 
Panche, A. N., A. D. Diwan, and S. R. Chandra. “Flavonoids: An Overview.” Journal of Nutritional Science 5 (January 1, 2016). 
Naji-Tabasi, Sara, and Seyed Mohammad Ali Razavi. “Functional Properties and Applications of Basil Seed Gum: An Overview. Food Hydrocolloids 73 (July 20, 2017).
Bravo, Héctor Calderón, Natalia Vera Céspedes, et al. “Basil Seeds as a Novel Food, Source of Nutrients and Functional Ingredients With Beneficial Properties: A Review.” Foods 10 (7): 1467. 

Editorial Team