Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Adakah Manfaat Mencuci Wajah dengan Air Garam?

ilustrasi mencuci wajah (freepik.com/pvproductions)
ilustrasi mencuci wajah (freepik.com/pvproductions)
Intinya sih...
  • Garam dalam air garam berfungsi sebagai eksfolian fisik, membantu mengangkat sel-sel kulit mati dari permukaan kulit.
  • Air garam memiliki sifat antiinflamasi dan kemungkinan antimikroba, yang dapat membantu melawan bakteri penyebab jerawat.
  • Tidak semua jenis kulit cocok dengan air garam, jadi penggunaannya harus hati-hati.

Beberapa orang mengklaim bahwa mencuci wajah dengan air garam dapat membantu mengatasi jerawat dan mengurangi kemerahan. Memang, garam bisa berfungsi sebagai eksfolian untuk mengangkat sel kulit mati dan bisa bermanfaat bagi kulit berminyak. Namun, apa benar air garam bisa menjadi senjata untuk mendapatkan kulit mulus bebas jerawat?

Di bawah ini dipaparkan potensi manfaat mencuci wajah dengan air garam serta risikonya.

Manfaat air garam untuk kulit

Berikut ini beberapa manfaat air garam untuk kulit:

  • Membantu eksfoliasi kulit

Kulit manusia terdiri dari beberapa lapisan, dengan sel-sel kulit baru terbentuk di lapisan terdalam dan bergerak ke permukaan selama siklus hidupnya. Dalam 30–40 hari, sel-sel kulit mati menumpuk dan akhirnya terkelupas secara alami.

Garam dalam air garam berfungsi sebagai eksfolian fisik, membantu mengangkat sel-sel kulit mati dari permukaan kulit. Kulit yang telah dieksfoliasi akan terasa lebih halus, lebih lembut, dan tampak lebih cerah karena lapisan sel yang lebih muda terekspos.

  • Membantu mengatasi eksim

Eksim (dermatitis atopik) adalah kondisi kulit kronis yang menyebabkan rasa gatal dan kulit bersisik. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa membilas kulit dengan air garam yang kaya magnesium, kalsium, kalium, selenium, dan zink dapat membantu mengelola gejala eksim.

Air garam diketahui memiliki efek antiinflamasi dan dapat memperkuat lapisan pelindung kulit yang berfungsi menjaga kelembapan dan mencegah kulit menjadi kering atau pecah-pecah.

  • Mengurangi gejala psoriasis

Berendam dalam air garam telah lama digunakan sebagai terapi untuk psoriasis, yaitu penyakit autoimun yang menyebabkan ruam berwarna kemerahan, keabu-abuan, atau keunguan (tergantung warna kulit) dengan sisik putih yang sering muncul di kulit kepala, wajah, lutut, dan siku.

Menurut sebuah penelitian, mandi dengan air laut yang kaya akan mineral, terutama dari Laut Mati, efektif untuk meredakan psoriasis. Kombinasi air garam dan paparan sinar ultraviolet B (UVB) dianggap membantu mengurangi peradangan, menyeimbangkan respons imun, dan mempertahankan kelembapan kulit.

  • Manfaat antiaging

Beberapa klinik kecantikan dan spa punya layanan mandi air garam karena diyakini membantu memperlambat tanda-tanda penuaan.

Studi menemukan bahwa air garam mampu mengurangi peradangan, meningkatkan eksfoliasi kulit, serta mempertahankan kelembapan, yang dapat membantu mengurangi kerutan, flek, dan garis halus pada kulit.

  • Mungkin membantu mengatasi jerawat ringan

Air garam memiliki sifat antiinflamasi dan kemungkinan antimikroba, yang dapat membantu melawan bakteri penyebab jerawat. Selain itu, air garam bertindak sebagai eksfolian yang membantu mengangkat sel-sel kulit mati agar tidak menyumbat pori-pori.

Namun, air garam juga bisa membuat kulit menjadi kering atau iritasi, sehingga tidak cocok untuk semua orang. Jika ingin mencobanya, sebaiknya berkonsultasi dulu dengan dokter kulit untuk memastikan apakah metode ini aman bagi kulit.

Potensi efek samping

ilustrasi air garam (pexels.com/Towfiqu barbhuiya)
ilustrasi air garam (pexels.com/Towfiqu barbhuiya)

Tidak semua jenis kulit cocok dengan air garam, jadi penggunaannya harus hati-hati. Air garam lebih cocok untuk kulit berminyak atau rentan jerawat, tetapi bukan pengganti eksfolian kimia. Selain itu, sifat kasar air garam dapat membuat kulit kering dan rusak jika digunakan secara berlebihan.

Meskipun air garam dapat membantu mengontrol produksi minyak, tetapi pemilik kulit berminyak atau berjerawat disarankan hanya menggunakannya dalam jumlah terbatas.

Walaupun memiliki sifat antibakteri, tetapi air garam tidak boleh dijadikan satu-satunya metode untuk mengatasi jerawat.

Jika digunakan dengan sangat hati-hati dan sudah berkonsultasi dengan dokter kulit, air garam mungkin dapat membantu mengatasi kondisi inflamasi seperti psoriasis dan eksim serta mengurangi minyak berlebih pada kulit berminyak. Namun, bagi beberapa orang, terutama yang memiliki kulit kering atau sensitif, air garam bisa terasa terlalu keras dan berpotensi menyebabkan iritasi.

Sebelum mencoba tren mencuci wajah dengan air garam, ada baiknya mempertimbangkan ini: Air garam buatan sendiri tidak memiliki manfaat yang sama seperti air laut alami.

Air laut bukan hanya mengandung garam, tetapi juga berbagai mineral alami seperti magnesium, kalsium, dan kalium, yang berperan penting dalam menjaga kesehatan kulit. Mineral-mineral ini sulit ditiru dalam larutan buatan.

Selain itu, garam bersifat kasar dan bisa membuat kulit kering, iritasi, dan bersisik jika digunakan terlalu sering. Jika kulitmu kering, sebaiknya pilih produk yang diformulasikan khusus daripada menggunakan air garam biasa, karena produk tersebut lebih aman dan efektif untuk kulit.

Jika tetap ingin mencoba mencuci wajah dengan air garam, perhatikan tanda-tanda iritasi atau kekeringan pada kulit. Sebaiknya hentikan penggunaan jika mengalami hal berikut:

  • Kulit kemerahan

  • Kulit bersisik

  • Sensasi kulit terasa kencang

  • Gatal

  • Pengelupasan kulit

  • Perubahan warna kulit (misalnya muncul bercak gelap atau keabu-abuan)

Cara menggunakan air garam untuk wajah

Tidak ada aturan baku dalam mencuci wajah dengan air garam—prosesnya bisa membutuhkan coba-coba. Berikut beberapa hal yang bisa membantu:

  • Membuat larutan: Tambahkan garam ke dalam air mendidih, lalu biarkan larutan mendingin. Konsentrasi yang digunakan dapat bervariasi, tetapi sebagian besar penelitian menggunakan 5 gram garam (sekitar satu sendok teh) untuk 500 mililiter (sekitar dua cangkir) air.

  • Pilih jenis garam: Jenis garam yang digunakan memengaruhi kandungan mineralnya. Misalnya, garam Epsom lebih kaya akan magnesium, sedangkan garam meja memiliki lebih sedikit mineral dibanding garam laut.

  • Jangan memulainya dengan sering: Cuci wajah dengan air garam maksimal dua kali seminggu untuk melihat bagaimana kulit bereaksi. Penggunaan berlebihan bisa membuat kulit kering atau memperparah masalah kulit seperti jerawat atau eksim.

  • Hindari menggosok kulit: Saat menggunakan air garam atau produk berbahan garam, bersikaplah lembut pada kulit. Jangan menggosok wajah, cukup usap perlahan dengan kapas atau gunakan botol semprot agar tidak menyebabkan iritasi.

Mencuci wajah dengan air garam mungkin bukan solusinya jika kamu memiliki masalah kulit yang terus-menerus, seperti jerawat, peradangan dan perubahan warna kulit, kekeringan atau sensitivitas yang terus-menerus, dan kulit yang gatal dan teriritasi.

Meskipun diperlukan penelitian lebih lanjut, tetapi ada bukti bahwa mencuci muka dengan air garam dapat membantu mengatasi masalah kulit tertentu. Namun, tergantung pada jenis kulit kamu, air garam dapat memperburuk kondisi atau menyebabkan kulit kehilangan kelembapannya. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter kulit jika ingin mencoba mencuci wajah dengan air garam, apalagi jika kamu memiliki kondisi kulit.

Referensi

Xiaojuan Yan et al., “Anti‐aging and Rejuvenating Effects and Mechanism of Dead Sea Water in Skin,” International Journal of Cosmetic Science 46, no. 2 (January 11, 2024): 307–17, https://doi.org/10.1111/ics.12931.

"Acne." National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin Diseases. Diakses Juni 2025.

Prarthana Manoharan and Karthikeyan Kaliaperumal, “Salt and Skin,” International Journal of Dermatology 61, no. 3 (April 22, 2021): 291–98, https://doi.org/10.1111/ijd.15588.

"Psoriasis." MedlinePlus. Diakses Juni 2025.

"Atopic Dermatitis." MedlinePlus. Diakses Juni 2025.

Jose Manuel Carbajo and Francisco Maraver, “Salt Water and Skin Interactions: New Lines of Evidence,” International Journal of Biometeorology 62, no. 8 (April 19, 2018): 1345–60, https://doi.org/10.1007/s00484-018-1545-z.

Sofia Brito, Moonki Baek, and Bum-Ho Bin, “Skin Structure, Physiology, and Pathology in Topical and Transdermal Drug Delivery,” Pharmaceutics 16, no. 11 (October 31, 2024): 1403, https://doi.org/10.3390/pharmaceutics16111403.

"Should You Wash Your Face With Salt Water?" Verywell Health. Diakses Juni 2025.

"Washing Your Face With Salt Water Is Trending—But Is it a Good Idea?" Byrdie. Diakses Juni 2025.

"Can Washing Your Face with Salt Water Really Give You Beach-Fresh Skin?" Healthline. Diakses Juni 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us