Ilustrasi minum air putih (freepik.com/pressfoto)
Ada banyak hype seputar air alkali, tetapi tidak banyak didukung oleh sains. Mengutip dari Arthritis Foundation, tidak ada bukti bahwa air alkali dapat mencegah atau menyembuhkan kanker, sebuah gagasan yang mungkin berasal dari penelitian yang menunjukkan bahwa sel-sel kanker tumbuh subur di lingkungan yang asam.
Juga, tidak ada bukti bahwa air alkali bisa menunda penuaan, meningkatkan produksi kolagen, atau membersihkan pori-pori kulit. Kulit yang sehat secara alami bersifat asam, sehingga tidak jelas mengapa minum air alkali bisa memperbaikinya.
Namun, ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa air dengan pH yang lebih tinggi dapat membantu pencernaan, kesehatan tulang, dan hidrasi, meskipun para ahli mengatakan tidak ada cukup bukti untuk menarik kesimpulan yang pasti.
1. Manfaat air pH tinggi untuk refluks asam
Sebuah penelitian tabung reaksi lampau menemukan bahwa air alkali dengan pH 8,8—umum di sebagian besar air alkali komersial—secara permanen menetralkan asam lambung (pepsin), sehingga mengurangi gejala refluks asam.
Berdasarkan temuan tersebut, sebuah uji coba pada tahun 2017 melibatkan 184 pasien membandingkan air alkali dan diet Mediterania dengan penghambat pompa proton (PPI), obat paling umum untuk refluks asam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PPI tidak lebih baik dalam mengendalikan refluks asam dibandingkan diet dan air alkali, meskipun diet tampaknya memberikan efek yang paling baik. Ini merupakan temuan penting karena PPI pernah diresepkan secara rutin kepada pasien radang sendi untuk membantu mencegah pendarahan tukak akibat obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS).
Kini diketahui bahwa PPI juga dapat menimbulkan efek samping yang serius, termasuk infeksi usus yang serius dan berpotensi fatal, demensia, dan peningkatan risiko penyakit autoimun secara signifikan. Penulis penelitian menyarankan bahwa air alkali dan pola makan nabati mungkin merupakan pengobatan yang lebih baik untuk penyakit refluks asam dibandingkan pengobatan.
2. Kesehatan tulang
Tulang sangat sensitif terhadap perubahan pH. Dalam lingkungan asam, tulang baru tidak terbentuk sementara tulang yang sudah ada terurai. Tulang bahkan memiliki cadangan basa untuk mengimbangi kelebihan keasaman. Beberapa peneliti berspekulasi bahwa air alkali dapat melindungi tulang, terutama pada orang pascamenopause.
Dalam sebuah studi tahun 2021, para peneliti membandingkan kekuatan dan kepadatan tulang pada dua kelompok orang dengan osteoporosis pascamenopause. Satu kelompok menerima suplemen harian kalsium dan vitamin D ditambah sedikit lebih dari enam cangkir air alkali bersama dengan 70 mg alendronate (Fosamax) selama seminggu, obat untuk meningkatkan kepadatan tulang. Kelompok kontrol hanya mengonsumsi suplemen vitamin dan alendronate.
Setelah tiga bulan, kedua kelompok mengalami peningkatan kepadatan tulang, tetapi kepadatan tulang di tulang belakang meningkat secara signifikan pada kelompok air alkali. Menariknya, temuan ini direplikasi setahun kemudian dalam penelitian pada hewan, yang kemungkinan besar tidak akan diketahui jika tidak dilakukan penelitian pada manusia.
3. Hidrasi
Sebuah studi skala kecil terhadap 36 pemain sepak bola pria menyelidiki efek meminum berbagai jenis air terhadap hidrasi dan penggunaan laktat pasca latihan setelah olahraga berat. Laktat (asam laktat) adalah produk sampingan yang diproduksi tubuh selama berolahraga. Jika menumpuk, ini dapat menyebabkan sensasi “terbakar” yang sering dikaitkan dengan olahraga berat.
Para peneliti menemukan bahwa air alkali tanpa tambahan mineral dikaitkan dengan hidrasi yang lebih baik dan peningkatan pemanfaatan laktat, yakni akumulasi laktat yang lebih sedikit (Biology of Sport, 2017).
4. Batu ginjal
Bicara tentang batu ginjal, air alkali bisa baik bisa juga tidak. Meminum air alkali yang diperkaya kalsium dapat membuat urine lebih basa, dan secara teoritis mencegah beberapa jenis batu ginjal, seperti yang disebabkan oleh oksalat (yang mewakili sekitar 90 persen batu ginjal), dilansir Forbes. Kalsium berikatan dengan oksalat, yang merupakan senyawa alami yang ditemukan dalam makanan nabati, di usus, sehingga mencegah perkembangan batu, katanya.
Dijelaskan dalam laman WebMD, klaim kesehatan mengenai air alkali lebih bersifat penjualan dibandingkan ilmu pengetahuan. Walaupun ada, tetapi tidak banyak penelitian yang mendukungnya.
Selain itu, tubuh kita sebetulnya dapat menjaga tingkat pH tetap stabil. Ginjal adalah sistem penyaringan alami tubuh kita. Tugas mereka adalah menyeimbangkan kadar asam dalam tubuh. Jika darah menjadi terlalu asam, tubuh akan menurunkannya dengan mengeluarkan lebih banyak karbon dioksida.
Perut adalah penyeimbang yang hebat. Cairan lambung—kombinasi enzim pencernaan dan asam klorida—menetralkan semua yang kita makan dan minum. Pada dasarnya, perut akan mengasamkan kembali air alkali sebelum dapat melakukan apa pun yang dijanjikan oleh klaim kesehatannya. Dan, masih butuh banyak penelitian tentang manfaat air alkali bagi kesehatan.