5 Manfaat Sensory Play untuk Tumbuh Kembang Anak

- Sensory play berperan penting dalam pembelajaran dan perkembangan anak, sejak lahir hingga usia dini.
- Manfaat sensory play untuk tumbuh kembang anak: mendukung perkembangan otak, keterampilan bahasa, mendorong pengembangan keterampilan motorik, mendukung perkembangan sosial emosional, serta meningkatkan kreativitas dan imajinasi.
Artikel ini telah ditinjau secara medis oleh dr. Maria Christina Shycha Moenardi, SpA
Sensory play atau permainan sensorik adalah jenis permainan yang melibatkan semua indra anak, yang mencakup sentuhan, penciuman, penglihatan, suara, dan rasa. Tujuannya untuk mendorong eksplorasi, kreativitas, dan pembelajaran.
Selain itu, setiap pengalaman baru dengan indra berbeda yang dilewati anak saat proses sensory play dapat membangun koneksi saraf otak. Makin sering sensory play dilakukan, maka arsitektur otak akan makin berkembang.
Sensory play juga mengatasi dua sistem sensorik yang sering diabaikan, yaitu sistem proprioseptif dan vestibular. Nah, indra proprioseptif ini mengacu pada kesadaran akan tubuh. Fungsi indra ini membantu membantu anak untuk mengetahui posisi bagian tubuh satu sama lain dan memberi tahu seberapa besar gaya yang perlu anak keluarkan ketika memegang, mendorong, menarik, atau mengangkat benda.
Sementara itu, indra vestibular (juga dikenal sebagai indra pergerakan atau keseimbangan) memungkinkan anak untuk menjaga keseimbangan untuk beraktivitas.
Tujuan sensory play tidak selalu untuk mencapai hasil tertentu, melainkan untuk memungkinkan anak-anak bebas bereksperimen dengan bahan dan tekstur yang berbeda. Contoh sensory play yaitu bermain slime, pasir, mengendarai sepeda, permainan air, permainan imajinatif, mendengarkan musik, lukisan jari, dan masih banyak lagi.
Sensory play berperan penting dalam pembelajaran dan perkembangan anak, sejak lahir hingga usia dini. Sebab, sebagian besar pembelajaran datang melalui kemampuan dalam menggunakan indra untuk menyimpan informasi.
Nah, berikut ini beberapa manfaat sensory play untuk tumbuh kembang anak yang perlu orang tua tahu.
1. Mendukung perkembangan otak

Sensory play sangat penting untuk perkembangan otak anak, karena stimulasi sensorik sangat penting untuk integrasi sensorik dan perkembangan kognitif.
Integrasi sensorik mengacu pada kemampuan otak untuk menerima dan memproses informasi sensorik dari lingkungan dan membuat respons yang tepat. Sensory play memungkinkan anak-anak untuk terlibat dengan berbagai tekstur, suara, bau, dan pemandangan, yang membantu mengembangkan keterampilan pemrosesan sensorik anak.
Sebagai contoh, anak-anak bisa mengeksplorasi berbagai aroma dan tekstur adonan mainan, atau mendengarkan berbagai suara yang dihasilkan oleh alat musik, yang semuanya berkontribusi pada pengembangan keterampilan integrasi sensorik mereka.
Ketika anak-anak belajar mengintegrasikan informasi sensorik dari lingkungannya, maka mereka menjadi lebih siap untuk merespons situasi dan tantangan sehari-hari, sehingga menjadi landasan bagi kesuksesan dan kesejahteraan di masa depan.
Permainan sensorik juga sangat bagus untuk mendorong perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif mengacu pada bagaimana anak-anak berpikir, mengeksplorasi, dan memahami dunia di sekitar mereka. Nah, sensory play mendukung pembelajaran melalui eksplorasi, rasa ingin tahu, pemecahan masalah, dan kreativitas dengan membangun hubungan pikiran dan tubuh.
Aktivitas seperti melukis dengan jari dan memainkan alat musik bisa merangsang pikiran dan membangun koneksi saraf di otak, yang akan membantu pembelajaran dan penyimpanan informasi menjadi lebih mudah seiring pertumbuhannya.
Jean Piaget (1896–1980) psikolog dari Swiss menyarankan bahwa anak-anak perlu rangsangan dan pengalaman lingkungan untuk memandu perkembangan kognitif mereka. Melalui sensory play, Piaget menyarankan agar anak-anak mencerna pengetahuan baru dan menyimpannya untuk referensi di kemudian hari. Intinya, menurutnya jenis permainan ini merupakan kunci perkembangan otak anak.
2. Mendukung keterampilan bahasa

Keterampilan bahasa anak berkembang secara alami melalui sensory play. Saat anak berpartisipasi dalam permainan apa pun, termasuk sensory play, maka anak belajar melalui lingkungannya dan mempelajari cara-cara untuk mengomunikasikan emosi, keinginan, dan kebutuhan.
Dengan melibatkan indranya, maka anak akan belajar bagaimana menggambarkan apa yang mereka lakukan dan bagaimana rasanya, dan pada akhirnya menggunakan kata-kata yang lebih deskriptif untuk berkomunikasi.
Selain itu, keterampilan bahasa lisan yang kuat yang mereka bentuk dengan cara tersebut nantinya bisa menjadi landasan untuk belajar membaca.
Sementara itu, saat anak-anak menggunakan otot-otot di jari mereka dan tangan mereka selama sensory play, mereka membangun keterampilan menulis, yang dibutuhkan untuk bahasa tertulis.
3. Mendorong pengembangan keterampilan motorik

Aktivitas sensory play membantu anak mengembangkan keterampilan motorik, yang penting untuk kekuatan fisik dan gerakan.
Anak-anak menggunakan keterampilan motorik setiap hari untuk beraktivitas, seperti berjalan, merangkak, dan melakukan tugas-tugas seperti membuka resleting.
Keterampilan motorik halus dibutuhkan untuk tugas-tugas yang memerlukan gerakan otot kecil seperti mengikat sepatu, menulis, dan mengencangkan resleting pakaian.
Melalui permainan taktil yang berfokus pada membangun, menuang, dan mencampur, maka anak membangun kemampuannya untuk menggunakan kelompok otot kecil dan mengoordinasikan gerakan. Mengerjakan adonan mainan dan melukis dengan jari sangat baik untuk mengembangkan keterampilan motorik halus anak.
Sementara itu, keterampilan motorik kasar sangat penting untuk aktivitas yang membutuhkan gerakan otot besar seperti duduk, merangkak, berlari, dan melompat. Aktivitas sensorik seperti melompat di atas trampolin bisa meningkatkan pengembangan keterampilan motorik kasar.
4. Mendukung perkembangan sosial emosional

Perkembangan sosial emosional, melibatkan pengaturan emosi dan membangun hubungan positif dengan teman sebaya dan orang dewasa. Aktivitas sensory play seperti bermain air atau membuat musik bisa memberi efek menenangkan dan mendukung regulasi emosi anak.
Saat anak-anak bisa mengelola emosinya secara efektif, mereka akan lebih mampu memecahkan masalah, berkolaborasi, dan berinteraksi secara kooperatif dengan teman-temannya. Melempar bola, bermain kejar-kejaran, dan bermain mengikuti pemimpin, merupakan aktivitas yang bagus untuk mendorong perkembangan sosial emosional anak.
Orang tua juga bisa menggunakan aktivitas sensorik untuk mendorong perhatian. Sama seperti orang dewasa, perhatian anak-anak juga mudah teralihkan. Itu bisa menimbulkan tantangan seperti kesulitan mengelola emosi atau kesulitan mengendalikan perilaku.
Untuk mengatasinya, orang tua bisa mengajarkan keterampilan mindfulness pada anak. Mindfulness adalah tentang menyadari sepenuhnya apa yang terjadi pada saat ini. Di dunia yang serba cepat saat ini, banyak orang menjalani rutinitas sehari-hari tanpa sepenuhnya menyadari apa yang terjadi di sekitar mereka.
Penelitian menunjukkan bahwa keterampilan mindfulness bermanfaat bagi otak anak dan rentang perhatian mereka juga meningkat. Selain itu, kesehatan mental juga akan menjadi lebih baik dan lebih tahan terhadap stres.
Perlu diketahui bahwa keterampilan mindfulness ini juga berkaitan erat dengan aktivitas sensorik. Berikut beberapa cara sederhana namun efektif untuk mengajarkan keterampilan mindfulness kepada anak:
- Berpura-pura berjalan di atas es tipis: Ajari anak untuk lebih sadar akan tubuh dan gerakannya. Katakan kepada mereka untuk berpura-pura sedang berjalan di es tipis dan mereka harus bergerak perlahan dan berhati-hati. Orang tua bisa mengatakan, "Angkat kaki kanan secara perlahan dan turunkan kembali dengan hati-hati."
- Fokus pada aroma: Aroma merupakan cara yang bagus untuk membantu anak menjadi lebih sadar akan keadaannya saat ini. Cara mudah untuk melatih indra penciumannya yaitu dengan memberinya sesuatu yang beraroma, seperti toples berisi bumbu, bunga, atau kulit jeruk. Ajak anak untuk memejamkan mata dan berkonsentrasi pada apa yang mereka cium. Setelah itu, tanyakan kepada anak tentang apa pendapatnya tentang bau tersebut.
- Menikmati rasa makanan: Cara untuk melibatkan indra perasa anak adalah dengan mendorong mereka untuk menikmati rasa. Beri anak makanan tertentu, seperti permen atau kismis. Setelah itu, suruh anak untuk melihat potongan. Kemudian, suruh mereka memasukkannya ke dalam mulut, tetapi beri tahu anak untuk tidak mengunyahnya. Sebaliknya, instruksikan kepada mereka untuk memperhatikan rasanya. Mereka mungkin merasakan tekstur atau rasa yang belum pernah mereka sadari sebelumnya.
- Fokus pada pernapasan: Cara sederhana untuk menenangkan pikiran anak adalah dengan mengajarinya memperhatikan pernapasan. Dorong anak untuk menutup mata dan fokus pada pernapasan. Ajari anak untuk kembali mengamati napas saat pikirannya mengembara. Latihan ini seharusnya tidak mengubah pernapasan mereka. Hal ini membantu mereka menjadi lebih sadar akan napas mereka dan bagaimana perasaan tubuh dan paru-paru mereka ketika mereka sadar.
5. Meningkatkan kreativitas dan imajinasi

Sensory play merupakan cara yang luar biasa untuk meningkatkan kreativitas dan imajinasi pada anak kecil. Sebab, aktivitas ini mendorong anak untuk mengeksplorasi lingkungannya dan terlibat dengan berbagai materi secara bebas dan tidak terstruktur.
Jenis permainan terbuka ini memungkinkan anak-anak untuk menggunakan imajinasinya dan kreativitasnya, ketika mereka bereksperimen dengan tekstur, bentuk, dan warna yang berbeda, dan menciptakan pengalaman unik mereka sendiri.
Jenis-jenis sensory play

Berikut jenis sensory play berdasarkan panca indra, serta dua tambahan karakteristik permainan berdasarkan gerakan dan keseimbangan:
- Permainan taktil (sentuhan): Ini merupakan permainan yang menggunakan indra sentuhan. Ketika anak-anak berinteraksi dengan dunia sekitar melalui sentuhan, mereka belajar tentang rangsangan sensorik penting seperti suhu, tekanan, tekstur, getaran, dan banyak lagi.
- Sensory play pendengaran: Permainan auditori membantu anak membedakan suara dan mengembangkan pendengarannya. Berikan anak sendok kayu dan panci, dan lihat bagaimana mereka mengeksplorasi suara melalui permainan.
- Sensory play visual: Sistem sensorik visual berkaitan erat dengan sistem auditori dan vestibular. Permainan visual membantu mengembangkan penglihatan anak. Bermain dan mengidentifikasi warna dan pola merupakan cara yang menyenangkan untuk mendorong sensory play visual.
- Sensory play penciuman dan pengecapan: Penciuman berkaitan dengan indra pengecap. Hal ini juga berhubungan langsung dengan indra perasa. Lebih sulit untuk mengukur kapan seorang anak menggunakan indra penciuman dan perasaannya, tetapi contoh yang jelas adalah ketika anak mencium bunga atau menguji rasa makanan baru. Anak bisa mengembangkan indra tersebut melalui permainan yang mendorong eksplorasi rasa dan penciuman.
- Sensory play proprioseptif: Bentuk permainan ini berkaitan dengan persepsi spasial tubuh, dan mengajarkan anak untuk menggerakkan tubuhnya tanpa harus melihat bagian tubuh tertentu yang coba digerakkan. Ini paling baik dikembangkan melalui aktivitas sensorik seperti melompat, mendorong, menarik, dan bergerak sebebas mungkin dan sangat berdampak pada perkembangan fisik dan kemampuan atletik anak.
- Sensory play vestibular: Sistem vestibular terletak di dalam telinga bagian dalam anak, dan bertanggung jawab atas keseimbangan dan koordinasi. Aktivitas sensorik yang berkaitan dengan gerakan, baik itu melompat, memanjat, mengayun, atau berguling-guling, membangun koneksi saraf pada tubuh anak. Ditambah lagi, ini akan membangun koneksi dalam sistem vestibular, membantu perkembangan fisik anak.
Rekomendasi sensory play untuk bayi, balita, dan anak usia prasekolah

Pada setiap usia dan tahapan, sensory play bisa berubah dan beradaptasi untuk anak-anak segala usia. Sebagai contoh, kegiatan yang diperuntukkan bagi anak-anak kecil dan bayi masih bisa digunakan untuk anak-anak yang lebih besar, tetapi dengan tambahan untuk pengembangan, misalnya dengan tambahan fokus pada bicara untuk mengembangkan keterampilan verbal.
Berikut rekomendasi sensory play untuk bayi, balita, dan anak usia prasekolah:
- Sensory play untuk bayi: Sensory play harus fokus untuk mendukung perkembangan awal pancaindra. Sensory play pada bayi mendukung perkembangan penglihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman, dan rasa, untuk membantu mereka mulai memahami dunia di sekitarnya. Aktivitas yang berfokus pada warna dan tekstur merupakan yang terbaik untuk usia ini. Contohnya membuat kotak harta karun dengan bahan dan kain berbeda yang bisa mereka sentuh dan rasakan.
- Sensory play untuk balita: Sensory play pada balita bisa lebih fokus pada kreativitas dan memungkinkan anak untuk berekspresi, tetapi tetap mendukung perkembangan sensoriknya. Jalan-jalan sensorik yang mencakup mengumpulkan daun-daun yang jatuh yang bisa mereka bawa pulang untuk dibuat karya seni. Itu merupakan pengalaman interaktif yang akan dinikmati balita. Sementara itu, ketika berjalan-berjalan atau menciptakan karya seni, mendeskripsikan apa yang dilihat, dengar, rasakan, dan cium, membantu mendukung perkembangan bicara serta perkembangan sensoriknya.
- Sensory play untuk anak-anak prasekolah: Sensory play untuk anak-anak prasekolah bisa memberikan lebih banyak otonomi kepada anak, dengan permainan terbuka yang mana mereka bebas bereksplorasi. Contohnya seperti menutupi lantai atau dinding dengan kertas dan meletakkan perlengkapan seni di dekatnya, sehingga mereka bisa memilih bagaimana dan di mana untuk melakukannya. Selain itu, kegiatan sensory play untuk anak usia prasekolah juga bisa melibatkan memasak resep sederhana bersama orang dewasa, seperti membuat kue.
Sensory play mendorong pembelajaran melalui eksplorasi, rasa ingin tahu, pemecahan masalah, dan kreativitas. Ketika anak terlibat dalam sensory play, mereka membantu otaknya berkembang dan belajar dari aspek tertentu di lingkungannya.
Selain itu, sensory play juga membantu anak-anak untuk berinteraksi dan memahami dunia di sekitar mereka. Alam sering kali dapat menjadi teman terbaik anak dalam hal sensory play.
Referensi
Cleveland Clinic Health Essentials. Diakses pada Agustus 2024. The Benefits of Sensory Play For Your Child.
Only About Children. Diakses pada Agustus 2024. Exploring the Benefits of Sensory Play for Children.
Parents. Diakses pada Agustus 2024. Why Sensory Play Is Important for Kids.
Forbes. Diakses pada Agustus 2024. The Power Of Sensory Play In Childhood Development.