Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
wonderwall.sg

Ada beragam cara untuk sehat. Salah satunya adalah memperhatikan pola makan, misalnya menjadi vegetarian yang terbukti secara ilmiah membawa manfaat kesehatan. Tak kuat di tengah jalan karena ingin makan daging? Hmm, mungkin kamu lebih cocok menjadi flexitarian. Pola makan seperti apa itu?

Flexitarian alias flexible vegetarian mengarahkanmu pada gaya hidup yang tinggi konsumsi sayur dan buah, tetapi lebih fleksibel ketimbang vegetarian.

Re.juve mengadakan webinar mengenai diet flexitarian pada Kamis (3/12/2020) dengan menghadirkan narasumber Dr. Rita Ramayulis DCN, M.Kes, selaku konsultan nutrisi; Richard Anthony, CEO dan presiden direktur dari Re.juve Indonesia; serta Astri Puji Lestari, pelaku diet flexitarian.

Ingin tahu lebih banyak tentang pola makan yang satu ini? Simak penjelasannya di bawah lebih lanjut, langsung dari ahlinya!

1. Diet flexitarian membuat pelakunya "meminjam" sedikit perilaku vegetarian

pexels.com/GM Rajib

Penduduk Indonesia adalah satu penduduk yang terkena dampak modernitas kehidupan. Semakin mudahnya akses memperoleh makanan membuat orang tidak memperhatikan pola makan bergizi seimbang.

Berdasarkan data yang dibeberkan oleh Dr. Rita, sebanyak 93,6 persen orang Indonesia masih kurang konsumsi buah dan sayur.

“Mengagetkan bukan? Mengingat Indonesia sendiri sebenarnya pemasok buah dan sayur yang besar,” komentarnya.

Untuk kembali mengingatkan tentang pola makan bergizi seimbang, Dr. Rita menyarankan kita untuk mencoba diet flexitarian. Dengan fokus memperbanyak konsumsi sayur dan buah, Dr. Rita percaya para pelakunya akan mendapat banyak manfaat kesehatan.

“Sayur dan buah mengoptimalkan reaksi metabolisme tubuh, menjadi sumber air, sumber serat, sumber vitamin dan mineral, hingga sumber zat fitokimia,” ujar Dr. Rita menjelaskan manfaat kesehatan menjadi flexitarian.

2. Diet flexitarian bisa jadi upaya untuk mencegah penyakit

Editorial Team

Tonton lebih seru di