Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Unsplash/Elijah O'Donnell

Borderline personality disorder (BPD) adalah gangguan mental yang ditandai oleh pola suasana hati, citra diri, dan perilaku yang tak menentu. Gejala-gejala ini sering mengakibatkan tindakan impulsif dan masalah dalam suatu hubungan. Orang dengan gangguan kepribadian seperti ini biasanya mengalami episode kemarahan, depresi, dan kecemasan yang dapat berlangsung dari beberapa jam hingga berhari-hari.

Pada umumnya, gangguan mental ini terjadi pada remaja dan masa dewasa. Untuk lebih jauh lagi mengenal tentang gangguan mental yang satu ini, berikut penjelasannya.

1. Tanda dan gejala seseorang mengalami borderline personality disorder

Unsplash/Kat J

Orang dengan borderline personality disorder (BPD) cenderung melihat hal-hal secara ekstrem seperti semuanya baik atau buruk. Pendapat mereka tentang orang lain juga bisa berubah dengan cepat.

Seseorang yang dilihat sebagai teman suatu hari dapat dianggap sebagai musuh atau pengkhianat di hari lainnya. Akibatnya, pergeseran perasaan ini dapat menyebabkan hubungan yang intens dan tidak stabil.

Tidak mudah melihat gejala-gejala penderita borderline personality disorder dengan gangguan mental lainnya. Namun, secara umum mereka memiliki gejala seperti di bawah ini:

  • Memiliki ketakutan yang besar atas rasa pengabaian dan ditinggal. Mereka akan merasakan depresi, marah, panik, hingga tindakan heboh jika benar-benar ditinggalkan.
  • Memiliki pola hubungan yang tidak stabil dengan keluarga, teman, dan orang yang dicintai, bahkan sering berubah dari kedekatan dan cinta yang ekstrem (idealisasi) ke ketidaksukaan atau kemarahan yang ekstrem (devaluasi)
  • Perilaku ingin bunuh diri yang berulang atau merusak diri sendiri, seperti menyayat urat nadi sebagai respon terhadap ketakutan akan perpisahan atau penolakan.
  • Sering merasa hampa dan bosan yang kronis.
  • Kesulitan mempercayai, yang terkadang disertai dengan ketakutan irasional terhadap niat orang lain.
  • Memiliki pikiran paranoid yang terkait stres atau gejala disosiatif yang serius seperti merasa terpisah dari diri sendiri, mengamati diri sendiri dari luar tubuh, atau kehilangan hubungan dengan realita.

Tidak semua orang dengan borderline personality disorder (BPD) mengalami setiap gejala. Beberapa individu hanya mengalami beberapa gejala, sementara yang lain memiliki banyak gejala. Satu tanda yang paling berbahaya dari penderita borderline personality disorder adalah 4-9% dari mereka memiliki kecenderungan untuk bunuh diri dan menyakiti diri sendiri.

2. Apa faktor penyebab borderline personality disorder?

samaa.tv

Penyebab borderline personality disorder (BPD) memang belum bisa diketahui dengan jelas, tetapi penelitian menunjukkan bahwa genetika, struktur, fungsi otak, dan faktor lingkungan, budaya, serta sosial memainkan peran, atau dapat meningkatkan risiko untuk mengembangkan gangguan yang satu ini.

Orang-orang yang memiliki anggota keluarga dekat, seperti orang tua atau saudara kandung dengan gangguan tersebut mungkin berisiko lebih tinggi terkena borderline personality disorder.

Studi juga menunjukkan bahwa penderita BPD memiliki perubahan struktural dan fungsional di otak terutama di daerah yang mengendalikan impuls dan regulasi emosional. Tetapi tidak jelas apakah perubahan ini merupakan faktor risiko gangguan tersebut, atau disebabkan oleh gangguan tersebut.

Faktor lainnya adalah budaya dan sosial. Banyak penderita BPD menyatakan jika mereka mengalami peristiwa kehidupan traumatis, seperti pelecehan, pengabaian, atau kesulitan selama masa kanak-kanak. 

3. Diagnosis penderita borderline personality disorder

chehimilaw.com

Jika seseorang merasa mengalami gejala-gejala gangguan ini sangat dianjurkan untuk dilakukan diagnosis kepada ahlinya seperti psikiater dan psikolog. Diagnosis yang biasanya dilakukan oleh profesional tersebut adalah wawancara secara menyeluruh tentang pasien, termasuk gejala yang dirasakan, dan riwayat gangguan mental dalam keluarga.

Borderline personality disorder sering terjadi dengan gangguan mental lainnya. Gangguan yang terjadi bersamaan dapat membuat diagnosis dan pengobatan lebih sulit, terutama jika gejala penyakit lain saling tumpang tindih. Misalnya, seseorang dengan borderline personality disorder mungkin lebih cenderung mengalami gejala depresi, gangguan bipolar, gangguan kecemasan, gangguan penggunaan zat, atau gangguan makan.

4. Pengobatan melalui psikoterapi

verywellmind.com

Psikoterapi merupakan langkah pertama untuk penderita borderline personality disorder. Seorang terapis biasanya memberikan pengobatan one-on-one antara terapis dan pasien, ataupun perawatan dalam pengaturan kelompok.

Sesi kelompok yang dipimpin oleh terapis dapat membantu mengajar orang-orang dengan gangguan ini bagaimana berinteraksi dengan orang lain dan bagaimana mengekspresikan diri mereka secara efektif.

Hal yang paling penting dalam pengobatan ini adalah ikatan dan kepercayaan dari sang pasien dengan sang terapis. Dua jenis terapi yang biasanya digunakan dalam psikoterapis untuk sang pasien adalah:

  • Dialectical Behavior Therapy (DBT): Jenis terapi ini dikembangkan untuk individu dengan borderline personality disorder. DBT menggunakan konsep mindfulness dan penerimaan atau menyadari dan memperhatikan situasi saat ini dan keadaan emosional. DBT juga mengajarkan keterampilan yang dapat membantu mengelola amarah, mengurangi sikap menyakiti diri sendiri dan peningkatan kualitas kehidupan sosial.
  • Cognitive Behavioral Therapy (CBT): Jenis terapi ini dapat membantu orang-orang dengan borderline personality disorder untuk mengidentifikasi dan mengubah keyakinan dan perilaku inti yang mendasari persepsi yang tidak akurat tentang diri mereka sendiri dan orang lain, serta masalah berinteraksi dengan orang lain. CBT juga dapat membantu mengurangi berbagai gejala suasana hati, kecemasan, dan mengurangi jumlah perilaku bunuh diri atau merugikan diri sendiri.

5. Pengobatan melalui medis

sandiego.gov

Obat-obatan biasanya tidak digunakan sebagai pengobatan utama untuk penderita borderline personality disorder. Namun dalam beberapa kasus, seorang psikiater dapat merekomendasikan obat untuk mengobati gejala tertentu seperti depresi, mood swing, dan gejala gangguan mental lainnya.

Obat-obatan tertentu dapat menyebabkan efek samping yang berbeda pada orang yang berbeda. Bicaralah dengan dokter tentang apa yang diharapkan dari obat tertentu. Perawatan dengan obat-obatan mungkin memerlukan perawatan lebih dari satu tenaga profesional medis.

Itulah beberapa fakta yang harus kamu ketahui tentang borderline personality disorder. Sangat penting untuk memahaminya lebih awal agar tak terjadi hal yang tidak diinginkan.

 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team