Mengenal Imposter Syndrome: Apakah Sukses adalah Keberuntungan?

Dilansir dari International Journal of Behavior Science, Imposter Syndrome atau Sindrom Penipu adalah pola psikologis dimana seseorang meragukan prestasinya sendiri dan merasa takut dia akan terungkap sebagai penipu. Menurut Harvey & Katz sindrom ini dapat menimbulkan tekanan dan kebiasaan maladaptif.
Sindrom ini pertama kali dibicarakan oleh Dr Pauline Clance pada tahun 1985 dalam penelitiannya bahwa seseorang yang mengalami sindrom penipu merasa ia mencapai kesuksesan hanya karena keberuntungan bukan karena ketrampilan dan pengalamannya. Imposter Syndrome tidak masuk dalam klasifikasi daftar penyakit dalam DSM maupun ICD.Yuk, simak penjelasan lengkapnya!
1. Merasa tidak layak mendapatkan kesuksesan
Sering merasa tidak pantas atas kesuksesan yang didapat dan khawatir bila semua orang akan mengetahuinya, hal ini merupakan tanda seseorang mengalami sindrom penipu. Perasaan ini muncul ketika kita mencapai suatu pencapaian tertinggi, misalnya merasa tidak pantas mendapat jabatan yang baik, meraih penghargaan, atau masuk di Universitas ternama karena kebetulan dan keberuntungan semata.